Konten dari Pengguna

16 Kesalahan Intermittent Fasting, Bisa Bikin Diet Gagal Total

Perawatan Pria
Membahas artikel tentang perawatan diri pria
5 Juni 2024 19:39 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Perawatan Pria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kesalahan intermittent fasting. Foto: Pexels/Ketut Subiyanto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesalahan intermittent fasting. Foto: Pexels/Ketut Subiyanto
ADVERTISEMENT
Kesalahan intermittent fasting sering dilakukan oleh kebanyakan orang untuk menurunkan berat badan. Jika kesalahan tersebut dilakukan berulang kali, bisa membuat diet menjadi gagal total.
ADVERTISEMENT
Meski intermittent fasting merupakan salah satu metode diet yang populer, namun dalam praktiknya, masih banyak orang melakukan kesalahan dalam menjalankan dietnya sehingga membuat hasilnya tak maksimal.
Tak hanya bisa membuat diet gagal, sering melakukan kesalahan dalam intermittent fasting bisa memberikan efek samping yang buruk pada kesehatan. Apa saja kesalahan itu? Simak penjelasan lengkapnya.

Pengertian Intermitten Fasting

Ilustrasi kesalahan intermittent fasting. Foto: Pexels/Gustavo Fring
Intermittent fasting atau sering disebut diet berpuasa merupakan metode untuk mengatur pola makan dengan cara melakukan puasa dalam beberapa waktu, biasanya untuk menurunkan berat badan.
Metode intermittent fasting ini dianggap jauh berbeda dengan diet biasa pada umumnya yang sering dilakukan oleh banyak orang.
Selain dianjurkan untuk mengatur atau mengontrol kebiasaan makan yang dilakukan sehari-hari, orang yang melakukan diet intermittent fasting masih bisa mengonsumsi berbagai minuman, seperti air putih, kopi, teh, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT

Manfaat Intermittent Fasting

Ilustrasi kesalahan intermittent fasting. Foto: Pexels/Pixabay
Tak hanya mampu menurunkan berat badan, metode intermittent fasting bisa mengubah pola hidup seseorang menjadi lebih sehat.
Misalnya, mengubah perilaku seseorang yang sering makan tidak teratur atau tidak sehat menjadi lebih teratur dan mengonsumsi makanan yang sehat.
Selain itu, metode intermittent fasting juga mampu melatih ketahanan tubuh, apalagi jika dilakukan secara rutin.
Menurut para pakar, metode diet intermittent fasting juga sangat baik untuk membakar lemak, mengontrol tekanan darah, termasuk kolesterol, serta membuat insulin lebih sensitif terhadap makanan.

Efek Samping Intermittent Fasting

Ilustrasi kesalahan intermittent fasting. Foto: Pexels/Total Shape
Mengutip dari laman Medical News Today, diketahui ternyata ada beberapa efek samping atau kelemahan dari intermittent fasting, seperti meningkatkan risiko terkena hipoglikemia dan pemborosan otot karena kurang asupan protein.
ADVERTISEMENT
Menurut sebuah studi terbaru, diet metode intermittent fasting memiliki kaitan dengan psikopatologi gangguan makan.
Dalam studi tersebut, para peneliti menyatakan bahwa orang yang melakukan intermittent fasting memiliki kekhawatiran akan berat badan, bentuk, dan pola makan.
Namun, hal yang lebih mengkhawatirkan adalah terdapat indikasi terjadinya perilaku gangguan makan, seperti makan berlebihan dan meningkatnya penggunaan obat untuk mengatasi susah buang air besar (BAB).
Menurut peneliti lain, mengatakan bahwa baik laki-laki, perempuan, maupun transgender yang melakukan intermittent fasting selama 12 bulan terakhir, dikaitkan dengan perilaku gangguan makan; seperti makan berlebih, muntah, penggunaan (obat) pencahar, dan olahraga kompulsif.
Namun, perlu diingat bahwa penelitian tersebut mungkin saja masih memiliki beberapa kekurangan dan kelemahan, baik dari pengumpulan atau mekanisme analisis data.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping dari intermittent fasting, khususnya bagi kalangan anak muda.

Kesalahan Intermittent Fasting

Ilustrasi kesalahan intermittent fasting. Foto: Pexels/Lisa Fotios
Mengutip dari laman South China Morning Post, berikut ini adalah beberapa kesalahan saat melakukan diet intermittent fasting menurut ahli yang perlu diketahui.

1. Konsumsi Makanan Tidak Sehat

Biasanya, banyak orang yang kalap setelah tidak mengonsumsi makanan selama 16 jam. Akibatnya, sebagian besar dari mereka lebih memilih mengonsumsi makanan tinggi kalori.
Padahal, kebiasaan tersebut jika dilakukan terus menerus bisa membatalkan manfaat intermittent fasting untuk kesehatan tubuh.

2. Makan Terlalu Sedikit

Demi menjaga berat badan, biasanya seseorang yang melakukan diet intermittent fasting memilih untuk membatasi jumlah kalori yang dikonsumsi dengan makan sedikit saja
ADVERTISEMENT
Faktanya, makan terlalu sedikit atau kurang dari 1.200 kalori per hari tidak akan membuat seseorang menjadi kurus, tetapi hanya akan mengurangi massa otot dan menurunkan metabolisme tubuh.

3. Makan Terlalu Banyak

Tak hanya makan terlalu sedikit, terlalu banyak mengonsumsi makanan juga termasuk kesalahan intermittent fasting.
Terlalu banyak makan malah bisa membuat seseorang menjadi mudah lapar ketika menjalankan intermittent fasting. Ini karena tubuh sulit beradaptasi ketika memasuki fase puasa.
Selain itu, terlalu banyak jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh juga akan membuat penurunan berat badan menjadi lebih lama.

4. Tidak Memperhatikan Asupan Makanan

Sebagian besar orang yang melakukan intermittent fasting biasanya terlalu fokus untuk berpuasa selama 16 jam atau 24 jam dan tidak benar-benar peduli dengan apa yang akan dikonsumsinya setelah selesai puasa.
ADVERTISEMENT
Karena merasa lapar, banyak dari mereka yang memutuskan untuk mengonsumsi makanan apa saja yang menurutnya enak. Hasilnya, bisa menggagalkan keberhasilan dalam melakukan diet intermittent fasting.

5. Memilih Jenis Makanan yang Kurang Tepat

Ketika hendak mengonsumsi makanan, disarankan untuk memilih makanan yang tepat, seperti buah, sayuran, sumber protein, dan sumber makanan dengan kandungan serat tinggi lainnya.
Beda halnya jika mengonsumsi makanan berjenis karbohidrat sederhana, seperti makanan dan minuman manis serta makanan berbahan dasar tepung, bisa menyebabkan seseorang lebih cepat merasa lapar.

6. Terburu-Buru Mencapai Target

Kesalahan ini sering dilakukan banyak orang. Padahal tubuh sangatlah memerlukan penyesuaian terhadap kebiasaan baru, terutama kebiasaan makan.
Alih-alih memaksakan tubuh untuk berpuasa, akan lebih baik jika mengubahnya dengan melatih tubuh menjalankan kebiasaan baru secara bertahap.
Tak perlu terburu-buru, misal dapat mengawali puasa selama 12 jam, kemudian perlahan menambahkan durasinya selama setengah jam per hari hingga menjadi 16 jam. Atau bisa juga dengan pola sehari puasa dan sehari makan seperti biasa.
ADVERTISEMENT

7. Memilih Pola Diet yang Salah

Memilih pola diet yang benar dan sesuai dengan kebiasaan tubuh sangatlah penting dilakukan.
Sebelum melakukan diet, alangkahbaiknya untuk memperhatikan jenis intermittent fasting yang dipilih. Ada yang dilakukan dua kali dalam seminggu, ada pula yang dilakukan secara bergantian (hari ini puasa, besok makan secara normal).
Selain itu, durasi berpuasa juga bervariasi. Biasanya orang yang memiliki aktivitas padat, bekerja, atau mempunyai jadwal olahraga rutin, lebih memilih menerapkan pola diet 16 jam berpuasa dan 8 jam boleh makan.

8. Sedikit Mengonsumsi Protein

Menurut sebuah penelitian, dalam melakukan intermittent fasting disarankan untuk mengonsumsi makanan berprotein tinggi setidaknya empat kali selama periode makan.
Studi lain juga menyatakan bahwa protein dapat meningkatkan rasa kenyang dan meningkatkan pembakaran kalori.

9. Konsumsi Minuman Berkalori Tinggi

Pada dasarnya, intermittent fasting memperbolehkan seseorang untuk tetap mendapatkan asupan cairan selama periode puasa.
ADVERTISEMENT
Namun, ini tidak berlaku pada minuman berkalori tinggi, seperti susu atau kopi dengan gula, termasuk juga air kelapa.

10. Kurang Minum Air Putih

Air putih sangatlah penting dalam melakukan intermittent fasting. Karena pada saat puasa, tubuh akan membakar glikogen dan melepaskan air ke dalam aliran darah.
Namun, setelah simpanan glikogen habis, tubuh tidak akan memiliki simpanan karbohidrat dan air untuk digunakan kembali.

11. Makan Malam Terlalu Larut

Perlu diingat, tubuh dirancang untuk makan di siang hari dan beristirahat setelah matahari terbenam. Sehingga, makan terlalu larut akan mengganggu sistem pencernaan dan siklus tidur.
Orang yang kerap makan di larut malam juga mempunyai risiko penyakit diabetes tipe-2, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.

12. Mengabaikan Olahraga dan Aktivitas Fisik

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa diet intermittent fasting sebagai cara untuk menurunkan berat badan tanpa perlu melakukan olahraga atau aktivitas fisik. Namun, ini adalah kesalahan besar.
ADVERTISEMENT
Meskipun dapat membantu mengatur pola makan dan mengurangi asupan kalori, olahraga tetap merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat secara keseluruhan.
Aktivitas fisik membantu meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh, membakar kalori, dan memperbaiki kesehatan jantung.
Maka dari itu, melakukan olahraga secara teratur dan menggabungkannya dengan diet intermittent fasting mampu menciptakan hasil yang optimal.

13. Berolahraga Berat

Berolahraga dengan intensitas tinggi dan dibarengi dengan pembatasan asupan kalori hanya akan menimbulkan terlalu banyak tekanan pada tubuh.
Sehingga, disarankan untuk memilih olahraga ringan yang tidak terlalu berlebihan selama diet intermittent fasting agar tubuh tetap terjaga kesehatan dan keseimbangannya.

14. Kualitas Tidur yang Buruk

Tidur yang kurang dari jam normalnya dan dibarengi dengan kualitas yang tidak baik maka bisa menyebabkan stres dan meningkatkan hormon kortisol. Ini sangatlah berpengaruh terhadap hasil diet intermittent fasting.
ADVERTISEMENT

15. Puasa Sepekan Sebelum Haid atau Saat Hamil

Perlu diketahui, satu pekan sebelum menstruasi adalah waktu di mana kadar progesteron mulai menurun. Sehingga, melakukan puasa pada waktu ini hanya akan membuat kadar progesteron menurun lebih drastis.
Kadar progesteron yang rendah akan menyebabkan menstruasi tidak teratur dan menimbulkan bercak pramenstruasi. Selain itu, juga akan mengalami gangguan suasana hati, gangguan tidur, kecemasan, hingga depresi.

16. Tidak Berkonsultasi dengan Dokter atau Ahli Gizi

Mengonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai puasa intermittent adalah langkah yang bijaksana.
Pada dasarnya, setiap individu memiliki kebutuhan dan kondisi kesehatan yang berbeda-beda.
Dokter maupun ahli gizi dapat membantu memberikan panduan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan memastikan bahwa intermittent fasting dilakukan dengan benar dan aman.
Demikian, itulah beberapa kesalahan intermittent fasting yang perlu diperhatikan ketika ingin menurunkan berat badan agar diet yang dilakukan tidak gagal total.
ADVERTISEMENT
(SCI)