news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Review Film No Time To Die: Penutup Saga yang Epik

Konten Media Partner
30 September 2021 12:22 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster terbaru film James Bond No Time to Die. Foto: Twitter/@007
zoom-in-whitePerbesar
Poster terbaru film James Bond No Time to Die. Foto: Twitter/@007
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Franchise film agen rahasia 007, James Bond, yang diangkat dari novel karya Ian Fleming memasuki judul yang ke-25 dengan merilis filmnya yang bertajuk No Time To Die. Film yang diisyaratkan sebagai film terakhir Daniel Craig sebagai sang agen flamboyan tersebut juga digadang-gadang sebagai penutup saga lima film James Bond era modern yang dimulai sejak Casino Royale (2006) tersebut.
ADVERTISEMENT
Disutradarai oleh sutradara dan penulis naskah Cary Joji Fukunaga yang menjanjikan film yang epik, emosional sebagai penutup saga yang akan memuaskan para penggemar James Bond maupun para penonton awam. No Time To Die ini menambah amunisi pemain dalam sosok pemenang Oscar, Rami Malek, aktor muda Billy Magnussen, Lashana Lynch juga aktris yang sedang naik daun, Ana de Armas.
Mereka mendukung para pelakon yang melanjutkan perannya dari film, Spectre (2015). Nama-nama seperti Ralph Fiennes, Naomie Harris, Ben Wishaw, Lea Seydoux, Jeffrey Wright dan Christoph Waltz kembali hadir menopang penampilan terakhir Daniel Craig sebagai James Bond. No Time To Die akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai tanggal 30 September 2021.
ADVERTISEMENT

Sinopsis No Time To Die

Melanjutkan kisah dari akhir film Spectre, James Bond (Daniel Craig) dan Madeleine Swann (Lea Seydoux) sedang berlibur berdua setelah sukses meloloskan diri dari kejaran organisasi teroris Spectre sekaligus menangkap pimpinannya, Blofeld (Christoph Waltz). Liburan yang penuh cinta tersebut berakhir tragis karena ternyata masih ada anggota Spectre yang mendendam dan mengincar nyawa James.
Demi keselamatan Madeleine serta masih adanya rahasia yang Madeleine simpan soal masa lalunya dengan Spectre, James pun terpaksa meninggalkan Madeleine dan berpisah untuk selama-lamanya.
Lima tahun kemudian, Bond yang sudah pensiun dari MI6 dan mengisolasi diri di negara tropis terpencil rupanya harus menghadapi sosok musuh baru yang memiliki senjata biologis canggih yang bisa membunuh hanya dengan sentuhan kulit saja. Felix (Jeffrey Wright) Agen CIA sahabat James membawa informasi tersebut bersama Logan (Billy Magnussen) yang mencurigai adanya keterikatan antara senjata biologis tersebut dengan Spectre.
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan pengusutan dengan dibantu informan CIA di Kuba, Paloma (Ana de Armas), senjata biologis itu ternyata mengancam nyawa Madeleine. Dengan terpaksa James harus turun gunung kembali dan mengenakan kode 007 demi melindungi Madeleine, wanita yang ia cintai dan sudah ia tinggalkan lima tahun yang lalu.

