Konten dari Pengguna

Biografi Ibnu Batutah, Penjelajah Muslim Abad 14

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
19 Juli 2024 11:41 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Biografi Ibnu Batutah, Foto: Unsplash/mantaphoto.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biografi Ibnu Batutah, Foto: Unsplash/mantaphoto.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ibnu Batutah merupakan penjelajah muslim yang terbesar sepanjang masa. Ia berasal dari Maroko, dan sudah melahirkan sejumlah karya selama melakukan perjalanannya. Biografi Ibnu Batutah ini bisa dijadikan sebagai inspirasi.
ADVERTISEMENT
Kisah perjalanan Ibnu Batutah dituliskan dalam sebuah buku yang berjudul Rihlah yang artinya perjalanan. Di dalam buku ini diceritakan mengenai perjalanannya ke beberapa belahan dunia dengan jarak tempuh kurang lebih 120.000 kilometer.

Biografi Ibnu Batutah

Ilustrasi Biografi Ibnu Batutah. Foto: Unsplash/Mik122.
Islam memiliki banyak ilmuwan yang menginspirasi dan mengagumkan. Salah satunya adalah Ibnu Batutah. Ia merupakan penjelajah muslim yang sangat terkenal dalam sejarah.
Hal ini dikarenakan ia dikenal sebagai penjelajah muslim terbesar sepanjang masa. Berikut adalah biografi Ibnu Batutah, yang merupakan penjelajah muslim terbesar sepanjang masa.
Dikutip dari laman nu.or.id, nama lengkap Ibnu Batutah adalah Muhammad Abu Abdullah bin Muhammad Al Lawati Al Tanjawi.
Ia lahir di Tangier, sebuah kota di utara Maroko, pada 24 Februari 1304 Masehi (703 Hijriyah) dan wafat di kota kelahirannya pada tahun 1377 Masehi (779 Hijriyah).
ADVERTISEMENT
Ibnu Batutah berasal dari keturunan bangsa Berber dan tumbuh dalam keluarga yang taat menjaga tradisi Islam. Pada masa itu, Maroko dikuasai oleh Dinasti Mariniah.
Ia dikenal sangat giat mempelajari ilmu fiqh dari para ahli, banyak di antaranya memegang jabatan Qadhi (hakim).
Ibnu Batutah juga mempelajari sastra dan syair Arab. Pada usia sekitar 21 tahun 4 bulan, ia menunaikan ibadah haji ke Mekkah, yang merupakan rukun Islam kelima. Perjalanan ini membawanya untuk berpetualang dan menjelajahi dunia.
Dia menyeberangi samudra dan menjelajahi daratan demi mencapai tujuan yang mulia. Ibnu Batutah melanjutkan perjalanannya hingga melintasi sekitar 44 negara dalam kurun waktu 30 tahun.
Salah satu karya legendaris yang mengisahkan perjalanan Ibnu Batutah adalah Rihlah, yang berlangsung antara tahun 1325 hingga 1354 M. Sebenarnya, Rihlah bukanlah judul buku, melainkan menggambarkan genre sastra.
ADVERTISEMENT
Judul asli dari buku yang ditulis berdasarkan kisah perjalanan Ibnu Batutah adalah Tuhfat al-Nuzzhar fi Ghara’ib al-Amshar wa ’Aja’ib al-Asfar (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-kota Asing dan Perjalanan yang Mengagumkan), yang ditulis oleh Ibnu Juzay, juru tulis Sultan Maroko, Abu ‘Inan.
Karya ini telah menarik perhatian banyak kalangan di Eropa setelah diterjemahkan ke berbagai bahasa, seperti Prancis, Inggris, dan Jerman.
Buku tersebut disusun sebagai catatan perjalanan dunia yang mengagumkan, mengaitkan berbagai peristiwa, waktu perjalanan, serta catatan-catatan penting yang berisi berita dan peristiwa yang dialami Ibnu Batutah selama pengembaraannya.
Dalam karyanya ini, Ibnu Batutah tidak mengumpulkan rujukan atau bahan-bahan pendukung lainnya, melainkan menceritakan pengalaman atau sejarah empiris dari negara atau kota yang pernah dikunjunginya, terutama yang berkaitan dengan budaya setempat.
ADVERTISEMENT
Pencapaian luar biasa Ibnu Batutah tersebut konon dirampas dan disembunyikan oleh Kerajaan Prancis saat menjajah benua Afrika, termasuk Maroko.

