Konten dari Pengguna

Arti Burnout, Tanda-tanda, dan Cara Mengatasinya

Pengertian dan Istilah
Artikel yang menjelaskan pengertian dari sebuah istilah.
4 Desember 2023 15:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi burnout. Foto: Grustock/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi burnout. Foto: Grustock/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istilah "burnout" telah menjadi sorotan yang semakin penting di tengah kehidupan modern. Burnout bukanlah sekadar kelelahan atau stres biasa yang dialami seseorang.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini mencakup lebih dari itu, menjadi sebuah fenomena yang mempengaruhi kesejahteraan mental dan fisik individu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi arti dari burnout, tanda-tanda, dan cara mengatasinya.

Apa Itu Burnout?

Burnout bukan hanya tentang merasa stres atau lelah secara fisik, tetapi lebih kepada perasaan kelelahan yang mendalam, hilangnya motivasi, serta ketidakmampuan untuk mengatasi tugas-tugas yang ada. Foto: Shutterstock
Burnout bukan hanya tentang merasa stres atau lelah secara fisik, tetapi lebih kepada perasaan kelelahan yang mendalam, hilangnya motivasi, serta ketidakmampuan untuk mengatasi tugas-tugas yang ada.
Menurut American Psychological Association, burnout merupakan kondisi ketika seseorang merasa kelelahan emosional atau mental yang signifikan, kehilangan minat atau motivasi yang biasanya dimiliki terhadap pekerjaan atau aktivitas yang mereka lakukan. Ini juga sering kali disertai oleh perasaan kelelahan fisik yang intens.

Tanda-tanda Burnout

Adanya tanda-tanda burnout dapat membantu dalam pengenalan dini kondisi tersebut. Berikut ini di antaranya:
ADVERTISEMENT

1. Kelelahan yang Berkepanjangan

Salah satu tanda utama dari burnout adalah kelelahan yang tidak kunjung hilang meskipun sudah beristirahat. Ini bukan hanya kelelahan fisik, tetapi juga kelelahan mental yang sangat mengganggu. Penderitanya merasa kehilangan energi bahkan untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari yang sebelumnya dianggap mudah.

2. Penurunan Motivasi

Seseorang yang mengalami burnout cenderung kehilangan motivasi terhadap pekerjaan atau aktivitas yang mereka lakukan. Mereka merasa tidak lagi memiliki semangat atau antusiasme seperti sebelumnya. Bahkan hal-hal yang sebelumnya menyenangkan atau memberikan kepuasan, sekarang terasa membosankan atau melelahkan.

3. Perasaan Tertekan dan Cemas

Burnout seringkali disertai dengan perasaan tertekan yang berkepanjangan. Individu yang mengalaminya bisa merasa cemas atau khawatir secara terus-menerus tanpa alasan yang jelas. Ini dapat memengaruhi kualitas tidur, pola makan, dan menyebabkan gangguan emosional yang lebih serius.
ADVERTISEMENT

4. Penurunan Produktivitas

Ketika seseorang merasakan burnout, produktivitas mereka cenderung menurun. Mereka kesulitan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas dengan efisien. Hal ini dapat berdampak langsung pada pekerjaan mereka dan bisa menjadi pemicu stres tambahan.

5. Perubahan Pola Tidur dan Makan

Burnout juga dapat memengaruhi pola tidur dan makan seseorang. Ada yang mengalami kesulitan tidur atau insomnia, sementara yang lain justru mengalami keinginan makan yang berlebihan atau kehilangan selera makan. Perubahan ini bisa menjadi indikator bahwa seseorang mengalami tingkat stres yang tinggi.

Cara Mengatasi Burnout dari Pekerjaan

Ilustrasi burnout. Foto: Shutterstock
Terkadang, mengatasi burnout dari pekerjaan membutuhkan pendekatan yang terencana dan terarah. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi burnout:
ADVERTISEMENT

1. Menetapkan Batas Waktu dan Prioritas

Tentukan batas waktu yang jelas untuk pekerjaan dan istirahat. Pisahkan waktu kerja dari waktu pribadi dengan mematok batas yang jelas. Prioritaskan tugas-tugas yang paling penting dan belajar untuk mengatakan tidak pada hal-hal yang dapat menambah beban secara berlebihan.

2. Istirahat dan Rekreasi

Berikan waktu untuk istirahat yang cukup. Istirahat tidak hanya berarti tidur yang cukup, tetapi juga mengizinkan diri untuk melakukan kegiatan rekreasi yang menyenangkan di luar konteks pekerjaan. Ini bisa termasuk berolahraga, meditasi, membaca buku, atau melakukan hobi yang disukai.

3. Berkomunikasi dengan Atasan atau Tim

Jika beban kerja terlalu berat, jangan ragu untuk berbicara dengan atasan atau tim Anda. Diskusikan kemungkinan redistribusi tugas atau penyesuaian beban kerja agar lebih sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.

4. Tetapkan Batas dalam Penggunaan Teknologi

Hemat waktu dari paparan berlebihan terhadap teknologi. Tetapkan batas dalam penggunaan perangkat elektronik, terutama setelah jam kerja. Ini membantu menghindari terjebak dalam pola kerja yang terus-menerus.
ADVERTISEMENT

5. Ambil Cuti atau Istirahat Sesekali

Jika memungkinkan, luangkan waktu cuti untuk benar-benar beristirahat dari rutinitas pekerjaan. Liburan atau cuti singkat dapat membantu menyegarkan pikiran dan mengembalikan energi yang hilang.
(APS)