Review No Time To Die

Daniel Craig Foto: AFP/ Roy ROCHLIN
Penantian panjang akan kehadiran film sang agen rahasia playboy sejak April 2020 lalu ini akhirnya membuahkan hasil di akhir september 2021. Film No Time To Die akhirnya rilis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Lebih cepat 1 minggu dari perilisannya di Amerika Serikat.
Franchise yang lekat dengan kisah agen rahasia yang mencoba menyelesaikan misinya menyelamatkan dunia dari ancaman teroris atau organisasi kriminal, dengan bumbu-bumbu percintaan antara James dengan gadis yang kerap dijuluki Bond Girl ini awalnya memiliki formula yang sama. Hanya saja seperti yang sudah dimulai sejak film Casino Royale, James Bond versi Daniel Craig ini lebih tangguh, keras dan tidak segan untuk memakai license to kill yang ia miliki.
ADVERTISEMENT
Naskah No Time To Die yang digarap oleh Neal Purvis (Casino Royale, Spectre), Robert Wade (Casino Royale, Spectre), Phoebe Waller-Bridge (Killing Eve) dan sutrada Cary Joji Fukunaga (Beast of No Nation, It) sendiri terasa padat dalam 2 jam 43 menit durasinya. Memulai film tak lama dari akhir film Spectre lalu melanjutkan lima tahun sesudahnya, para penulis memberikan alur cerita yang mengalir baik dan berkesinambungan, walau sudah melupakan akarnya sebagai sebuah film James Bond yang absurd dan komikal. Penambahan Phoebe Waller-Bridge, penulis serial komedi Fleabag pun memberikan dinamika yang baik dari sisi dialog komedi sarkas dan witty nan segar serta perspektif wanita yang kompeten untuk film ini.
Sementara itu, pengarahan Cary Joji Fukunaga (Sin Nombre, Jane Eyre, Beast of No Nation) dalam No Time To Die ini sangat layak diacungi dua jempol. Kreativitasnya dalam menciptakan berbagai sekuens action sangatlah luar biasa. Adegan laga kejar-kejaran motor dan mobil di jalan raya berbukit di Acropolis akan membuat penonton menahan napas tegang. Adegan tembak menembak di Kuba bersama Paloma (Ana de Armas) yang mencuri perhatian juga tidak kalah mengesankannya.
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi adegan kucing-kucingan di tengah hutan norwegia yang penuh kabut. Menambah suasana mencekam dengan variasi tembak-menembak dengan kejar-kejaran mobil dan motor. Puncaknya adalah aksi Bond menyerbu kawasan pabrik yang dikreasikan dengan kamera handheld dan gaya video game yang ciamik tanpa ada adegan shaky cam saat menangkap aksi Bond menembak dan berkelahi dengan musuh-musuhnya.
Sebuah kerjasama kreatif yang apik disajikan oleh tim produksi dengan sutradara. Sinematografi yang dikerjakan oleh Linus Sandgren (La La Land, First Man) berperan penting dalam membantu Fukunaga memberikan pengalaman luar biasa mengesankan bagi penonton dalam menyaksikan adegan action yang memorable. Satu poin yang tidak terlupakan juga adalah tata musik Hans Zimmer (The Dark Knight) yang sukses membawa penonton ke masa-masa James Bond klasik dengan alunan nada yang khas.
ADVERTISEMENT
Dari sisi akting, di film pamungkasnya ini Daniel Craig tampil emosional dan garang, tetapi sisi flamboyan masih sesekali muncul ketika berhadapan dengan para wanita. Craig juga terlihat luwes melontarkan candaan yang sarkas dengan celetukan konyol. Ralph Fiennes (The English Patient, Schindler’s List) dengan jatah screentime lebih banyak juga memberikan kesan lugas sebagai pimpinan MI6. Ben Wishaw (Perfume), Naomie Harris (Moonlight), Jeffrey Wright (The Hunger Games: Mockingjay) dan Christoph Waltz (Inglorious Bastards) masih tampil tanpa cela.
James Bond (Foto: MGM)
Peningkatan drastis dicapai oleh Lea Seydoux (Blue is The Warmest Color) dengan emosi yang turun naik sepanjang film. tampil Sementara Lashana Lynch (Captain Marvel) dan Billy Magnussen (Game Night) memberikan kesan yang baik sebagai wajah segar dalam film ini.
ADVERTISEMENT
Tetapi, dari semua aktor pendukung baru yang muncul, tidak ada yang semengesankan Ana de Armas (Knives Out) sebagai Paloma. Karakternya yang menggemaskan dan sebagai agen baru dibawakan dengan cemerlang oleh Ana. Akhir adegannya pun disudahi dengan pujian dari James untuk Paloma. Membuat penulis berharap melihat spin off aksi Paloma sebagai agen rahasia wanita yang bisa difilmkan kisahnya.
Sementara itu sebagai peran antagonis utama, Rami Malek (Bohemian Rhapsody) jadi sosok misterius yang ingin ditampilkan mengerikan dengan luka parut di wajah. Hasilnya adalah fifty-fifty. Di awal film karakter Safin miliknya memang mengerikan dalam meneror korban. Tetapi sepanjang film berjalan kemisteriusannya memudar seiring dengan dialog-dialog yang seakan dibuat filosofis untuk menjelaskan motifnya, tetapi malah menjadi seakan-akan dibuat-buat.
ADVERTISEMENT
Dialog dan perjalanan karakter antagonis Lyutsifer Safin ini jadi kekurangan paling kentara dalam No Time To Die. Monolog-monolog panjang yang ia miliki tidak menjelaskan dengan baik motif atau penyebab ia melakukan berbagai rencana jahatnya dan malah berpotensi mengurangi rasa takut penonton pada dirinya. Kekurangan lain adalah mungkin betapa lagu tema No Time To Die milik Billie Eilish yang kurang masuk saat pertama didengarkan tahun lalu. Tetapi setelah didengar setelah menyaksikan filmnya akan terasa bermakna dan mampu menguras emosi.

Kesimpulan

Film James Bond terbaru bertajuk No Time To Die memberikan penutup saga yang epik dan emosional bagi Bond versi Daniel Craig. Dengan pengarahan sempurna dari Cary Joji Fukunaga yang memberikan adegan action memorable dari Acropolis, Kuba, Norwegia sampai ke Jepang, seakan membayar tunai penantian satu setengah tahun lamanya para penggemar James Bond di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
No Time To Die tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 30 September 2021.
Yovan