Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Deretan Pemenang JAFF19, Film Yohanna Karya Razka Robby Raih 5 Penghargaan
9 Desember 2024 17:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-19 resmi berakhir pada 7 Desember 2024 di Yogyakarta. JAFF19 mencatatkan angka kunjungan tertinggi dengan 24.462 penonton dan menayangkan 182 film dari 25 negara. Festival ini juga menjadi ajang penghargaan bagi karya-karya sinema yang berkompetisi di berbagai kategori.
ADVERTISEMENT
Dalam Main Competition dengan Amanda Nell Eu, Gina S. Noer, dan Julien Rejl sebagai juri, Golden Hanoman diberikan kepada Happyend karya Neo Sora. Film ini mengangkat perjuangan pemuda Jepang melawan sistem represif dalam konteks pengawasan massal. Sementara itu, Silver Hanoman diberikan kepada Viet and Nam karya Trương Minh Quý, sebuah kisah cinta berlatar Vietnam yang belum sepenuhnya pulih dari bayang-bayang perang dan rasa kehilangan.
Penghargaan NETPAC Award, dengan Ariani Darmawan, Intan Paramaditha, dan Latika Padgaonkar sebagai juri, diraih oleh Ma - Cry of Silence karya The Maw Naing. Film ini mengangkat perjuangan pekerja remaja perempuan melawan struktur ekonomi yang opresif. Selain itu, film ini juga meraih Geber Award karena pendekatan sinematiknya yang menonjolkan atmosfer sunyi dan penderitaan para tokohnya.
ADVERTISEMENT
Blencong Award, dengan Anggun Priambodo, Oh Jung-Wan, dan Sheila Dara Aisha sebagai juri, diraih oleh When the Wind Rises karya Hung Chen, yang mengangkat cerminan perilaku manusia dengan balutan humor dan emosi. Film ini juga memperoleh JAFF Student Award atas pesannya tentang isu lingkungan melalui representasi masyarakat yang ditampilkan dalam setiap frame.
Pada kategori Indonesian Screen Awards dengan Anthony Chen, Liz Shackleton, dan Shozo Ichiyama sebagai juri, Yohanna karya Razka Robby Ertanto mendominasi dengan memenangkan lima penghargaan, yakni Best Film, Best Directing, Best Storytelling, Best Performance, dan Best Cinematography. Para pemeran utamanya, Laura Basuki, Kirana Putri Grasela, dan Iqua Tahlequa, mendapat pujian dari juri atas penampilan yang alami dan memikat.
ADVERTISEMENT
Sutradara film Yohanna, Razka Robby Ertanto, mengungkapkan perasaannya atas kemenangan ini.
“Nggak nyangka banget karena bikin filmnya lumayan perjuangan. Seneng banget diapresiasi sama JAFF,” kata Razka.
Ia juga menambahkan bahwa penghargaan-penghargaan yang diraih film Yohanna merupakan bonus dari kerja keras bersama.
"Sangat berharga, ya, karena penghargaaan ini adalah bonus dari kerja keras. Kita semua berkolaborasi bersama menghasilkan cerita dan akhirnya dapat penghargaan ini," ujarnya.
Penghargaan Special Mention untuk kategori Light of Asia diberikan kepada Anita, Lost in the News karya Behzad Nalbandi, yang menampilkan narasi visual dan emosional tentang kisah yang belum banyak terungkap.
Selain itu, penghargaan Best Editing diberikan kepada Akhmad Fesdi Anggoro untuk film Queen of Witchcraft.
Peraih penghargaan Best Editing, Akhmad Fesdi Anggoro, mengungkapkan perasaannya terhadap penghargaan yang diperoleh.
ADVERTISEMENT
"Tentu senang banget karena saya tumbuh dan besar itu dari JAFF, jadi saya selalu mengikuti JAFF dari tahun ke tahun, hingga sampai sekarang, jadi sebuah festival yang bergengsi, prestise terbesar di Indonesia dan mungkin juga di Asia Tenggara gitu," jelas Akhmad.
Akhmad juga menambahkan bahwa ia merasa profesinya dihargai.
“Tentu senang banget ya, karena ini kan penghargaan untuk profesi gitu. Bagi saya sebagai editor, tentu merasa sangat dihargai, terus merasa sangat diapresiasi gitu. Apalagi ini JAFF yang memberikan, jadi ya itu buat saya luar biasa sekali,” jelas Akhmad.
Dengan berbagai penghargaan yang diberikan, JAFF19 menunjukkan keberagaman karya sinema Asia serta memberikan ruang bagi film-film berkualitas untuk dihargai di panggung internasional.
ADVERTISEMENT