Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Taman Literasi Makara, Membangun Mimpi Besar Melalui Literasi
30 November 2022 9:24 WIB
Tulisan dari Pingky Stephanie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siang hari itu cerah sejuk, saat Tim Literasi Makara menemui Sekretaris Desa Malabar, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten di kantornya untuk mengajukan permohonan izin pengadaan program literasi bersama Ibu Nurjanah. Nurjanah (47) atau yang lebih akrab dipanggil Bu Dede adalah seorang warga Malabar yang mengabdikan belasan tahun hidupnya untuk membangun dan mengajarkan agama di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Desa Malabar. Kepada kami, Bu Dede bercerita betapa ingin ia membangun ruang belajar yang dapat merangsang minat baca anak-anak di desa.
ADVERTISEMENT
“Keresahan saya, karena mereka kurang membaca, sehingga tingkat kecerdasan mereka sangat minim, khususnya terhadap pengetahuan-pengetahuan umum,” ungkap Bu Dede.
Satu napas dengan itikad Tim Literasi Makara, Sekretaris Desa Malabar dan Bu Dede menyambut baik rencana kami untuk membangun taman belajar di Desa Malabar. Bu Dede bahkan menawarkan TPQ-nya menjadi lokasi utama pembangunan Taman Literasi Makara nanti. Menggandeng Komunitas Motor Literasi yang sudah terlebih dahulu menekuni bidang literasi , kolaborasi tiga serangkai antara Tim Literasi Makara, Bu Dede, dan Motor Literasi (Moli) bahu-membahu mewujudkan Taman Baca Masyarakat (TBM) di Desa Malabar untuk meningkatkan minat baca masyarakat Malabar.
Rendahnya minat baca sebenarnya bukan hanya permasalahan di desa Malabar, melainkan masalah akut dalam tubuh pendidikan di Indonesia yang sejak dulu hingga kini belum kunjung terselesaikan. Berdasarkan data World’s Most Literate Nations, Indonesia termasuk negara dengan minat baca yang sangat rendah. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Menteri koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat H.R Agung Laksono yang mengatakan presentase minat baca di Indonesia hanya sebesar 0,01 persen. Dengan kata lain, dari 10 ribu warga Indonesia, hanya ditemukan 1 orang yang suka membaca.
ADVERTISEMENT
Padahal minat baca secara signifikan sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Minat baca merupakan sumber motivasi yang kuat dan penting untuk membentuk pemikiran seseorang, tidak hanya secara psikologis namun juga mempengaruhi kapasitas seseorang untuk bertindak bijak dan benar. Kompleksnya, permasalahan ini juga berkaitan dengan ketidaksetaraan sosial ekonomi masyarakat. Alhasil, minat baca masyarakat di daerah-daerah yang tertinggal dan jauh dari akses pembangunan lebih rendah daripada minat baca masyarakat di kota-kota besar.
Merespons urgensi tersebut, Tim Literasi Makara mencoba menelisik permasalahan ini mulai dari daerah-daerah di sekitar pulau Jawa. Menyisir daerah-daerah, Tim Literasi Makara kemudian menemukan fakta bahwa Indeks Pembangunan Literasi (IPL) dan Indeks Literasi Digital (ILD) Provinsi Banten masih berada di urutan 5 terbawah nasional. Ketidakcukupan tenaga perpustakaan, perpustakaan berstandar nasional dan koleksi buku perpustakaan mempengaruhi IPL Provinsi Banten.
ADVERTISEMENT
Hal ini diikuti fakta bahwa sebanyak 160 desa dari 340 desa di Kabupaten Lebak, Banten hingga kini masih terkategori desa tertinggal (Data Kemendes PDTT 2020). Desa Malabar termasuk salah satu di dalamnya. Terletak 53 km jauhnya dari pusat kota Serang, desa ini hanya memiliki 1 SD dan 1 MI sebagai fasilitas pendidikan formalnya, juga 2 PAUD dan 1 TPQ di luar pendidikan formal. Selain itu, Desa Malabar juga belum memiliki satu pun perpustakaan atau lembaga pendidikan non-formal lain seperti komunitas dan kursus yang dapat membantu meningkatkan minat baca para pelajar disana.
Ironisnya, di tengah kondisi Malabar yang masih minim sarana dan prasarana belajar, masyarakat di Desa Malabar didominasi oleh anak-anak yang umumnya sedang mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar, yaitu sebanyak 1.567 jiwa. Fasilitas pendidikan yang minim dan belum adanya perpustakaan di desa Malabar turut menjadi faktor rendahnya indeks peningkatan literasi Provinsi Banten yang berada pada nilai 8,90.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang mendorong Tim Literasi Makara bergerak bersama Bu Dede dan Motor Literasi untuk mendirikan taman belajar sebagai wadah optimasi pengetahuan dan upaya peningkatan kemampuan literasi digital dan non-digital di desa Malabar, Lebak, Banten.
“Setelah ngobrol sama Bu Dede, kita tahu bahwa kita mempunyai tujuan yang sama. Beliau juga sempat mengeluhkan bahwa remaja-remaja disana (di Malabar-read), literasinya masih kurang dan belum memiliki kemauan untuk menggapai cita-cita yang lebih tinggi,” terang Aningtyas Gati Candra Dewi, ketua Tim Literasi Makara yang akrab disapa Tyas.
Setelah mendapatkan izin dari pejabat setempat, Tim Literasi Makara melakukan survei tempat dengan mengelilingi desa yang penuh pepohonan tersebut untuk memetakan lokasi strategis pendirian Taman Literasi Makara. Sepanjang jalan, Tyas (19) dan timnya melihat rupa-rupa pekarangan kosong yang belum termanfaatkan.
