Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Siapa Pencipta Lagu Kebyar-Kebyar? Inilah Biografi dan Lirik Lagunya
17 Agustus 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lagu berjudul Kebyar-Kebyar menjadi salah satu ciri khas ketika Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Sudah tentu, masyarakat sangat mengenal lagu ini. Tetapi, siapakah pencipta lagu Kebyar-Kebyar?
ADVERTISEMENT
Lagu Kebyar-Kebyar menjadi salah satu lagu nasional yang sering dimainkan saat upacara atau hari besar. Lagu ini menunjukkan sikap nasionalisme yang tinggi. Tak heran jika lagu ini dapat memantik rasa cinta tanah air saat dinyanyikan.
Pencipta Lagu Kebyar-Kebyar
Sebagai salah satu ikon Hari Kemerdekaan Indonesia, lagu Kebyar-Kebyar selalu mengiringi hari spesial tersebut. Pencipta lagu Kebyar-Kebyar merupakan seorang pria kelahiran Jombang.
Mengutip dari e-library.poltekbangsby.ac.id, pengarang lagu tersebut bernama Gombloh , seorang penyanyi sekaligus penulis lagu yang memiliki jiwa nasionalis dan sahaja.
Nama asli Gombloh ialah Soedjarwoto Soemarsono, lelaki berbadan kecil kelahiran 12 Juli 1948. Tidak seperti pemusik lainnya, pria yang akrab disapa Gombloh ini tidak mematut dirinya sebagai bintang atau selebriti dengan tampilan wangi dan mengkilat, seperti yang dikutip dari buku Musisiku, Penerbit Republika (2007:210).
ADVERTISEMENT
Ciri khasnya ketika bernyanyi adalah diselingi batuk-batuk namun selalu mengobarkan semangat ketika tampil di atas panggung. Uniknya, dalam konsernya, ia sering menyelipkan lagu nasional berjudul Padamu Negeri karya Kusbini.
Semangat yang ia bawa dan tampilkan di atas panggung membuat lagu-lagu Gombloh berkesan gagah dengan tema menarik seperti cinta tanah air, kepahlawanan, kemanusiaan, hingga keindahan lingkungan yang disisipkan humor di dalamnya.
Biografi Gombloh
Pemilik nama asli Soedjarwoto merupakan pria kelahiran Jombang. Nama Gombloh didapatkan sejak ia masih kecil yang memiliki makna “Ngglombohi” atau “pura-pura bodoh”. Namun panggilan tersebut justru mengantarnya pada kesuksesan dalam bermusik.
Ia lahir di Jombang pada 12 Juli 1948, 3 tahun setelah kemerdekaan Indonesia. Sayangnya, kariernya dalam bermusik tak lama karena pada 9 Januari 1988 ia meninggal dunia pada usianya yang ke-39 tahun.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel berjudul Perjalanan Gombloh dalam Panggung Musik Indonesia Tahun 1969-1988, Mukhamad Yunus Priambodo (2013:268), Soedjarwoto merupakan anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Slamet dan Patoekah.
Menurut Mukhamad Yunus Priambodo, nama Gombloh yang menjadi panggilannya itu didapatkan dari teman-teman sepermainannya karena ia sering menyebut nama sapi tetangga yang diberi nama Gombloh.
Sebelunya, kedua orang tuanya meninggalkan rumahnya di daerah Genteng, Surabaya dikarenakan Agresi Militer Belanda II, kemudian menuju Jombang. Dalam pengungsian di daerah Tawangsari, Jombang, lahirlah Gombloh.
Ia lahir dengan nama Soedjarwoto dan menambahkan nama “Soemarsono” di belakang, sehingga jadilah nama lengkapnya Soedjarwoto Soemarsono.
Berdasarkan situs resmi Kabupaten Jombang, pada tahun 1970, Gombloh pernah belajar di SMA Negeri 5 Surabaya. Ia juga pernah melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan jurusan Arsitektur.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, studinya itu tidak diselesaikan dan ia memilih menuruti perasaannya untuk bermain musik. Pendidikannya di ITS itu ia lakukan karena semata kasihan dengan orang tuanya.
Ia lebih berminat masuk ke Institut Kesenian Jakarta, namun sang ayah lebih merestuinya mengambil jurusan arsitek di ITS.
Selama berkuliah di kampus yang terkenal akan kedisiplinannya, Gombloh sering bolos yang mana perbuatannya itu diketahui Slamet, ayahnya, setelah mendapat surat teguran dari ITS untuk putranya.
Setelahnya, Gombloh melarikan diri ke Bali dan mulai menjelajahi kariernya sebagai seniman. Ia merasa jiwanya bebas tanpa terkekang oleh disiplin dan ketatnya perkuliahan.
Di pulau para dewa inilah, Gombloh memulai kegiatan bermusiknya di bar-bar hingga dikontrak untuk bernyanyi. Ia bersama teman-temannya juga sering mengamen di hotel-hotel.
ADVERTISEMENT
Meski tidak menjadi lulusan ITS dan mendapat gelar akademik, sosok Gombloh dipandang baik oleh mahasiswa dan alumni salah satu kampus terkenal di Tanah Air dengan jiwa kemanusiaan, kebangsaan, dan kemanusiaan yang dimilikinya.
