Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Neville Chamberlain, dan Pengendalian Kekuatan Inggris
29 September 2018 15:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Neville Chamberlain berusaha sekuat mungkin menahan Inggris agar tidak terlibat perang dengan Nazi Jerman.
ADVERTISEMENT
Dikenal sebagai tokoh politik yang penuh perhitungan, Neville Chamberlain menjadi otak bagi Inggris ketika berhadapan dengan Nazi Jerman selama Perang Dunia II, dalam jabatannya sebagai Perdana Menteri.
Darah pemimpin hebat mengalir di tubuh Neville. Ia adalah putra dari Joseph Chamberlain, wali kota terkenal dari Brimingham, Inggris. Ia dididik di Rugby School, salah satu sekolah ternama di kota kelahirannya.
Neville mulai mengikuti jejak ayahnya di dunia politik ketika ia terpilih menjadi anggota parlemen sebagai wakil dari golongan Konservatif. Selama tahun 1920-an, Neville bertugas sebagai menteri kesehatan pada masa pemerintahan perdana menteri Stanley Baldwin.
Memegang jabatan penting di pemerintahan membuat Neville dapat melakukan serangkaian pembaruan sosial yang penting dalam bidang perumahan, jaminan sosial, dan jaminan pensiun. Hal itu membuat dirinya dikenal luas oleh masyarakat, dan memperoleh dukungan yang besar dari banyak kelompok masyarakat.
ADVERTISEMENT
Antara tahun 1931 sampai 1937, ia bertugas sebagai “Chancellor of Exchequer”, jabatan setingkat menteri keuangan. Ketika Stanley Baldwin mengundurkan diri pada 1937, Neville ditunjuk sebagai perdana menteri dalam suatu pemerintahan koalisi yang dibentuk untuk mengurusi permasalahan ekonomi Inggris yang saat itu sedang anjlok.
Sambil berusaha memperbaiki perekonomian Inggris, Neville menghadapi persoalan lain yang lebih besar, yaitu pergerakan progresif Nazi Jerman di sepanjang perbatasan bagian selatan dan timur Eropa, di bawah komando Adolf Hitler. Ia berusaha sekuat mungkin menghindari perang di Eropa, setidaknya sampai Inggris Raya benar-benar siap secara ekonomi dan militer.
Berbagai upaya dilakukan oleh dirinya untuk melindungi Inggris Raya dari konflik besar dengan Jerman. Bahkan ia berusaha menarik Italia dari pengaruh Jerman, dengan mengakui keunggulan Italia di Etiopia, walau pada akhirnya usahanya tersebut terbukti sia-sia. Ia pun menahan pemerintah Inggris untuk tidak bertindak ketika Jerman menduduki Austria pada 1938, demi menghimpun kekuatan Inggris untuk perang yang lebih besar.

Kemudian ketika Jerman menuntut agar Cekoslowakia menyerahkan Sudentenland--sebuah wilayah di Cekoslowakia yang ditempati oleh mayoritas orang Jerman– kepada Jerman, Neville melakukan pertemuan dengan Hitler dan menandatangani Persetujuan Munich pada September 1938.
ADVERTISEMENT
Dalam perjanjian itu, ia dan perdana menteri Prancis, Edouard Daladier, menyetuji hampir semua tuntutan Hitler akan Cekoslowakia. Persetujuan Muncih itu menjadi simbol hancurnya kepercayaan negara-negara Eropa Timur terhadap ideologi demokrasi Barat yang dianggap baik.
Ketika Hitler ternyata melakukan penyerbuan ke wilayah Cekoslowakia, Neville segera memproklamasikan jaminan Anglo-Prancis untuk mendukung Polandia, Rumania, dan Yunani secara militer jika sewaktu-waktu Jerman mencoba menduduki ketiga wilayah itu.
Pada 1 September 1939, Jerman melakukan serangan ke Polandia. Dua hari kemudian, Neville membalas tindakan Jerman itu dengan pernyataan perang dari pihak Inggris. Tindakan militer Neville itu memang sangat berani tetapi dianggap cukup membahayakan kedudukan Inggris. Saat itu, ia menunjuk Winston Churchill sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Laut.
ADVERTISEMENT
Setelah Norwegia jatuh ke tangan Jerman pada April 1940, Neville kehilangan banyak dukungan dari partai Buruh dan partai Liberal. Akhirnya ia terpaksa mengundurkan diri pada tanggal 10 Mei 1940. Winston Churchill mendapat dukungan yang besar dari partai Konservatif dan Buruh, sehingga ia ditunjuk menjadi Perdana Menteri Inggris yang baru.
----------------
Sumber: Paparchontis, Kathleen. 2005. 100 Pemimpin Dunia yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma