Tepis Stigma Perusak Alam, Pebonsai di Bantul Fokus Budidayakan Bibit Sendiri

Konten Media Partner
12 Januari 2022 17:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koordinator Wilayah Piyungan PPBI Cabang Bantul, Gunardi, sedang merawat bonsai hasil budidayanya sendiri. Foto: Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator Wilayah Piyungan PPBI Cabang Bantul, Gunardi, sedang merawat bonsai hasil budidayanya sendiri. Foto: Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
Bertahun-tahun lamanya, stigma perusak hutan melekat pada para penghobi bonsai. Pasalnya, selama ini memang banyak para pebonsai yang mengambil bibit-bibit pohon dari dalam hutan untuk dijadikan bonsai. Namun, para pecinta bonsai yang tergabung dalam Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Bantul, punya cara untuk menghapus stigma itu.
ADVERTISEMENT
Koordinator Wilayah Piyungan PPBI Cabang Bantul, Gunardi, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, para penggemar bonsai di Bantul sudah mulai membudidayakan bibit bonsai sendiri.
Dua tahun silam, Korwil Piyungan bahkan telah membuka kebun pembibitan bonsai bersama yakni di Ground Bonkopi (Bonsai Korwil Piyungan) I di Dusun Nyamplung, Desa Srimulyo dengan luas sekitar setengah hektar. Tak hanya itu, di Piyungan kini juga memiliki enam kebun pembibitan dan pembesaran yang dimiliki oleh perorangan.
“Ini upaya kita, supaya para pecinta bonsai itu tidak lagi ndongkel (mengambil) pohon dari hutan,” kata Gunardi ketika ditemui di kediamannya di Piyungan, Sabtu (8/1).
Siram-siram di Pusat Pembibitan Bonsai Ground Bankopi I Piyungan. Foto: Widi Erha Pradana
Ada berbagai jenis bibit bonsai yang mereka tanam, mulai dari asem jawa, waru, lohansung, cemara, jenis-jenis ficus seperti beringin, preh, hingga kimeng, serta masih banyak jenis tanaman lainnya. Untuk asem jawa dan lohansung, mereka menyemai langsung dari bijinya, sedangkan untuk jenis-jenis ficus, biasanya perbanyakan dilakukan dengan cara cangkok supaya pertumbuhannya lebih cepat.
ADVERTISEMENT
“Kita pengin bilang kalau orang bonsai itu enggak sekadar ndangkel di hutan, merusak alam, image itu harus kita hilangkan. Dengan cara apa? Budidaya,” lanjutnya.
Melalui budidaya ini, mereka bukan hanya bisa mengurangi pengambilan tanaman-tanaman dari dalam hutan dan mewujudkan atmosfer bisnis bonsai yang berkelanjutan. Mereka bahkan bisa ikut berkontribusi dalam upaya penanaman hutan kembali menggunakan bibit-bibit yang mereka hasilkan.
“Misalnya ketika Merapi erupsi, PPBI mengadakan penanaman 1.000 pohon di lereng Merapi,” ujarnya.
Minggu, (9/1) kemarin, PPBI Cabang Bantul juga melakukan pembagian sekitar seribu bibit pohon gratis kepada masyarakat. Salah satu tujuannya juga untuk menepis stigma pebonsai sebagai perusak hutan dengan menunjukkan bahwa mereka kini sudah bisa menghasilkan bibit sendiri melalui budidaya, tidak lagi mengambil dari hutan.
ADVERTISEMENT
“Ini lho, pebonsai sudah enggak ndangkel dari hutan, kita malah membagikan bibit untuk mengajak semakin banyak orang yang menanam pohon,” kata Gunardi.