Konten Media Partner

Tahun Ini, Rp 6 M Dana Keistimewaan Dialokasikan untuk Bangun 3 TPS3R di Bantul

7 Desember 2024 13:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pengolahan sampah di TPS3R Guwosari, Bantul. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Proses pengolahan sampah di TPS3R Guwosari, Bantul. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Bantul mendapat alokasi anggaran Dana Keistimewaan (Danais) sebesar Rp 6 miliar untuk pengelolaan sampah pada tahun ini. Anggaran itu dipakai untuk membangun 3 unit TPS3R di Kalurahan Potorono, Bantul, dan Caturharjo.
ADVERTISEMENT
“Untuk realisasi yang kami gunakan ada Rp 5,5 miliar,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Bambang Purwadi Nugroho, saat ditemui Pandangan Jogja pada Kamis (5/12).
Selain untuk pembangunan 3 TPS3R tersebut, Dana Keistimewaan juga dipakai untuk pembuatan Detail Engineering Design (DED) masing-masing TPS3R serta pembangunan Zona Inti Gumuk Pasir Pantai Parangtritis.
“Mudah-mudahan dengan Danais ini bisa kita selesaikan dengan baik,” ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Bambang Purwadi Nugroho. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Tak hanya disalurkan melalui Pemkab Bantul, Danais kata dia juga ada yang langsung disalurkan ke Pemerintah Kalurahan untuk melakukan penanganan sampah melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK).
Beberapa kalurahan yang mendapat Dana Keistimewaan untuk pengelolaan sampah tahun ini seperti Kalurahan Guwosari di Pajangan, Panggungharjo di Sewon, dan Karangtengah di Imogiri.
ADVERTISEMENT
“Dan bahkan ke depan kami juga akan dibantu 5 titik optimalisasi TPS3R di wilayah pantai selatan yang tersebar di wilayah Depok, Srandakan, dan Sanden,” lanjutnya.
Optimalisasi TPS3R di pantai selatan ini menurutnya sangat penting untuk menangani sampah wisata, mengingat saat ini Bantul sedang fokus mendorong pertumbuhan wisata yang lebih masif.
Saat ini, produksi sampah di Bantul kata dia mencapai 95 ton sampah per hari, dengan volume sampah organik sekitar 55 persen.
Pengelolaan sampah di TPS3R Panggungharjo, Bantul. Foto: DPRD DIY
Sembari menunggu semua fasilitas pengolahan sampah rampung dan siap beroperasi, Pemkab Bantul menurutnya terus berusaha untuk mengurangi sampah dari hulu melalui pemilahan, salah satunya dengan adanya bank sampah.
Saat ini, ada sekitar 512 bank sampah yang tersebar di seluruh wilayah Bantul. Selain itu, ada juga gerakan sedekah sampah yang kini sudah ada lebih dari 350 titik.
ADVERTISEMENT
“Itu inisiatif masyarakat dan kita selalu menerjunkan tim untuk melakukan edukasi, bekerja sama dengan pemerintah kalurahan dan kapanewon. Sehingga memang diharapkan nanti muncul yang namanya kalurahan mandiri sampah atau bebas sampah,” ujar Bambang Purwadi Nugroho.
Partisipasi masyarakat menurutnya sangat penting untuk mengurangi sampah yang ada di Bantul, terlebih ke depan akan dilaksanakan program Makan Bergizi Gratis yang berpotensi menambah produksi sampah.
“Kalau hanya bertumpu pada pemerintah, masyarakat tidak melakukan reduce atau memilah, maka itu menjadi berat bagi kita semua,” tegasnya.