Menag Lukman: Ormas Jangan Intimidasi Warga

29 Mei 2017 15:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Lukman Hakim. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Lukman Hakim. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Beberapa hari lalu media sosial ramai dengan pemberitaan soal intimidasi oleh ormas FPI yang dialami dokter Fiera Lovita asal Solok, Sumatera Barat, karena dianggap melecehkan Habib Rizieq Shihab dalam postingan di akun Facebooknya.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengimbau seluruh ormas untuk tidak mengancam rasa aman warga dengan perilaku intimidatif, agar peristiwa serupa tak terulang.
"Tentu cara-cara penekanan dan intimidasi seperti itu tidak dibenarkan. Karena bagaimana pun juga itu kan mengancam rasa aman sesama warga negara, sesama bangsa. Saya mengimbau ormas-ormas yang terindikasi hal-hal seperti itu agar segera menghentikan itu," ujar Lukman di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (29/5).
Masyarakat yang merasa terintimidasi keselamatan dan keamanannya, kata Lukman, diharapkan untuk segera melapor ke pihak kepolisian. Menurut Lukman hanya pendekatan hukum yang bisa menyelesaikan kasus intimidasi tersebut, dan tak boleh ada pihak yang main hakim sendiri.
ADVERTISEMENT
"Tentu bagi pihak yang merasa mendapat tekanan dan intimidasi keselamatannya serta keamanannya, baik jiwa maupun harta bendanya, ya bisa melaporkannya ke aparat penegak hukum. Saya tidak ingin itu ditempuh cara main hakim sendiri," kata Lukman.
Lukman berharap para anggota ormas khususnya ormas yang berlandaskan keislaman, mampu menyebarkan ajaran Islam tanpa paksaan.
"Agama itu harus disampaikan dengan cara yang mengayomi dan santun. Tentu agama tidak boleh disampaikan dengan cara paksaan," ujar Lukman.
Terkait kasus Fiera, ibu dari dua anak itu telah meminta maaf kepada pihak FPI dan menandatangani surat pernyataan yang ditandatangani oleh FPI, Polres Solok, dan pihak RSUD Solok tempat Fiera bekerja.
ADVERTISEMENT
Namun intimidasi terhadap Fiera tak berakhir juga. Ia terus menemui unggahan-unggahan di dunia maya yang bernada menghakimi dirinya yang dianggap telah menghina ulama dan menghina agama Islam.
Keluarga Fiera pun terus diintimidasi dengan telepon-telepon dan rombongan orang bermotor yang berteriak-teriak di depan rumahnya hingga dini hari.
Kini kasus tersebut sedang dalam penanganan Polres Solok dan Polda Sumbar, untuk menyelediki pihak yang memviralkan status Fiera.