Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Sel Volta dan Sel Elektrolisis pada Elektrokimia
10 Juli 2023 10:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Perbedaan Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sel elektrokimia, baik pada sel volta maupun sel elektrolisis sama-sama digunakan elektroda, yaitu katoda, anoda, dan larutan elektrolit. Namun, ternyata ada perbedaan sel volta dan sel elektrolisis yang cukup bertolak belakang.
ADVERTISEMENT
Sel elektrokimia sendiri merupakan sel yang mengubah energi listrik menjadi kimia atau sebaliknya. Sel elektrokimia banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam proses pemurnian logam, penyepuhan logam, dan pada berbagai peralatan elektronika.
Sebelum membahas lebih lanjut perbedaan dari sel volta dan sel elektrolisis, pahami dulu pengertian masing-masing jenis sel elektrokimia tersebut.
Apakah yang Dimaksud dengan Sel Volta?
Sel volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik dari reaksi kimia berupa reaksi redoks spontan. Rangkaian sel ini ditemukan oleh ilmuwan asal italia bernama Alessandro Volta dan Luigi Galvani. Karena itu, sel volta juga disebut dengan sel galvani.
Mengutip Buku Ajar Energi dan Elektrifikasi Pertanian oleh Anang Supriadi Saleh dan Amal Bahariawan, sel volta terdiri dari elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi yang disebut anoda (electrode negative) dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi yang disebut katoda (electrode positive).
ADVERTISEMENT
Secara sederhana, prinsip kerja sel volta adalah sebagai berikut:
Adapun contoh pemanfaatan sel volta dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
Apa Itu Sel Elektrolisis?
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang dapat mengubah energi listrik menjadi reaksi kimia untuk menjalankan reaksi redoks tidak spontan. Sel elektrolisis bekerja dengan menghubungkan kutub negatif dari sumber arus searah ke katode dan kutub positif ke anode, sehingga reaksi reduksi dan oksidasi tidak spontan dapat berlangsung.
ADVERTISEMENT
Dalam proses tersebut, elektron akan mengalir dari katode ke anode. Ion-ion positif cenderung tertarik ke katode dan tereduksi, sedangkan ion-ion negatif tertarik ke anode dan teroksidasi.
Mengutip buku Belajar Kimia Praktis dan Menyenangkan untuk SMA Kelas XII IPA tulisan Sini Aliyah, aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari meliputi:
Perbedaan Sel Volta dan Sel Elektrolisis
Perbedaan antara sel volta dan sel elektrolisis dapat diamati dari jenis reaksi, jenis muatan elektroda, hingga kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasan selengkapnya:
ADVERTISEMENT
1. Jenis Reaksi
Seperti yang dijelaskan, sel volta melibatkan reaksi spontan. Reaksi oksidasi terjadi di anoda (elektroda negatif) dan reaksi reduksi terjadi di katoda (elektroda positif). Proses ini menghasilkan arus listrik sebagai hasil aliran elektron dari anoda ke katoda.
Sebaliknya, sel elektrolisis melibatkan reaksi non-spontan yang memerlukan energi listrik eksternal untuk bisa terjadi. Pada sel elektrolisis, reaksi oksidasi terjadi di anoda (elektroda positif) dan reduksi terjadi di katoda (elektroda negatif).
Proses ini mendorong aliran arus listrik dari katoda ke anoda melalui larutan elektrolit.
2. Jenis Muatan Elektroda
Jenis muatan elektroda sel volta dan sel elektrolisis juga berbeda. Mengutip buku Kimia Itu Asyik oleh Sri Purnawati, dalam sel volta, reaksi oksidasi berarti reaksi dilepaskannya elektron oleh atom, molekul, atau ion. Reaksi ini terjadi di anoda, sehingga anoda disebut sebagai kutub negatif.
ADVERTISEMENT
Sementara, reaksi reduksi berarti reaksi diperolehnya elektron. Reaksi nin terjadi pada katoda sehingga katoda disebut juga sebagai kutub positif. Agar lebih mudah mengingatnya, jenis muatan elektroda pada sel volta dapat disingkat dengan KPAN (Katoda Positif Anoda Negatif).
Di sisi lain, dalam sel elektrolisis, reaksi reduksi berlangsung di katoda dan reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda dan kutub positif sumber arus mengarah pada anoda.
Proses tersebut mengakibatkan katoda memiliki muatan negatif dan menarik kation-kation yang akan tereduksi menjadi endapan logam. Sementara itu, anoda bermuatan positif dan menarik anion-anion yang akan tereduksi menjadi gas. Jenis muatan elektroda pada sel elektrolisis sering disingkat dengan KNAP (Katoda Negatif Anoda Positif).
ADVERTISEMENT
3. Perubahan Energi
Perbedaan sel volta dan sel elektrolisis yang paling mencolok adalah perubahan energinya. Sel volta mengalami perubahan energi kimia menjadi listrik yang diawali dengan terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi .
Sementara itu, sel elektrolisis memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi tidak spontan. Energi yang dialirkan ke sel digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
4. Kegunaan
Dalam kehidupan sehari-hari, sel volta sering dimanfaatkan untuk perangkat yang memerlukan pasokan energi listrik, seperti baterai konvensional untuk menyalakan alat elektronik dan aki untuk menghidupkan kendaraan.
Sementara itu, sel elektrolisis banyak digunakan dalam bidang industri, misalnya dalam pembuatan gas, proses penyepuhan logam, dan proses pemurnian logam.
ADVERTISEMENT
(ADS)