Selain Kebyar-Kebyar, ada beberapa lagu nasionalis lain hasil karangannya. Mulai dari Pesan Buat Negeriku, Terima Kasih Indonesiaku, Dewa Ruci, Kami Anak Negeri ini, Gugur Bunga, Berita Cuaca, hingga Indonesia Kami.
Gombloh juga menciptakan lagu tentang perasaan dan cinta seperti yang berjudul Apel, Kugadaikan Cintaku, Gadisku, dan lainnya.
Sejarah Lagu Kebyar-Kebyar
Berdasarkan buku Di Balik Bintang, Frans Sartono (2022:214) lagu Kebyar-Kebyar merupakan tembang patriotik yang mengibarkan rasa nasionalisme yang lahir pada pertengahan 1970-an.
Meski banyak lagunya yang ia ungkapkan dengan tujuan utama revolusi secara terang-terangan, lirik di lagu ini dianggap sebagai lagu yang mengajak pendengarnya merasakan rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lagu tentang cinta Tanah Air ini merupakan salah satu album yang ia ciptakan bersama dengan Grup Lemon Tree’s Anno 60. Lagu Kebyar-Kebyar bahkan berhasil mengantarkan Gombloh memenangkan anugerah Nugraha Bhakti dan dianggap sebagai lagu kebangsaan kedua setelah Indonesia Raya.
Keberadaan lagu ini dilestarikan oleh para musisi muda tanah air. Pada tahun 2009, Aprilliana, penyanyi pendatang baru merekam ulang lagu ini dengan aransemen dan lirik berbahasa Inggris tanpa mengubah judul aslinya.
Selain itu, ada juga grup band Coklat yang suaranya selalu terdengar saat peringatan HUT RI. Band ini merekam ulang lagu Kebyar-Kebyar dengan gaya grupnya tanpa menghilangkan esensi lagu sedikitpun.
ADVERTISEMENT
Lirik Lagu Kebyar-Kebyar
(gambar)
Berikut adalah lirik lagu Kebyar-Kebyar karya seniman hebat bangsa, Soedjarwoto Soemarsono:
Indonesia Merah darahku Putih tulangku Bersatu dalam semangatmu
ADVERTISEMENT
Indonesia Debar jantungku Getar nadiku Berbaur dalam angan-anganmu Kebyar-kebyar pelangi jingga
ADVERTISEMENT
Indonesia Nada laguku Simfoni perteguh Selaras dengan simfonimu Kebyar-kebyar pelangi jingga
ADVERTISEMENT
Biarpun bumi berguncang Kau tetap Indonesiaku Andaikan matahari terbit dari barat Kau pun Indonesiaku Tak sebilah pedang yang tajam Dapat palingkan daku darimu
ADVERTISEMENT
Kusingsingkan lengan Rawe-rawe rantas Malang-malang tuntas Denganmu
ADVERTISEMENT
Indonesia Merah darahku Putih tulangku Bersatu dalam semangatku
ADVERTISEMENT
Indonesia Debar jantungku Getar nadiku Berbaur dalam angan-anganmu Kebyar-kebyar pelangi jingga
ADVERTISEMENT
Indonesia Merah darahku Putih tulangku Bersatu dalam semangatku
ADVERTISEMENT
Indonesia (Indonesia) Debar jantungku Getar nadiku Berbaur dalam angan-anganku
ADVERTISEMENT
Indonesia Nada laguku Simfoni perteguh Selaras dengan simfonimu
ADVERTISEMENT
Indonesia Merah darahku Putih tulangku Bersatu dalam semangatku
ADVERTISEMENT
Indonesia (Indonesia) Debar jantungku Getar nadiku Berbaur dalam angan-anganmu
ADVERTISEMENT
Makna Lagu Kebyar-Kebyar
Dikutip dari artikel Analisis Bentuk, Fungsi dan Makna Lagu Kebyar-Kebyar Ciptaan Gombloh, Ririhena, Suarta & Lanus (2021:11), lagu ini memiliki makna yang mendalam.
Lagu ini mengandung pesan berupa seruan jati diri bahwa warga negara Indonesia adalah bagian dari Indonesia, darah yang mengalir pada ibu pertiwi merupakan darah yang mengalir pada setiap jiwa bangsa ini.
Lagu ini juga mendeskripsikan bagaimana kuatnya hubungan warga dan keberadaan Indonesia sebagai tanah tumpah darah. Kelangsungan hidup di negara ini juga ditentukan oleh keberadaan masyarakat yang memiliki tujuan yang sama dengan negara dan pedoman hidup sesuai ajaran Pancasila.
Pancasila yang menjadi dasar dan kiblat moral dan etika warga Indonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sehingga, lagu ini bukan hanya sekadar syair, namun ada ungkapan rasa bangga akan bangsa ini dan sebagai cara untuk mempertahankan nilai-nilai yang diwariskan orang-orang terdahulu.
ADVERTISEMENT
Itulah biografi pencipta lagu Kebyar-Kebyar, pria kelahiran Jombang yang harum namanya di Surabaya. Lagu ciptaannya ini memiliki ketahanan waktu dari masa ke masa, bahkan abadi hingga sampai detik ini karena dinyanyikan dari generasi ke generasi. (fat)