Kisah Petualangan Ibnu Batutah

Ilustrasi Biografi Ibnu Batutah. Foto: Unsplash/Nirmalya Tripathi.
Islam memerintahkan umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan hingga ke tempat yang jauh. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad Saw., “Tuntutlah ilmu walaupun hingga ke negeri Cina”.
Melalui hadis tersebut, Ibnu Batutah terinspirasi untuk memulai petualangannya dalam mencari ilmu. Ibnu Batutah menghabiskan umurnya hingga 30 tahun untuk berpetualang dari satu negeri ke negeri lainnya.

Tiba di Samudera Pasai (Aceh)

Petualangan dan perjalanan panjang Ibnu Batutah membawanya ke Samudera Pasai, yang sekarang dikenal sebagai Aceh. Di sana, ia singgah di Kerajaan Islam pertama di Nusantara, yang terletak di pantai utara Aceh antara abad ke-13 hingga ke-15 Masehi.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Ibnu Batutah di Samudera Pasai disambut oleh Amir (panglima) Daulasah, Qadi Syarif Amir Sayyir Al-Syirazi, Tajuddin Al-Asbahani, dan beberapa ahli fiqh atas perintah Sultan Mahmud Malik Zahir (1326-1345).
Ibnu Batutah melihat bahwa Samudera Pasai pada saat itu telah berkembang menjadi pusat studi Islam di Asia Tenggara. Menurutnya, penguasa Samudera Pasai memiliki semangat yang tinggi untuk mempelajari ilmu-ilmu Islam dari para ulama.
Ia mencatat bahwa pusat studi Islam yang didirikan di lingkungan kerajaan menjadi tempat diskusi antara para ulama dan elit kerajaan.
Selama perjalanannya mengelilingi dunia dan mengunjungi 44 negara, dalam kitabnya yang berjudul Tuhfat al-Nazhar, Ibnu Batutah menyatakan bahwa ia telah bertemu dengan tujuh raja yang memiliki kelebihan luar biasa.
ADVERTISEMENT

Diabadikan di Dunia

Nama besar dan kehebatan Ibnu Batutah dalam menjelajahi dunia pada abad pertengahan tetap dikenang hingga saat ini. Kehebatannya tidak hanya diakui oleh umat Islam, tetapi juga dikagumi oleh dunia Barat. Tidak mengherankan, karya-karyanya pun disimpan oleh Barat.

Prestasi Ibnu Batutah

Ilustrasi Biografi Ibnu Batutah. Foto: Unsplash/Furqan-Raza.
Selama berkeliling dunia selama 30 tahun, Ibnu Batutah telah menorehkan beberapa prestasi, yaitu sebagai berikut.

1. Melakukan Perjalanan Sejauh 120.000 Kilometer

Selama hampir 30 tahun, Ibnu Batutah telah menempuh perjalanan sejauh 120.700 kilometer. Ini setara dengan melakukan perjalanan tiga kali mengelilingi bumi di sepanjang garis khatulistiwa.

2. Punya Catatan Perjalanan yang Detail

Buku Ibnu Batutah diberi judul Tuhfah an-Nuzhar fi Gharaibil Amshar wa 'Ajaibil Asfar (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-kota Asing dan Perjalanan yang Mengagumkan) yang menggambarkan perjalanannya.
ADVERTISEMENT

3. Namanya di Abadikan

Petualangan Ibnu Batutah sangat dihargai dalam dunia petualangan dan ilmu pengetahuan. Nama Ibnu Batutah terus dikenang hingga saat ini.
Bukan hanya dunia Timur yang mengabadikan namanya, tetapi dunia Barat juga melakukan hal yang sama. Ini terbukti dengan digunakannya nama Ibnu Batutah sebagai salah satu nama kawah di bulan.
Itulah informasi mengenai biografi Ibnu Batutah, seorang petualang muslim terbesar. Selama 30 tahun berpetualang, hampir 44 negara yang pernah ia singgahi. (Umi)