news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kematian Ratu Elizabeth I

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
4 Mei 2020 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Wikimedia
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Wikimedia
ADVERTISEMENT
Ratu Elizabeth merupakan ratu yang pernah menjabat sebagai Ratu Inggris. Sebelum adanya Ratu Elizabeth II yang saat ini berkuasa, nama Elizabeth sebelumnya juga pernah berkuasa. Ia adalah Elizabeth I. Elizabeth I merupakan putri dari Raja Henry VIII dan Anne Boleyn. Elizabeth berhasil naik takhta pada tahun 1559 setelah saudaranya, Ratu Mary meninggal.
ADVERTISEMENT
Ratu Elizabeth I berkuasa cukup lama, sekitar 44 hampir 45 tahun. Terlihat cukup abadi mungkin. Akan tetapi, pada pergantian abad ke-17, ia mulai menunjukkan kelemahan selayaknya manusia pada umumnya. Kehidupannya sebagai seorang ratu tentu bukan menjadi tugas yang mudah. Begitu banyak tuntutan atau bahkan rasa kesepian yang menyelimuti dirinya. Hal tersebut membuatnya kelelahan baik secara fisik maupun secara emosional. Ia pernah berkata:
Pada bulan Maret, 1602 menjelang akhir musim dingin, Elizabeth merasa tidak sehat. Setelah ia berjalan keluar pada saat udara musim dingin, ia merasa kedinginan, sakit pada tenggorokan, dan nyeri. Hal tersebut membuatnya berbaring pasrah di apartemen pribadinya. Selain itu, ia juga tidak mau dibujuk untuk meninggalkan apartemen tersebut agar mendapatkan tempat yang lebih nyaman dan menolak diurus dokternya meskipun ia merasa sakit.
Dok: Wikimedia
Beberapa pendapat dari orang-orang pada zamannya menyatakan bahwa sebenarnya Elizabeth I dapat sembuh jika ia mau untuk sembuh, akan tetapi ia memilih untuk tidak mau. Ia sudah cukup tua, lelah, kesepian, serta bosan dengan kehidupannya. Uskup Agung Whitgift dipanggil ke sisi Elizabeth I Ketika ia mengalami kondisi yang memburuk. Ketika Uskup Agung tersebut berbicara kepadanya, tak ada tanggapan apa pun. Akan tetapi Ketika Uskup Agung berbicara tentang keindahan surga, Elizabeth lantas meremas tangan Uskup Agung dengan erat. Hingga akhirnya ia sudah tak dapat lagi bicara dan hanya dapat berkomunikasi dengan gerakan. Hal tersebut membuat orang-orang di sekitarnya menganggap bahwa sang ratu sedang sekarat.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, pada 24 Maret 1603, sang ratu lelap dan meninggalkan dunia. Ia meninggal pada hari Kamis yang merupakan hari kematian ayah dan juga saudara perempuannya. Kematian Elizabeth I akhirnya diumumkan di jalan-jalan London pada keesokan paginya. Tak ada post mortem seperti apa yang diinginkan sang Ratu. Tubuhnya diberi balsem, dan ditempatkan ke dalam peti mati. Beberapa hari kemudian jenazahnya dibawa dengan air ke Whitehall, dan dibaringkan. Jenazah tersebut akan tetap ada sampai raja baru memberi perintah untuk memakamkannya.
Seperti yang diinginkan sang Ratu, tidak ada post mortem. Tubuhnya diberi balsem, dan ditempatkan di peti mati. Beberapa hari kemudian, sang Ratu memulai perjalanan terakhirnya. Dia dibawa dengan air ke Whitehall, dan dibaringkan, sebelum dibawa ke Westminster Hall. Di sana jenazahnya akan tetap ada sampai Raja yang baru memberi perintah untuk pemakamannya. Akhirnya, ratu diberi pemakaman yang luar biasa pada tanggal 28 April 1603.
Patung Elizabeth I di Elizabethan Gardens, Manteo, NC. Dok: Wikimedia
Sumber:
ADVERTISEMENT
Laman Elizabethi.org
Laman History.com