Konten Media Partner

Tan Jin Sing: Orang Jawa Jadi Tionghoa, Bupati Jogja, Penemu Candi Borobudur

10 Februari 2024 9:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tan Jin Sing. Foto: Istimewa/Wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Tan Jin Sing. Foto: Istimewa/Wikipedia
ADVERTISEMENT
Tan Jin Sing, Bupati pertama Yogyakarta diyakini memiliki peran sebagai pembuka jalan penemuan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Meski memiliki nama Tionghoa, tapi dia adalah keturunan Jawa asli.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh tokoh masyarakat Tionghoa Kampung Ketandan Yogyakarta, Tjundaka Prabawa.
Ia menjelaskan bahwa Tan Jin Sing adalah anak Demang Beber dari Wonosobo dengan Raden Ayu Patrawijaya, putri Sunan Amangkurat IV, nama aslinya Raden Luwar.
Namun saat masih di dalam kandungan, sang ayah meninggal dunia. Saat lahir, ia diadopsi oleh seorang kapitan Tionghoa, yakni Oei The Long, yang tidak memiliki keturunan. Oei kemudian mengganti nama Raden Luwar menjadi Tan Jin Sing.
“Jadi Tan Jin Sing itu sebenarnya dia orang Jawa yang jadi Tionghoa,” kata Tjundaka Prabawa kepada Pandangan Jogja, Rabu (7/2).
Rumah Tan Jin Sing. Foto: Dok. House of Kapitan Tan Djin Sing
Sebagai Bupati Jogja, Tan Jin Sing menjadi orang kepercayaan Sultan Hamengku Buwono III, Raja Kasultanan Yogyakarta kala itu. Tapi tak cuma itu, ia juga diyakini menjadi sosok yang membuka jalan penemuan Candi Borobudur setelah sekian lama terkubur.
ADVERTISEMENT
“Dia lah yang menemukan Candi Borobudur, terpendam beberapa ratus tahun,” lanjutnya.
Hal itu bermula saat ia bertemu dengan Raffles. Dalam pertemuan itu, Raffles menunjukkan ketertarikannya terhadap candi-candi di Jawa.
Tan Jin Sing lalu ingat bahwa mandornya semasa kecil dulu mengatakan pernah melihat sebuah candi yang sangat besar di Desa Bumisegoro, dekat Muntilan. Mendengar hal itu, Raffles kemudian meminta Tan Jin Sing untuk membuka jalan menuju candi tersebut.
“Dan benar saja, Tan Jin Sing menemukan sebuah candi yang sangat besar tapi sudah ditumbuhi semak belukar dan bagian bawahnya terkubur dalam tanah,” ujar Tjundaka.