Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Siapa Penemu Algoritma? Inilah Profil dan Sejarahnya
23 Mei 2024 1:00 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Algoritma adalah ilmu matematika yang mengajarkan mengenai serangkaian langkah atau prosedur yang jelas dan terstruktur untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencapai tujuan tertentu. Penemu algoritma adalah Al-Khawarizmi.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan algoritma ini, tidak hanya membantu masalah yang ada dalam komputer. Namun, juga bisa membantu mengatasi masalah di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, banyak orang yang memecahkan masalah dengan algoritma.
Siapa Penemu Algoritma?
Dikutip dari buku Al-Khawarizmi: Bapak Aljabar dan Algoritma karya Hamid Sakti Wibowo (2023: 1), penemu algoritma adalah Al-Khawarizmi.
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi lahir pada sekitar tahun 780 di Khawarizm, sebuah kota di wilayah yang sekarang dikenal dengan Uzbekistan.
Ia dikenal sebagai seorang ahli matematika , astronomi, dan geografi pada masa kehayaan Kekhalifahan Abbasiyah.
Al-Khawarizmi adalah seorang ilmuwan Islam yang karya-karyanya berpengaruh besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke-9.
Ia belajar di Baghdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah pada masa itu, di bawah bimbingan ilmuwan terkenal seperti Abu Ja’far Al-Khwarizmi dan Abu Kamil Shuja’.
ADVERTISEMENT
Setelah menyelesaikan pendidikan, ia bekerja sebagai ahli matematika di Baitul Hikmah (The House of Wisdom), sebuah lembaga ilmiah terkenal di Baghdad yang didirikan oleh Khalifah Harun al-Rashid.
Pada periode ini, Al-Khawarizmi menjadi salah satu anggota Bayt Al-Hikmah, sebuah lembaga penerjemahan, pusat penelitian ilmiah, dan perpustakaan besar yang didirikan oleh Harun Al-Rasyid.
Ketika kekhalifahan Harun ar-Rasyid berakhir dan digantikan oleh Al-Makmun (813-833 M), Baghdad tetap menjadi pusat perdagangan dan sumber pengetahuan. Di Bayt Al-Hikmah, Al-Khawarizmi terus belajar berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu alam dan matematika.
Ia berdedikasi dalam bidang pendidikan dan penelitian ilmiah, hingga akhirnya pengetahuannya di bidang sains berkembang pesat.
Selain matematika, Al-Khawarizmi juga mempelajari bahasa Sanskerta dan Yunani. Keahliannya di bidang sains menghasilkan berbagai karya, termasuk prestasi terbesarnya dalam aljabar.
ADVERTISEMENT
Karya pertamanya berjudul "Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala" atau "Kitab yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan Penyeimbangan," yang ditulis pada tahun 830, dan berisi tentang definisi aljabar.
Berkat buku ini, Al-Khawarizmi dijuluki sebagai Bapak Aljabar. Karya lainnya adalah "Al-Jam’ wat-Tafriq bi-Hisab al-Hind" atau "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapkan dan Menyeimbangkan," di mana ia membahas penjumlahan dan pengurangan berdasarkan perhitungan Hindu.
Selain karyanya di bidang matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal karena karyanya dalam astronomi dan geografi. Dia menulis sebuah buku tentang pengukuran bumi yang menjadi referensi penting dalam geodesi selama berabad-abad.
Pengaruh Al-Khawarizmi tidak hanya terbatas pada dunia matematika dan sains. Nama Al-Khawarizmi juga memberikan kontribusi pada istilah "algoritma", yang berasal dari nama latinnya, "Algorismi".
ADVERTISEMENT
Istilah ini digunakan untuk menyebut metode matematika dan komputasi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Al-Khawarizmi meninggal sekitar tahun 850 M.
Meski sudah meninggal, ia meninggalkan warisan pengetahuan yang mendalam dan berpengaruh dalam perkembangan matematika, sains, dan pemikiran di dunia Islam dan Barat.
Karyanya terus memengaruhi pemikiran dan perkembangan dalam berbagai bidang hingga saat ini.
Baca Juga: Biografi Al-Kindi, Penggerak Filsafat Arab
Sejarah Penemuan Algoritma
Istilah "algoritma" berasal dari nama matematikawan Persia, Al-Khawarizmi (780-850 M).
Al-Khawarizmi adalah seorang ilmuwan yang bekerja di Bayt al-Hikmah (House of Wisdom) di Baghdad, sebuah pusat pembelajaran dan penelitian pada masa kekhalifahan Abbasiyah.
Di sini, Al-Khawarizmi menulis "Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala" (Buku yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan Penyeimbangan), yang mendirikan dasar aljabar dan memperkenalkan metode sistematis untuk memecahkan persamaan linier dan kuadrat.
ADVERTISEMENT
Namun, karya lain Al-Khawarizmi yang lebih langsung berkaitan dengan algoritma adalah buku yang berjudul "Al-Jam’ wat-Tafriq bi-Hisab al-Hind" (Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapkan dan Menyeimbangkan).
Buku ini memperkenalkan sistem bilangan Hindu-Arab dan metode aritmetika yang digunakan saat ini.
Melalui buku ini, ia memperkenalkan penggunaan angka Hindu, yaitu angka 1 hingga 9 serta 0. Selain memperkenalkan aljabar, Al-Khawarizmi juga membahas konsep algoritma.
Konsep algoritma ini memberikan dampak signifikan dalam ilmu matematika, khususnya pada perkembangan teknologi modern seperti komputer.
Melalui terjemahan karyanya ke dalam bahasa Latin, nama Al-Khawarizmi berubah menjadi "Algorizmi", yang kemudian menjadi kata "algoritma".
