Konten dari Pengguna

Siapa Penemu Mesin Cetak? Inilah Biografi, Karya, dan Sejarahnya

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
14 Agustus 2024 20:04 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk siapa penemu mesin cetak, Foto: Unsplash/Waypixels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk siapa penemu mesin cetak, Foto: Unsplash/Waypixels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa penemu mesin cetak? Pertanyaan yang kerap terlintas dalam benak, apabila melihat kecanggihan mesin cetak di masa kini. Terlebih, keberadaan jenis mesinnya yang semakin banyak membuat naluri penasaran terkait sejarahnya pun kian timbul.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman p2k.stekom.ac.id, mesin cetak digunakan untuk membuat banyak salinan yang identik. Namun, dewasa ini, mesin tersebut biasa digunakan untuk mencetak buku dan surat kabar secara otomatis, dalam artian tidak ‘ditulis’ dan dicetak bersamaan.
Berbanding terbalik dengan prinsip kerja mesinnya di zaman dahulu, di mana mesin bekerja menggunakan prinsip layaknya prangko, ‘ketik, cetak.’

Siapa Penemu Mesin Cetak

Ilustrasi untuk siapa penemu mesin cetak, Foto: Unsplash/Ian Noble
Jika bertanya mengenai “Siapa penemu mesin cetak?” Maka, jawaban pertama yang akan muncul adalah Johannes Gutenberg. Ia merupakan sosok yang dielu-elukan sebagai pahlawan yang berhasil menemukan mesin cetak dan merevolusi era dengan teknologi.
Meski sejatinya, yang dirinya lakukan adalah mengembangkan metode pertama penggunaan huruf cetak bergerak dan mesin cetak dalam bentuk begitu rupa, sehingga proses cetak berlangsung cepat dan tepat, bukan sebagai penemu ide pertama (luk.staff.ugm.ac.id).
ADVERTISEMENT
Hal ini berkaitan dengan teori yang mengungkap bahwa bangsa Jepang dan China telah berhasil menciptakan mesin cetak beberapa abad sebelum Gutenberg, abad ke-8, serta penemuan oleh bangsa Korea di awal abad 15 (Malik, Revolusi Gutenberg: 1).
Namun, penemuan ketiga bangsa tersebut tidak dapat mencetak lembaran secara massal, sehingga pengaruhnya terhadap perubahan sosial dianggap kecil. Berbeda dengan temuan Gutenberg yang dianggap lebih efisien, yakni dapat mencetak secara massal.

Awal Kehidupan Johannes Gutenberg

Ilustrasi untuk siapa penemu mesin cetak, Foto: Unsplash/Greyson Joralemon
Johannes Gutenberg lahir antara tahun 1394 dan 1404 di kota Mainz, Jerman. Meski tak ada informasi valid terkait kehidupannya, namun, tanggal 24 Juni 1400 dipilih sebagai simbolis hari lahir resmi sang tokoh, pada gelaran Festival Gutenberg ke-500, tahun 1900.
ADVERTISEMENT
Johannes diketahui sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara, dari pasangan pedagang bangsawan, Friele Gensfleisch zur Laden, dan istri keduanya, Else Wyrich, putri dari seorang penjaga toko yang keluarganya pernah menjadi anggota kelas bangsawan Jerman.
Nama keluarga yang melekat pada Johannes diambil dari nama rumah atau properti tempat tinggalnya, berdasar pada tradisi masa itu. Karenanya, Johannes mengambil nama Gutenberg, sebab ia ketika kecil dan dewasa tinggal di rumah Gutenberg, di Mainz.
Pada tahun 1411, terjadi pemberontakan oleh para pengrajin terhadap para bangsawan di Mainz. Sebabnya, lebih dari seratus keluarga bangsawan terpaksa pergi, termasuk keluarga Guttenberg yang saat itu dipercaya pindah ke Altavilla, Jerman, tanah warisan sang ibu.
Di sana, Johannes dikatakan telah belajar pandai emas di Universitas Erfurt (1418), berdasar pendapat sejarawan Heinrich Wallau. Selain itu, di masa mudanya, ia juga diketahui pernah bekerja dengan sang ayah, di percetakan gerejawi sebagai magang pandai emas.
ADVERTISEMENT
Bersamaan dengan itu, Johannes menerima pendidikan formalnya, berupa membaca dan menulis dalam bahasa Jerman dan latin, serta bahasa para cendikiawan dan pendeta. Lalu, kehidupannya kembali menjadi misteri dalam jangka waktu 15 tahun setelah itu.
Sampai akhirnya, ditemukanlah sebuah surat yang ditulis Johannes pada Maret 1434. Isi surat tersebut mengindikasikan bahwa ia tinggal bersama kerabat ibunya di Strasbourg, Jerman, dan kemungkinan ia bekerja sebagai pandai emas untuk milisi kota.
Johannes tak pernah diketahui telah menikah atau memiliki anak. Tetapi, berdasar catatan pengadilan di tahun 1436 dan 1437, terdapat indikasi bahwa ia mungkin telah membatalkan janji untuk menikahi seorang wanita Strasbourg bernama Ennelin (www.thoughtco.com).

