Pernah Sadar Tak Ada Apoteker Khusus Hewan di Indonesia? Kampusnya Saja Tak Ada

Konten Media Partner
25 Januari 2022 16:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apotek khusus hewan satu-satunya di Indonesia yang ada di UGM. Foto: Dok. UGM
zoom-in-whitePerbesar
Apotek khusus hewan satu-satunya di Indonesia yang ada di UGM. Foto: Dok. UGM
ADVERTISEMENT
Jangan tanyakan seberapa banyak hewan ternak di Indonesia. Banyak sekali. Untuk hewan peliharaan? Lebih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Survei yang dilakukan oleh Rakuten Insight, sebuah lembaga yang dibentuk kelompok usaha eceran Rakuten di Tokyo, Jepang, menunjukkan hampir separuh penduduk Indonesia memiliki kucing sebagai hewan peliharaan. Survei yang dilakukan pada Januari 2021 dan melibatkan 97.000 responden dari 12 negara di Asia termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa 46 persen responden dari Indonesia memiliki kucing dan 10 persen memelihara anjing.
Jumlah itu, diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tren memelihara hewan yang juga makin tinggi beberapa tahun terakhir.
Namun, di balik banyaknya pemilik hewan ternak dan hewan peliharaan, ternyata tak ada satu pun perguruan tinggi di Indonesia yang punya jurusan atau program studi farmasi veteriner atau farmasi hewan untuk menghasilkan apoteker-apoteker di apotek hewan. Bahkan, saat ini di Indonesia baru ada satu apotek hewan, yakni Apotek Veteriner UGM yang diresmikan 2018 silam.
ADVERTISEMENT
Padahal, apotek hewan atau veteriner inilah yang akan jadi pusat penjualan obat-obatan untuk hewan, pelayanan kesehatan hewan, serta penyedia alat-alat kesehatan untuk hewan. Namun, mendirikan apotek veteriner bukanlah pekerjaan gampang, terutama untuk mencari sumber daya manusia atau apoteker veteriner yang kompeten.
“Karena itu kita butuh jurusan atau program studi farmasi veteriner untuk menyediakan tenaga-tenaga yang kompeten dan memang disiapkan untuk itu,” kata Guru Besar di Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM yang juga ikut berkontribusi dalam pendirian Apotek Veteriner UGM, Siti Isrina Oktvia Salasia, Rabu (19/1).
Guru Besar di Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Siti Isrina Oktvia Salasia
UGM menurut Isrina sedang dalam proses untuk mendirikan program studi Farmasi Veteriner. Mereka bahkan telah menjalin komuniksi dengan Kementerian Pertanian dan mendapat respons positif. Bahkan, Organisasi Pangan Dunia (FAO), menurut Isrina juga memberikan dukungan yang positif karena pendirian prodi ini selaras dengan isu pangan dunia tentang anti-microbial resistant (AMR) yang disebabkan pemberian obat-obatan tidak standar kepada hewan ternak.
ADVERTISEMENT
Saat ini, mereka masih dalam tahap penyusunan dan penetapan naskah akademik sebagai dasar pendirian prodi baru tersebut. Rencananya, prodi ini akan didirikan di program pascasarjana, sehingga sarjana farmasi maupun kedokteran hewan nantinya bisa melanjutkan ke prodi tersebut.
“Targetnya harusnya secepatnya, saat ini kami masih dalam tahap penyusunan dan penetapan naskah akademik,” ujar Isrina.
Ketua Tim Pembentukan Apotek Veteriner UGM yang juga dosen di Fakultas Kedokterann Hewan UGM, Agustina Dwi Wijayanti, juga mengatakan bahwa pembentukan prodi farmasi veteriner ini sangat penting untuk mendorong perkembangan apotek veteriner. Dia berharap, dengan dibukanya prodi farmasi veteriner ini nantinya akan diikuti dengan pendirian apotek-apotek veteriner lain di Indonesia.
“Selama ini farmasisnya kami kami bekerja sama dengan Fakultas Farmasi, tapi ke depan kita memerlukan apoteker yang khusus,” kata Agustina Dwi Wijayanti.
ADVERTISEMENT