Pengertian Kolonialisme, Sejarah, dan Tujuannya

Pengertian dan Istilah
Artikel yang menjelaskan pengertian dari sebuah istilah.
Konten dari Pengguna
16 Mei 2023 17:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kolonialisme. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kolonialisme. Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kolonialisme telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah dunia. Lantas, apa pengertian kolonialisme?
ADVERTISEMENT
Dalam konteks sejarah, kolonialisme sering dikaitkan dengan kekuasaan Eropa di seluruh negara di dunia pada abad ke-16 hingga abad ke-20. Namun, konsep kolonialisme melampaui hanya wilayah geografis atau periode waktu tertentu.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai pengertian kolonialisme, sejarah, dan tujuannya. Berikut penjelasannya.

Memahami Pengertian Kolonialisme

Pengertian kolonialisme adalah paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu. Foto: Pexels.com
Kolonialisme adalah praktik politik dan ekonomi di mana sebuah negara atau kelompok negara memperluas wilayah dan kekuasaannya atas wilayah lain yang lebih lemah secara militer, politik, dan ekonomi.
Secara etimologis, kolonialisme berasal dari bahasa Latin "colonia" yang berarti "tanah". Secara istilah, kolonialisme merupakan paham untuk menguasai negara lain.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kolonialisme diartikan sebagai suatu paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Tantri Bararoh dalam buku Konstruksi Pengelolaan Keuangan Daerah Berbasis Pancasila, kolonialisme adalah penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.

Sejarah Kolonialisme

Sejarah kolonialisme dimulai pada abad ke-16 ketika negara-negara Eropa mulai memperluas kekuasaan mereka di seluruh dunia melalui penjajahan dan ekspansi wilayah.
Beberapa faktor yang mendorong perkembangan kolonialisme antara lain adalah keinginan untuk mendapatkan sumber daya alam yang berlimpah, ekspansi perdagangan, dan memperkuat posisi politik dan militer di dunia internasional.
Salah satu awal kolonialisme adalah penjelajahan laut yang dilakukan oleh Christopher Columbus pada tahun 1492, atas dukungan dari Spanyol.
Setelah Columbus mendarat di Amerika, Spanyol kemudian memperluas kekuasaannya ke wilayah lain di Amerika Selatan dan Tengah.
ADVERTISEMENT
Pada saat yang sama, negara-negara seperti Portugal, Inggris, Belanda, dan Prancis juga memulai penjelajahan laut mereka untuk memperluas wilayah dan kekuasaan mereka.
Pada abad ke-17, negara-negara Eropa mulai memperluas kekuasaan mereka ke Asia dan Afrika. Belanda mendirikan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia dan daerah-daerah sekitarnya.
Pada abad ke-19, penjajahan semakin intensif di Afrika dengan negara-negara Eropa memperebutkan wilayah-wilayah yang ada di benua tersebut.
Prancis menguasai sebagian besar wilayah Afrika Barat, sedangkan Inggris menguasai wilayah Afrika Timur dan Selatan.
Kolonialisme mencapai puncaknya pada abad ke-20, tetapi akhirnya mengalami penurunan seiring dengan berkembangnya nasionalisme dan gerakan kemerdekaan di banyak wilayah yang dijajah.

Tujuan Kolonialisme

Tujuan kolonialisme adalah untuk menguasai negara lain. Foto: Pexels.com
Gold, glory, gospel adalah tiga motif utama yang mendorong negara-negara Eropa untuk melakukan penjajahan dan ekspansi wilayah di seluruh dunia selama periode kolonialisme.
ADVERTISEMENT

1. Gold (Uang)

Tujuan ekonomi dan perdagangan adalah faktor penting yang mendorong negara-negara Eropa untuk melakukan ekspansi wilayah dan penjajahan.
Negara-negara kolonial berusaha menguasai sumber daya alam, seperti bijih logam, rempah-rempah, kayu, dan lainnya untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi mereka.
Selain itu, negara-negara kolonial juga berusaha memperluas pasar untuk produk-produk mereka dan mengembangkan jalur perdagangan baru untuk memperkuat keuntungan ekonomi mereka.

2. Glory (Kejayaan)

Faktor kekuasaan dan pengaruh politik juga menjadi motivasi penting dalam penjajahan dan ekspansi wilayah.
Negara-negara Eropa yang berkuasa dianggap lebih kuat dan berpengaruh dalam dunia internasional jika memiliki wilayah koloni yang luas.
Selain itu, faktor kebanggaan nasional dan prestise juga menjadi alasan penting bagi negara-negara Eropa untuk menunjukkan kehebatan dan kekuatan mereka dalam menaklukkan wilayah baru.
ADVERTISEMENT

3. Gospel (Injil)

Motif religius juga memainkan peran penting dalam penjajahan dan ekspansi wilayah. Banyak negara kolonial, terutama Spanyol dan Portugal, mengejar misi evangelisasi untuk memperluas agama Katolik di wilayah-wilayah baru.
Di samping itu, para misionaris Kristen juga terlibat dalam usaha kemanusiaan dan pendidikan di wilayah-wilayah jajahan untuk menyebarluaskan nilai-nilai agama Kristen.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tujuan kolonialisme ini tidak selalu satu sama lain terpisah dan dapat saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Kolonialisme pada akhirnya menyebabkan penderitaan bagi banyak masyarakat dan bangsa di seluruh dunia dan menghasilkan ketidaksetaraan sosial, politik, dan ekonomi yang berdampak hingga saat ini.
(SAI)