Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Arti Lajang dalam Konteks Sejarah dan Mitos-Faktanya
3 Oktober 2023 10:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kehidupan lajang, atau single, adalah fase dalam kehidupan seseorang di mana mereka tidak menikah atau dalam hubungan yang komitmen seperti pernikahan.
ADVERTISEMENT
Dalam masyarakat modern yang bergerak cepat, konsep ini telah mengalami perubahan besar dalam beberapa dekade terakhir. Kehidupan lajang tidak lagi dipandang sebagai "tanggungan" atau "masalah," melainkan sebagai pilihan hidup yang sah dan berharga.
Arti Lajang dalam Konteks Sejarah
Untuk memahami arti lajang lebih dalam, kita perlu melihatnya dari perspektif sejarah. Pada abad ke-20, tekanan sosial dan budaya kuat mendorong individu untuk menikah pada usia muda.
Menjadi lajang setelah usia tertentu dianggap tidak konvensional dan bahkan dianggap sebagai kegagalan dalam hidup. Namun, seiring perubahan nilai dan norma sosial, pandangan terhadap kehidupan lajang mulai berubah.
Pada pertengahan abad ke-20, kehidupan lajang sering kali dipandang sebagai tanda kesendirian atau masalah sosial. Namun, seiring perubahan dalam pandangan sosial, banyak individu mulai melihatnya sebagai kesempatan untuk mengejar karier, pendidikan, dan eksplorasi diri.
ADVERTISEMENT
Mitos dan Fakta tentang Kehidupan Lajang
Terdapat banyak mitos seputar kehidupan lajang yang perlu dipecahkan. Salah satu mitos yang umum adalah bahwa lajang adalah pilihan karena individu tersebut tidak bisa menemukan pasangan yang cocok.
Bella DePaulo, seorang psikolog sosial dalam bukunya yang berjudul "Singled Out: How Singles Are Stereotyped, Stigmatized, and Ignored, and Still Live Happily Ever After", mengatakan banyak lajang memilih hidup sendiri karena mereka menikmati kemerdekaan, otonomi, dan kesempatan untuk berkembang secara pribadi.
Buku Eric Klinenberg yang berjudul "Going Solo: The Extraordinary Rise and Surprising Appeal of Living Alone", mengungkapkan bahwa semakin banyak individu yang memilih hidup sendiri karena mereka menemukan kebahagiaan dan pemenuhan dalam hidup soliter.
ADVERTISEMENT
Hubungan Lajang dan Kesejahteraan Mental
Salah satu aspek yang penting dalam arti lajang adalah dampaknya pada kesejahteraan mental individu. Banyak penelitian telah mengungkapkan hubungan antara status pernikahan dan tingkat kebahagiaan serta stres. Namun, menjadi lajang bukanlah jaminan masalah kesejahteraan mental.
Menurut Bella DePaulo dalam bukunya yang sama, kehidupan lajang dapat memberikan kesempatan untuk membangun jaringan sosial yang kuat dan mendalam, yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental.
Di era digital saat ini, kehidupan lajang menghadapi tantangan dan kesempatan baru. Aplikasi kencan online dan jejaring sosial memungkinkan individu untuk terhubung dengan orang baru dengan lebih mudah daripada sebelumnya. Namun, juga ada tekanan sosial yang lebih besar untuk menemukan pasangan dan menikah, terutama dalam media sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Sherry Turkle yang berjudul "Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from Each Other," diulas bagaimana teknologi dapat menciptakan kesan bahwa kehidupan lajang adalah sesuatu yang harus dihindari, karena tekanan untuk menampilkan kesempurnaan dalam media sosial. Hal ini dapat menghasilkan perasaan kurangnya kebahagiaan pada individu yang memilih untuk hidup sendiri.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang arti lajang, kita dapat menghormati pilihan hidup setiap individu tanpa stigmatisasi atau prasangka. Seiring masyarakat terus berkembang, penting untuk terus memahami dan menghormati berbagai pilihan kehidupan yang ada.
(APS)