Di Eropa, karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan nama Algorithmi, Algorismi, dan Alchawarizmi, sehingga di literatur Barat, ia dikenal sebagai Algorizm.
ADVERTISEMENT
Nama ini kemudian digunakan untuk menyebut konsep algoritma yang ia temukan. Setelah banyak berkontribusi dalam ilmu matematika, Al-Khawarizmi meninggal sekitar tahun 850 M.
Kontribusi Yunani dan India
Sebelum Al-Khawarizmi, kontribusi penting terhadap perkembangan algoritma datang dari matematika Yunani dan India.
Ahli matematika Yunani seperti Euclid (sekitar 300 SM) telah mengembangkan algoritma untuk menemukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan, yang dikenal sebagai Algoritma Euclidean.
Sementara itu, matematika India memberikan sistem bilangan desimal yang sangat penting yang kemudian diadopsi oleh dunia Islam dan kemudian oleh Eropa.
Perkembangan di Abad Pertengahan dan Renaisans
Pada abad pertengahan, karya Al-Khawarizmi dan ilmuwan muslim lainnya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi dasar dari matematika yang diajarkan di Eropa.
Algoritma aritmetika Hindu-Arab menjadi standar di Eropa, menggantikan sistem bilangan Romawi yang kurang efisien.
ADVERTISEMENT
Leonardo Fibonacci, seorang matematikawan Italia, memperkenalkan sistem bilangan Hindu-Arab ke Eropa dengan bukunya "Liber Abaci" (Buku Hitung) pada tahun 1202.
Fibonacci mempromosikan penggunaan algoritma aritmetika Hindu-Arab di Eropa, yang sangat mempengaruhi perkembangan matematika dan perdagangan.
Era Modern dan Algoritma Komputasi
Pada abad ke-19, perkembangan algoritma memasuki era baru dengan munculnya komputasi mekanis dan teori matematika yang lebih formal. Charles Babbage dan Ada Lovelace adalah tokoh penting dalam perkembangan mesin komputasi.
Babbage merancang Mesin Analitik, sementara Lovelace menulis algoritma pertama yang dimaksudkan untuk dijalankan oleh mesin tersebut. Namun, fondasi formal dari algoritma modern diletakkan oleh Alan Turing pada abad ke-20.
Dalam makalahnya "On Computable Numbers, with an Application to the Entscheidungsproblem" (1936), Turing memperkenalkan konsep mesin Turing, model teoretis untuk mesin komputasi yang dapat menjalankan algoritma.
ADVERTISEMENT
Konsep ini menjadi dasar teori komputasi dan menggambarkan bagaimana komputer digital bekerja.
Pengaruh Algoritma dalam Teknologi Modern
Saat ini, algoritma digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pemrograman komputer hingga kecerdasan buatan, analisis data, dan keamanan siber.
Algoritma memainkan peran kunci dalam teknologi modern, membantu memproses data dalam jumlah besar, memecahkan masalah kompleks, dan membuat keputusan otomatis dalam berbagai bidang.
Baca Juga: Penemu Kompas, Sejarah, dan Fungsinya
Syarat Algoritma
Berikut adalah penjelasan mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah algoritma:
1. Memiliki Reliabilitas yang Tinggi
Algoritma harus dapat diandalkan dan konsisten menghasilkan output yang benar setiap kali dijalankan.
Reliabilitas tinggi berarti algoritma tidak mudah terpengaruh oleh variasi dalam input atau kondisi lingkungan dan selalu bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
2. Prosesnya Berjalan Efisien
Algoritma harus menggunakan sumber daya seperti waktu dan memori secara optimal. Efisiensi ini memastikan bahwa algoritma dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan tanpa membebani sistem secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
3. Proses Harus Diselesaikan Secepat Mungkin
Algoritma harus dirancang untuk menyelesaikan masalah dalam waktu sesingkat mungkin.
Ini berarti mengurangi jumlah operasi atau kalkulasi yang diperlukan untuk mencapai solusi, sehingga algoritma dapat bekerja dengan cepat, terutama dalam aplikasi real-time atau yang memerlukan respons cepat.
4. Bersifat General atau Umum
Algoritma harus cukup fleksibel untuk diterapkan pada berbagai jenis masalah yang berbeda, bukan hanya kasus khusus. Sifat general ini memungkinkan algoritma digunakan dalam berbagai situasi dan aplikasi, meningkatkan nilai dan kegunaannya.
5. Dapat Dikembangkan
Algoritma harus mudah untuk diperbaiki, diubah, atau ditingkatkan seiring dengan perkembangan kebutuhan dan teknologi.
Ini berarti desain algoritma harus modular dan mudah dipahami, sehingga pengembang lain bisa menambahkan fitur baru atau memperbaiki kekurangan yang ada tanpa kesulitan besar.
6. Mudah Diaplikasikan di Berbagai Komputer
Algoritma harus portable, artinya dapat dijalankan pada berbagai platform dan sistem komputer tanpa perlu banyak penyesuaian. Portabilitas ini memastikan algoritma bisa digunakan secara luas tanpa tergantung pada perangkat keras atau sistem operasi tertentu.
ADVERTISEMENT
7. Menghasilkan Output yang Tepat
Algoritma harus memberikan hasil yang akurat dan sesuai dengan spesifikasi masalah yang ingin diselesaikan. Kebenaran output sangat penting untuk memastikan bahwa solusi yang diberikan oleh algoritma valid dan dapat diandalkan.
Penemu algoritma adalah Al-Khawarizmi. Ia tidak hanya dijuluki sebagai bapak algoritma tetapi juga aljabar. Ilmu yang ia tinggalkan sangat bermanfaat hingga saat ini. (Umi)