Konten dari Pengguna

Biografi Utsman bin Affan, Sahabat Nabi Pemilik Dua Cahaya

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
21 Oktober 2024 18:37 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Biografi Utsman bin Affan, Foto: Unsplash/Anna Berdnik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biografi Utsman bin Affan, Foto: Unsplash/Anna Berdnik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Biografi Utsman bin Affan memiliki peran sentral dalam sejarah Islam. Beliau adalah salah satu dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surganya Allah Swt. Kehidupannya penuh dengan keteladanan dan menjadi inspirasi bagi banyak generasi.
ADVERTISEMENT
Kedekatannya dengan Rasulullah saw, membuatnya mendapatkan julukan Dzun Nurain atau Pemilik Dua Cahaya. Julukan ini diberikan karena beliau pernah menikah dengan dua putri Rasulullah saw., yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum.

Biografi Utsman bin Affan

Ilustrasi Biografi Utsman bin Affan, Foto: Unsplash/Sebastien
Meneladani kisah-kisah pendahulu membuat kita mempelajari apa yang telah terjadi di dunia ini, salah satunya dengan memahami dan mengetahui biografi Utsman bin Affan. Perjalanan hidupnya dipenuhi dengan kisah keimanan dan pengorbanan.
Beliau terkenal sebagai saudagar yang sukses, dan senang menyumbangkan sebagian hartanya untuk kepentingan Islam. Sosoknya yang dermawan ini selalu siap membantu orang-orang yang membutuhkan. Kontribusinya yang besar membuat ia terpilih menjadi khalifah ketiga setelah Abu Bakar ash-Shiddq dan Umar bin Khattab.
ADVERTISEMENT

Kelahiran dan Kehidupan Awal Utsman bin Affan

Dikutip dari artikel ilmiah berjudul “Narasi Biografi Khalifah Usman Bin Affan Sebagai Seorang Benchmark”, oleh Agryanda, (2024:68) Utsman bin Affan lahir di Thaif pada 567 Masehi, enam tahun setelah Tahun Gajah. Hal ini menandakan bahwa beliau lebih muda enam tahun dibandingkankan dengan Nabi Muhammad saw.
Utsman bin Affan memiliki nama lengkap Usman bin Affan bin Al-‘Ash bin Umayyah, bin Abdus Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib, Al-Qurasyi Al-Umawi Al-Makki Al-Madani dikenal juga sebagai Abu’Amr dan sering dipanggil Abu Abdullah dan Abu Laila.
Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdu Syams, sedangkan nenek dari ibunya bernama Al Baidha’ binti Abdul Muthalib, yang merupakan bibi dari Rasulullah saw, saudari kembaran Abdullah, ayah Rasulullah dan termasuk dalam orang-orang pertama yang menerima Islam pada awal dakwah Islam.
ADVERTISEMENT
Utsman bin Affan terlahir sebagai keluarga tersohor yang kaya raya dan berpengaruh di Mekkah. Ayahnya merupakan seorang pedagang sukses yang mewariskan kekayaan yang cukup besar untuk dirinya. Sejak Utsman kecil, ia telah mendapatkan pendidikan yang baik hingga pandai menulis dan membaca.
Sahabat Nabi ini adalah seorang yang rupawan, tampan, lembut, memiliki jenggot yang lebat, berperawakan sedang, berambut lebat, memiliki bentuk mulut yang bagus, dan kulitnya berwarna sawo matang.
Dikutip dari artikel ilmiah berjudul “Perkembangan Pendidikan Islam Masa Usman bin Affan”, oleh, Antika Aulia (2022:3) Ibnu Syihab Az-Zuhri mengatakan beliau (Utsman) memiliki wajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu bidang, berdahi lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar. Beliau memliki akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat.
ADVERTISEMENT

Mempelajari dan Masuk Islam

Utsman bin Affan memeluk Islam pada tahun 610 M karena ajakan dari Abu Bakar ash Shiddiq. Masih dari artikel yang sama oleh Agryanda (2024:68) Usman berusia 34 tahun saat itu dan termasuk ke dalam salah satu Al-Sabiqun Al-Awwalun, atau orang pertama sahabat Nabi yang pertama kali memeluk Islam.
Kedekatan beliau dengan Abu Bakar memengaruhi keputusannya sepenuh hati untuk memeluk Islam bersama dengan sahabatnya, yaitu Thalhah bin Ubaidillah. Walaupun saat itu ia mendapatkan tantangan dari pamannya bernama Hakim, namun beliau tetap teguh pada keyakinannya tersebut.
Setelah dirinya memeluk Islam, kemudian bersama dengan sahabat-sahabat Nabi lainnya beliau semakin rajin mempelajari Islam. Utsman selalu mengikuti ajaran Rasulullah saw dan menghadiri setiap pertemuan dengan sahabat.
ADVERTISEMENT

