Claude Debussy: Komponis Prancis yang Mengagumi Gamelan

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
17 Februari 2021 16:54 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Claude Debussy. | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Claude Debussy. | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Claude Debussy (1862-1918) digadang-gadang sebagai salah satu komponis Eropa pertama yang dalam karyanya terpengaruh oleh gamelan Jawa.
ADVERTISEMENT
Sejak abad ke-19 di Eropa sering diadakan berbagai pameran terhadap negara-negara koloni, termasuk Hindia-Belanda yang dikemudian hari menjadi Indonesia sebagai negara koloni Belanda. I’Exposition Universelle (Pameran Semesta) yang digelar di Paris pada 1889 untuk memperingati 100 tahun Revolusi Prancis.
Pada pameran itu pavilliun Belanda disebut le village javanis (desa Jawa), sedangkan buku pertunjukan berjudul le kampong javanis, di mana di sana dipentaskan gamelan Sunda Sari Oneng dari Desa Parakan Salak, dekat Sukabumi. Dalam pagelaran tersebut diiringi empat gadis penari kraton Mangkunegaran, Solo.
Ilustrasi Gamelan, circa 1889. | Wikimedia Commons
Lenggak-lenggok dan berbagai atraksi yang disuguhkan para penari tersebut nyatanya mampu menarik perhatian warga Prancis yang datang untuk berkunjung dan menonton dalam enam bulan penyelenggaraannya. Sekali berkunjung Debussy bisa sampai berjam-jam menekuni bunyi Sari Oneng.
ADVERTISEMENT
Debussy menjadi salah satu orang yang amat menikmati alunan dan pertunjukan gamelan, komponis Prancis ini menulis “Berguru pada irama abadi ombak lautan, gemeristik daun terhembus angin, dan banyak bunyi-bunyian lain, musik Jawa memilki kontrapun yang menyebabkan kontrapn Palestrina seperti mainan anak kecil... Harus diakui, instrumen perkusi orkestra Barat hanya memperdengarkan bunyi-bunyian primitif seperti yang terdengar di pasar malam.”
Ilustrasi pertunjukan Claude Debussy. | Wikimedia Commons
Dalam perkembangan musiknya, Pagodes yang terbit bersama Estampes 1903 di nilai menajadi salah satu karya Debussy yang terlahir dengan pengaruh gamelan di dalamnya. Meski begitu karena Pagodes sendiri diindikasikan dengan pagoda, sehingga menimbulkan kembali presepsi bahwa Debussy juga banyak terpengaruh oleh daerah-daerah Asia Timur, karena seperti yang kita tahu bahwa pagoda banyak terdapat di Vietnam dan Thailand.
ADVERTISEMENT
*** Referensi: