Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Profil Menteri Dikti Satryo yang Didemo ASN
21 Januari 2025 6:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Satryo, yang baru menjabat kurang dari enam bulan, kini harus menghadapi kritik tajam dari pegawai kementeriannya setelah kejadian pemecatan seorang ASN.
Namanya telah menggambarkan situasi pelik yang sedang dihadapi oleh seorang pemimpin di dunia pendidikan tinggi Indonesia.
Profil Menteri Dikti Satryo
Pemilik nama lengkap Satryo Soemantri Brodjonegoro merupakan sosok yang tidak asing di dunia pendidikan tinggi Indonesia. Ia merupakan kelahiran 5 Januari 1956 di Delft, Belanda. Sebelum menjabat sebagai menteri, ia dikenal sebagai ilmuwan terkemuka.
Ia tumbuh di lingkungan akademis yang kaya. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di bidang Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum melanjutkan studi ke University of California, Berkeley, dan meraih gelar Ph.D pada tahun 1985.
ADVERTISEMENT
Dengan latar belakang akademisi yang kuat dan pengalaman luas di bidang pendidikan, banyak pihak berharap ia dapat membawa perubahan positif dalam kementeriannya.
Namun, langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh Satryo kini diselidiki setelah kejadian pemecatan pegawai tersebut. Demonstrasi yang dilakukan ASN menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap cara pengambilan keputusan menteri yang dianggap sepihak.
pejabat di kementeriannya telah menyuarakan dukungan kepada menteri dan mengingatkan pentingnya disiplin dalam organisasi.
Masyarakat menantikan langkah-langkah selanjutnya dari Satryo untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan kepercayaan pegawai terhadap kepemimpinannya.
Kini, tantangan terbesar bagi Satryo adalah bagaimana ia dapat mengatasi krisis kepercayaan ini dan memastikan bahwa kebijakan-kebijakannya tidak hanya efektif tetapi juga diterima oleh seluruh elemen di kementeriannya.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan atau kegagalan dalam menghadapi situasi ini akan sangat menentukan masa depan karier politiknya serta dampak kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia ke depan.
Menteri Dikti Satryo Didemo ASN
Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek), kini tengah menjadi sorotan publik setelah aksi intensifikasi yang dilakukan oleh sejumlah pegawai di kementeriannya.
Pada tanggal 20 Januari 2025, ratusan ASN melakukan protes di depan kantor Kementerian Dikti Saintek di Jakarta, menuntut kejelasan terkait pemecatan salah satu pegawai yang dianggap tidak sesuai prosedur.
Dalam aksi tersebut, mereka membawa spanduk dengan tulisan seperti "Kami ASN, Dibayar oleh Negara, Bekerja untuk Negara, Bukan Babu Keluarga" sebagai bentuk kritik terhadap kepemimpinan Menteri Satryo
ADVERTISEMENT
Dalam aksi protes tersebut, para pegawai juga mengenakan pakaian hitam dan membawa spanduk dengan pesan-pesan kritis terhadap kepemimpinan Satryo.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas internal kementerian dan berdampak terhadap kinerja serta moral pegawai. Aksi ini mencerminkan ketidakpuasan internal terhadap kepemimpinan Satryo yang baru menjabat kurang dari tiga bulan.
Karier Menteri Dikti Satryo
Karier Satryo dimulai ketika ia diangkat sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin di ITB pada tahun 1992. Pada posisi ini, ia memimpin berbagai inovasi dalam sistem pendidikan dan evaluasi di jurusan tersebut.
Pada tahun 1999, Satryo mendapatkan amanah sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional.
ADVERTISEMENT
Selama reformasi delapan tahun masa jabatannya, ia mendorong hal-hal penting dalam pendidikan tinggi, termasuk mengubah status perguruan tinggi menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang memberikan otonomi lebih kepada institusi pendidikan.
Selama menjabat sebagai Dirjen Dikti, Satryo juga memperkenalkan konsep World Class University pada tahun 2007, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing universitas-universitas Indonesia di kancah internasional.
Ia berusaha mendorong kolaborasi internasional dan meningkatkan publikasi ilmiah, serta aktif dalam QS World University Rankings.
Kontribusinya di dunia pendidikan tinggi mendapatkan pengakuan luas, termasuk penghargaan The Order of the Rising Sun dari pemerintah Jepang pada 2016 sebagai bentuk penghargaan atas permohonan dalam memperkuat hubungan pendidikan antara kedua negara.
Setelah masa jabatannya sebagai Dirjen Dikti berakhir, Satryo melanjutkan karirnya dengan menjabat sebagai Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dari tahun 2018 hingga 2023.
ADVERTISEMENT
Dalam kapasitas ini, ia terus fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai proyek penelitian dan pengembangan fakultas teknik di berbagai universitas.
Pada Oktober 2024, Satryo ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam Kabinet Merah Putih untuk periode 2024-2029. Namun, perjalanan kepemimpinannya tidak lepas dari kontroversi.
Pada bulan Januari 2025, ia menghadapi tekanan dari sejumlah pegawai kementeriannya yang menuntut transparansi dan keadilan dalam pengambilan keputusan.
Aksi protes ini mencerminkan tantangan yang harus dihadapi Satryo dengan tampil sebagai menteri dan menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif memerlukan komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait.
Demikian informasi lengkap mengenai profil Menteri Dikti Satryo yang didemo ASN. (LA)
ADVERTISEMENT