Menikah dengan Putri-Putri Rasulullah saw

Utsman bin Affan memiliki keistimewaan yang luar biasa yaitu menikahi putri-putri dari Rasulullah saw dan Khadijah. Inilah yang menjadikan beliau dijuluki sebagai Pemilik Dua Cahaya atau Dzun Nurrain.
Pertama beliau menikahi Ruqayyah, pernikahannya terjadi sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai rasul. Dari pernikahan tersebut Utsman dan Ruqayyah dikaruniai seorang anak bernama Abdullah, namun sayang ia meninggal saat dirinya masih kecil.
Ruqayyah meninggal pada tahun 624 Masehi saat terjadinya perang Badar. Saat itulah Utsman Bin Affan tidak dapat mengikuti perang bersama Rasulullah saw, karena merawat istrinya yang sedang sakit.
Setelah itu, Nabi Muhammad saw kemudian menikahkan Utsman bin Affan kembali dengan anaknya yaitu Ummu Kaltsum. Namun sayang pada tahun 630 Masehi, Ummu Kaltsum meninggal dunia saat Utsman bin Affan sedang berperang di Hunain bersama Rasulullah saw.
ADVERTISEMENT

Menjadi Khalifah

Saat Nabi Muhammad saw meninggal pada 632 M, kemudian dipilihlah Abu Bakar menjadi khalifah umat muslim menggantikan beliau. Setelah Abu Bakar meninggal, kemudian Umar bin Khattab menjadi khalifah kedua menggantikan Abu Bakar hingga akhir hayatnya.
Kemudian, setelah itu terpilihlah Utsman bin Affan menjadi khalifah yang ketiga dengan enam orang kandidat yang diajukan yaitu, Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa`ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Namun Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah kemudian mundur, menyisakan Usman dan Ali.
Mayoritas penduduk saat itu memilih Utsman untuk menjadi khalifah yang ketiga. Beliau diangkat menjadi khalifah yang ketiga saat berusia 70 tahun pada bulan Muharram 24 H dan menjadi yang tertua di antara yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Di bawah kepemimpinan Utsman bin Affan, pemerintahan Islam mengalami kemajuan struktur yang sangat baik.

Masa Kepemimpinan Utsman bin Affan

Di bawah kepemimpinan Utsman bin Affan, beliau memperluas Masjid al-Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah karena meningkatnya jumlah umat Islam yang melaksanakan ibadah haji.
Ia mengawali kebijakan keamanan untuk warga, membangun bangunan khusus untuk pengadilan yang sebelumnya dilakukan di masjid, memperluas sektor pertanian, menaklukkan wilayah-wilayah kecil di sekitar perbatasan seperti Siria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes dan memperkuatangkatan laut.
Kontribusi terbesar yang dibuatnya yaitu adalah keputusannya mengumpulkan Al-Qur’an ke dalam satu mushaf atau satu kitab yang sama yaitu mushaf Hafshah. Utsman membentuk tim yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit kemudian menyalin kitab Al-Qur’an tersebut dan menyebarkannya ke seluruh wilayah Islam.
ADVERTISEMENT
Di masa kepemimpinannya juga, peran pendidikan sangat menonjol terutama pada aspek penyebaran Islam, pengaturan pendidikan, pengembangan ilmu, pembangunan fasilitas pendidikan, literasi dan pendidikan masyarakat, serta pengawasan kurikulum.

Akhir Kepemimpinan dan Kematian Utsman bin Affan

Utsman bin Affan memimpin selama dua periode yang setiap periodenya berlangsung selama 6 tahun. Pemerintahannya mengalami banyak rintangan dan hambatan.
Banyak pemberontak yang menuduhnya melakukan penyelewengan, dan menuntut Utsman untuk turun sebagai khalifah. Namun ia menolak tuntutan tersebut karena janji setia yang telah ia berikan pada umat Islam.
Di tanggal 18 Juni 656 Masehi, rumah Utsman bin Affan dikepung oleh pemberontak dan kemudian ia dibunuh saat sedang membaca Al-Qur’an. Beliau dipukul di bagian kepala dengan sangat keras dan kemudian dimakamkan di pemakaman Baqi di Madinah.
ADVERTISEMENT
Demikian adalah biografi Utsman bin Affan, sahabat Nabi pemilik dua cahaya yang sosoknya sangat menginspirasi. Keteladannya menjadi bukti bahwa seorang muslim dapat meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. (Mit)