Pengertian Chauvinisme, Dampak, dan Pengaruhnya di Masyarakat

Pengertian dan Istilah
Artikel yang menjelaskan pengertian dari sebuah istilah.
Konten dari Pengguna
6 November 2023 6:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengertian chauvinisme. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengertian chauvinisme. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Chauvinisme adalah istilah yang sering kita dengar dalam konteks budaya dan politik. Meskipun sering kali digunakan dalam percakapan sehari-hari, apakah kita benar-benar memahami makna dan dampak dari chauvinisme?
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian chauvinisme, mengungkap dampaknya dalam berbagai aspek kehidupan, serta merenungkan realitas sosial yang terkait dengannya.

Pengertian Chauvinisme

Ilustrasi pengertian chauvinisme. Foto: Pexels
Chauvinisme adalah istilah yang merujuk pada sikap atau tindakan yang mencerminkan kelebihan dan kepercayaan diri berlebihan terhadap kelompok, bangsa, atau budaya tertentu.
Istilah ini pertama kali muncul dalam sejarah pada era Napoleon Bonaparte, ketika seorang prajurit Prancis bernama Nicolas Chauvin dianggap sebagai seorang yang fanatik dan fanatis terhadap Prancis, bahkan ketika Prancis mengalami kekalahan di medan perang.
Dalam konteks modern, chauvinisme sering digunakan untuk menggambarkan sikap yang ekstrem dan arogan terhadap kelompok tertentu, sering kali tanpa dasar yang kuat.
Menurut penelitian oleh profesor psikologi sosial Dr. Jonathan Haidt dalam bukunya yang berjudul The Righteous Mind (2012), chauvinisme bisa dijelaskan sebagai manifestasi dari bentuk etnosentrisme yang ekstrem.
ADVERTISEMENT
Etosentrisme adalah kecenderungan manusia untuk melihat kelompoknya sebagai yang paling baik atau superior. Chauvinisme mewakili ekstremisasi dari etnosentrisme ini, di mana individu atau kelompok merasa superior dan bahkan bisa menjadi agresif terhadap kelompok lain.

Bentuk-bentuk Chauvinisme

Ilustrasi bentuk-bentuk chauvinisme. Foto: Pexels
Chauvinisme dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti:

1. Chauvinisme Nasional

Chauvinisme nasional adalah bentuk chauvinisme yang paling umum terjadi. Ini melibatkan sikap berlebihan terhadap negara atau bangsa sendiri, sering kali dengan pandangan bahwa negara atau bangsa tersebut lebih unggul daripada yang lain. Chauvinisme nasional dapat mengarah pada ketidakpedulian terhadap masalah global dan bahkan xenofobia.

2. Chauvinisme Agama

Chauvinisme agama adalah kecenderungan untuk memandang keyakinan agama tertentu sebagai satu-satunya kebenaran dan menganggap yang lain sebagai salah. Ini dapat mengarah pada ketidaktoleransi terhadap keyakinan dan praktik agama yang berbeda.
ADVERTISEMENT

3. Chauvinisme Etnis

Chauvinisme etnis adalah sikap superioritas terhadap kelompok etnis tertentu, sering kali melibatkan prasangka dan diskriminasi terhadap kelompok lain. Ini bisa berdampak buruk pada hubungan antar-etnis dan masyarakat secara keseluruhan.

4. Chauvinisme Gender

Chauvinisme gender adalah sikap yang merendahkan atau memandang rendah jenis kelamin yang berlawanan. Ini dapat mengarah pada ketidaksetaraan gender dan pelecehan seksual.

Dampak Chauvinisme

Dampak dari chauvinisme dapat sangat merusak dalam berbagai konteks sosial dan politik. Chauvinisme dapat memicu konflik antar-kelompok, diskriminasi, ketidaksetaraan, serta berdampak negatif pada hubungan antar-manusia.
Chauvinisme dapat memperkuat stereotip dan prasangka terhadap kelompok lain, yang pada gilirannya dapat menghambat kerjasama dan pemahaman antar-kelompok.
Selain itu, dalam dunia politik, chauvinisme dapat dimanfaatkan oleh pemimpin atau kelompok politik untuk menciptakan konflik dan memperkuat pengaruh mereka. Sebagai contoh, sejarah telah mencatat beberapa pemimpin yang menggunakan chauvinisme nasional untuk memobilisasi massa dan mencapai tujuan politik mereka.
ADVERTISEMENT

Pengaruh Chauvinisme di Masyarakat

Chauvinisme bukanlah fenomena yang terisolasi; itu adalah bagian dari realitas sosial yang kompleks dan sering kali berdampak pada kebijakan dan dinamika sosial.
Menurut penelitian oleh Dr. Diana C. Mutz dalam bukunya yang berjudul In-Your-Face Politics: The Consequences of Uncivil Media (2015), media sosial dan berita yang cenderung memicu emosi dan konflik dapat memperkuat chauvinisme dalam masyarakat.
Selain itu, perpecahan dan polarisasi politik dalam beberapa negara juga bisa disebabkan oleh chauvinisme politik, di mana pandangan yang keras dan tanpa kompromi terhadap lawan politik dapat merusak kerjasama yang diperlukan untuk mengatasi masalah sosial yang kompleks.
(APS)