Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Biografi Sunan Gunung Jati, Wali Songo yang Menyebarkan Ajaran Islam
29 Oktober 2024 13:51 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Biografi Sunan Gunung Jati adalah salah satu informasi yang menarik untuk diketahui. Terutama bagi yang ingin menambah wawasan seputar Wali Songo , sebagai tokoh yang menyebarkan ajaran agama Islam di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Wali Songo merupakan simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Wali Songo, Zulham Farobi, (2019:5). Sesuai namanya, Wali Songo terdiri dari sembilan wali yang memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam.
Kesembilan wali tersebut adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Setiap wali memiliki kisahnya masing-masing dalam menyebarkan Islam, termasuk Sunan Gunung Jati.
Biografi Sunan Gunung Jati
Sebagai salah satu Wali Songo, biografi Sunan Gunung Jati jadi informasi yang kerap dicari oleh banyak orang. Sunan Gunung Jati lahir dengan nama Syarif Hidayatullah.
Ia lahir di Mekkah sekitar tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah dan Nyai Mas Rara Santang. Latar belakang keluarganya pun cukup terpandang dan memiliki keturunan keluarga langsung dengan Nabi Muhammad saw sesuai informasi dari situs resmi itsnujambi.ac.id.
ADVERTISEMENT
Semasa hidupnya, Sunan Gunung Jati memiliki kedudukan ganda sebagai penyebar dakwah Islam sekaligus raja. Ia memiliki kedudukan yang tinggi, baik secara moral, spiritual maupun sosial sesuai informasi dari buku Jalan Hidup Sunan Gunung Jati, Dr. H. Eman Suryaman, M.M., (2024:6).
Sunan Gunung Jati menjadi tokoh yang menyebarkan agama Islam pada kisaran abad ke-15 dan ke-16 Masehi. Wilayah penyebarannya didominasi di wilayah Sunda dengan metode kesenian. Selain berdakwah, ia juga memimpin Kesultanan Cirebon pada masanya.
Riwayat Hidup Sunan Gunung Jati
Sejak kecil, Sunan Gunung Jati telah memiliki pengetahuan agama yang cukup mendalam. Ia terlihat menonjol dalam pengetahuan agama, kecerdasan, dan memiliki wawasan yang luas serta akhlak yang baik.
ADVERTISEMENT
Diketahui ia mengenyam ilmu agama di Mekkah, Baghdad, Gujarat, hingga Palestina. Ia juga sempat belajar dan berguru kepada tokoh agama lainnya sebelum memutuskan untuk menyiarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Sebelumnya, ia sempat ditunjuk sebagai penerus sang ayah di Mesir. Namun, ia memilih melepas posisi tersebut dan memberikannya kepada sang adik, yaitu Syarif Nurullah. Sementara, ia dan sang ibunda memilih untuk pergi ke Pulau Jawa.
Pada tahun 1470, Sunan Gunung Jati memulai perjalanannya dalam menyebarkan agama Islam. Ia menggunakan berbagai metode untuk mengenalkan ajaran Islam kepada masyarakat yang ada di Pulau Jawa, khususnya yang berada di wilayah Sunda.
Tidak hanya menyebarkan agama Islam, pada tahun 1478 ia terpilih sebagai pengganti Sunan Ampel sebagai pimpinan para wali. Sejak saat itu, pusat kegiatan wali dipindahkan ke Cirebon.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sunan Gunung Jati juga menjadi pemimpin sekaligus pendiri dari Kesultanan Cirebon. Ia berkuasa di wilayah tersebut pada tahun 1479 hingga 1568. Berkat kepemimpinannya, peradaban Islam di Cirebon pun mencapai masa kejayaannya.
Peran Sunan Gunung Jati Dalam Penyebaran Islam
Sebagai seseorang yang menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, Sunan Gunung Jati memiliki beberapa peranan penting. Salah satunya adalah dengan mengenalkan ajaran Islam melalui akulturasi budaya, terutama menggunakan media kesenian.
Selain itu, ada juga beberapa nilai-nilai yang pernah dijalankannya untuk menyebarkan agama Islam sekaligus sebagai orang pemimpin. Dikutip dari situs kpimagister.uin-suka.ac.id, berikut peran dari Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama Islam:
ADVERTISEMENT
Berbagai peran yang pernah dilakukannya sebagai pemimpin sekaligus pendakwah, berhasil menjadikan Cirebon sebagai pusat dakwah Islam kedua setelah Demak. Oleh karena itu, keberadaannya sangat penting bagi penyebaran Islam di Indonesia.
Metode Dakwah Sunan Gunung Jati
Sama seperti pendakwah lainnya, Sunan Gunung Jati memiliki metode tersendiri dalam menyebarkan ajaran agama Islam di Indonesia. Sebagai satu-satunya wali yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, ia menggunakan metode lemah lembut dan kekeluargaan.
Berkat kearifan budi dan akhlak tersebut, banyak masyarakat yang mulai mengikuti ajaran Sunan Gunung Jati. Ia juga menggunakan metode akulturasi budaya yang membuat masyarakat memeluk ajaran Islam dengan sukarela dan damai.
Akulturasi budaya yang digunakan oleh Sunan Gunung Jati mulai dari penggunaan kesenian. Ia melakukan pagelaran kesenian dengan menampilkan seni tari, wayang, hingga gamelan yang disebut dengan Sekaten.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs kpimagister.uin-suka.ac.id, masyarakat yang tertarik menyaksikan kesenian tersebut, khususnya penabuhan gamelan, diharuskan membayar terlebih dahulu. Namun, pembayaran tidak menggunakan uang, melainkan dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Wafatnya Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1568 dan dimakamkan di Cirebon, tepatnya di puncak Astana Gunung Sembung. Diketahui ia wafat pada usia yang telah menginjak 120 tahun.
Usai wafatnya Sunan Gunung Jati, pemerintahan Cirebon dilanjutkan oleh keturunannya yaitu para Panembahan Cirebon. Setelah itu, mulai terlihat terjadinya penurunan potensi ketahanan ekonomi, sosial, politik dan budaya di wilayah Cirebon.
Peninggalan Sunan Gunung Jati
Sebagai tokoh penting, Sunan Gunung Jati meninggalkan sejumlah peninggalan. Beberapa peninggalan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan merupakan peninggalan dari Sunan Gunung Jati yang dibangun sebagai media dakwah sekaligus media seni dan tradisi. Keraton ini dihiasi dengan ukiran yang menggambarkan budaya Hindu-Buddha.
2. Masjid Agung Sang Ciptarasa
Masjid Agung Sang Ciptarasa jadi peninggalan lainnya dari Sunan Gunung Jati. Bangunan ini merupakan peninggalan Kerajaan Cirebon yang juga dikenal dengan nama Masjid Agung Cirebon.
Itulah biografi Sunan Gunung Jati, sebagai salah satu Wali Songo yang menyebarkan ajaran Agama Islam di Jawa. Berbagai informasi mengenai Sunan Gunung Jati bisa menambah wawasan mengenai sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. (PRI)