ADVERTISEMENT
“Akhirnya, kami memutuskan untuk membuat saung atau gazebo di salah satu pekarangan kosong dekat dengan lapangan bola, di depan TPQ Bu Dede yang setiap pagi-sore dilewati sebagai jalan pulang sekolah anak-anak,” tutur Tyas.
Saung ini nantinya akan digunakan sebagai fasilitas pelengkap agar anak-anak tertarik untuk membaca di Taman Literasi Makara. Lokasi Saung tersebut tidak hanya strategis karena akan dilewati anak-anak sepulang sekolah, namun juga dibangun di depan Taman Pendidikan Al-Qur'an Nurul Qolbi milik Bu Dede yang selalu ramai oleh puluhan anak-anak mengaji setiap petang datang.
“Harapan kami, saung ini nantinya akan sering digunakan oleh anak-anak sekolah sebagai tempat berkumpul sembari membaca buku bersama-sama teman-teman sepulang sekolah,” ungkap Tyas.
Usai mempersiapkan tempat, Tim Literasi Makara juga membeli buku-buku bekas tambahan di Pasar Senen untuk kemudian disalurkan ke Taman Literasi Makara yang akan dibangun di desa Malabar nanti. Buku-buku dibeli disesuaikan materinya dengan usia anak-anak hingga remaja, mulai dari cerpen hingga ensiklopedia. Dari hasil donasi buku dan buku-buku yang dibeli, Tim Literasi Makara berhasil mengumpulkan lebih dari 300 buku untuk mengisi lemari dan rak bacaan anak-anak di Taman Belajar Makara.
ADVERTISEMENT
“Dengan adanya Taman Literasi Makara, kami berharap masyarakat desa Malabar dapat mengakses bacaan dengan lebih mudah,” ujar Bu Dede mengutarakan harapannya.
Tidak hanya membangun pojok baca, Tim Literasi Makara juga merencanakan rangkaian edukasi dalam tajuk “Berkreasi bersama Literasi” untuk meresmikan taman belajar sekaligus memotivasi anak-anak dan warga desa Malabar tentang pentingnya edukasi. Hamidah, salah satu siswa SMA di Malabar bergabung dengan Tim Literasi Makara untuk mengajak teman-teman lainnya di Desa Malabar agar mengikuti rangkaian edukasi ini.
“Saat itu kita termotivasi untuk membangun Taman Literasi ini dan mengadakan talkshow juga sesi motivasi yang bertujuan untuk memotivasi mereka untuk bermimpi lebih tinggi. Dengan adanya acara-acara dari kita, kita coba merangkul mimpi mereka,” tutur Tyas.
ADVERTISEMENT
Satu hari sebelum acara dimulai, Tim Literasi Makara bergegas dari masing-masing rumah dan berkumpul di Stasiun Rangkasbitung. Setelah sampai, Tim Literasi Makara langsung berkunjung ke rumah Bu Dede. Malam itu, Tim Literasi Makara mengundang masyarakat secara akrab untuk datang ke acara peresmian taman belajar esok hari.
Pada hari Sabtu (22/10), minggu ke-4 Oktober lalu, Tim Literasi Makara UI akhirnya meresmikan Taman Literasi Makara. Dari kejauhan, santer terdengar suara girang anak-anak kecil tertawa dan berlarian antusias menunggu acara hari itu dimulai. Tepat pukul 09.00 pagi, peresmian Taman Literasi Makara dibuka dengan sesi Talkshow bersama Motor Literasi tentang pentingnya literasi bagi kehidupan. Acara peresmian ini dihadiri oleh mitra masyarakat desa dan perangkat desa Malabar. Setelah itu, Meisy Salsabiela Hamdi, mahasiswa FISIP UI yang baru saja memenangkan English Debate di Limas UI diundang oleh Tim Literasi Makara untuk memberikan kelas motivasi untuk anak-anak desa Malabar. Meisy berbagi cerita tentang pengalamannya merantau dari Sumatera dan motivasinya dalam meraih cita-cita di UI. Selama sesi ini, sejumlah peserta terlihat sangat antusias mendengarkan, khususnya siswa-siswi SMA yang akan segera lulus.
Di penghujung hari, kegiatan ini ditutup dengan membaca bebas berkonsep belajar sambil bermain ini diharapkan dapat meningkatkan minat warga, khususnya anak-anak dalam membaca dan melakukan kegiatan-kegiatan literasi lainnya.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, sorak ramai antusiasme masih dirasakan saat acara demi acara edukasi Taman Literasi Makara diselenggarakan. Kegiatan hari kedua dimulai sesi edukasi pagi, yakni pembelajaran bahasa Inggris sederhana, mulai dari nama-nama buah, angka hingga jenis-jenis hewan. Setelah belajar kognitif, Tim Literasi Makara mengaktifkan fisik motorik anak-anak dengan mengajak mereka senam bersama. Belum lelah seusai senam bersama, Tim Literasi Makara pun mengadakan games-games seru lainnya secara berkelompok. Selain menyenangkan, permainan-permainan yang dipilih juga berguna untuk melatih fokus anak dan kekompakan tim.
Senyum dan antusiasme anak-anak hingga Ibu-Ibu menghiasi kemeriahan acara. Waktu terasa singkat ditengah kebersamaan, menjelang makan siang, rangkaian acara ‘Berkreasi Bersama Literasi’ ini resmi ditutup dengan pembagian hadiah sebagai bentuk apresiasi kepada anak-anak.
ADVERTISEMENT
“Harapan saya semoga dengan adanya taman literasi ini membuat anak-anak gemar membaca sehingga terbuka wawasannya dan memotivasi mereka untuk melanjutkan pendidikannya,” tutur Bu Dede mengungkapkan harapannya.