Sejarah Penemuan Mesin Cetak

Ilustrasi untuk siapa penemu mesin cetak, Foto: Unsplash/Adolfo Félix
Jika mengupas tentang sejarah mesin cetak, maka, perjalanan kisahnya akan sangat panjang, mulai dari abad ke 8 di China dan Jepang, awal abad ke 15 di Korea, hingga era Guttenberg. Untuk itu, ulasan ini hanya memuat sejarah mesin cetak dan Gutenberg.
ADVERTISEMENT
Dalam catatan sejarah, Johannes Gutenberg berhasil menemukan mesin cetak yang lebih efisien pada tahun 1450. Penemuan tersebut terwujud setelah melalui berbagai proses yang cukup panjang, diketahui bermula dari eksperimen sang tokoh pada tahun 1436.
Saat itu, Gutenberg yang masih tinggal di Strasbourg, Prancis, sedang bekerja sama dengan Andreas Dritzehan, sosok yang pernah dibimbingnya dalam pemotongan batu permata, dan Andreas Heilman, pemilik pabrik kertas. Meski baru resmi diakui tahun 1439.
Gutenberg itu berpikir bahwa cetakan dari balok yang ditekan pada lembaran kertas cetak memang lebih baik dari sekedar menyalin manuskrip. Tetapi, cara itu sangat memakan waktu, sebab balok kayu harus dikerjakan hati-hati dan hanya mencetak 1 halaman.
Lantas, berkat pengalamannya sebagai pengrajin logam, Gutenberg berpikir bahwa lempengan logam juga seharusnya dapat digunakan untuk membentuk huruf cetak, sebagaimana tujuan kerja dari balok kayu pada mesin cetak sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemanfaatan logam ini dapat mempercepat proses pembuatan ulang setelah satu karakter berhasil dibentuk. dari sanalah, Gutenberg kemudian menjadi orang pertama yang membuat cetakan dari campuran timbal, timah, dan antimon.
Dengan bahan-bahan tersebut, Gutenberg menghasilkan cetakan tahan lama yang dapat menghasilkan buku cetak bermutu tinggi. Temuan ini terbukti lebih cocok untuk percetakan daripada cetakan tanah liat, kayu, atau perunggu yang diciptakan di Asia Timur.
Di tahun 1448, Gutenberg memindahkan bengkel kerjanya ke Mainz, yakni kota kelahirannya di negara Jerman. Kota inilah yang menjadi tempat sang tokoh dalam menyempurnakan temuannya dan merakit mesin cetak pertamanya untuk dioperasikan.
Setelah melalui serangkaian persiapan dan percobaan, akhirnya, pada tahun 1450, mesin cetak pertama Gutenberg tersebut benar-benar dapat beroperasi. Melalui karyanya itu, sang tokoh menjadi orang pertama yang merancang sistem ‘movable metal type.’
ADVERTISEMENT
Meski dasarnya cetakan jenis bergerak telah dikenal di Asia berabad sebelumnya, tetapi inovasi Gutenberg adalah pengembangan sistem produksi yang lebih mudah, memadukan sistem pengecoran dan paduan logam yang tahan lama dan dapat mencetak massal.
Alih-alih menggunakan balok kayu yang harus diukir secara individual, sang penemu lebih memilih membuat cetakan logam yang memuat setiap huruf atau simbol, di mana cetakan tersebut dapat dituangkan tinta dan mentransfer pada kertas cetakan.
Paduan cetakan huruf tersebut dapat menghasilkan kata atau kalimat, lantas dimanfaatkan untuk menggandakan cetakan buku. Meski sejatinya, mesin cetak Gutenberg berbentuk kecil dan masih memerlukan waktu cukup lama untuk mencetak satu buku.
ADVERTISEMENT

Karya Johannes Gutenberg

Ilustrasi untuk siapa penemu mesin cetak, Foto: Unsplash/Jannis Nöbauer
Mengutip laman p2k.stekom.ac.id, karya utama Johannes Gutenberg yang paling dikenal ialah “Alkitab Gutenberg.” Karya ini mengandung 42 baris setiap halaman yang disiapkan pada 15 Agustus 1456 dan dianggap sebagai buku bercetak tertua di dunia barat.
Dua ratus jilid salinan Alkitab Gutenberg telah dicetak, sebagian kecilnya (lebih kurang 50) dicetak di atas kulit lembu muda. Alkitab Gutenberg yang memiliki kualitas estetika cantik dan mahal itu dijual dengan harga tiga tahun gaji seorang kuli biasa.
Buku itu dijual di Pameran Buku Frankfurt pada tahun 1456, dan menjadi incaran banyak penikmat karya, karena mengandung estetika dan teknis cetak yang tinggi. Sampai sekarang, dalam perhitungan, hampir seperempat Bible Gutenberg masih terawat.
ADVERTISEMENT

Penemuan Lain Johannes Gutenberg

Ilustrasi untuk siapa penemu mesin cetak, Foto: Unsplash/CHUTTERSNAP
Selain menjadi ahli dalam bidang percetakan, Gutenberg juga menciptakan bahan sampingan percetakan seperti tinta dan cetakan huruf. Tinta yang digunakan terbuat dari campuran minyak, tembaga, dan timah hitam yang masih bagus warnanya.
Tinta itu adalah bentuknya lain daripada tinta untuk menulis biasa karena tinta percetakan lebih pekat dan lebih lengket. Gutenberg juga telah menyempurnakan campuran logam untuk membentuk cetakan huruf dengan gabungan timah hitam dan antimon.
Sedangkan, dari sisi kontribusi, Gutenberg tercatat telah memperoleh kepercayaan untuk menyiapkan Ensiklopedia Catholicon of Johannes de Janua, setebal 748 halaman dengan 2 ruangan setiap halaman dan 66 baris setiap satu ruangan.

Akhir Hidup Johannes Gutenberg

Ilustrasi untuk siapa penemu mesin cetak, Foto: Unsplash/Sandy Millar
Selama berkarya, tak sedikit Gutenberg mendapatkan banyak bantuan materi dari sosok Johann Fust. Singkat kisah, pada tahun 1456, dirinya mendapat gugatan dari Johann Fust. Sejak itu, hanya sedikit detail yang diketahui tentang kehidupan sang tokoh.
ADVERTISEMENT
Menurut beberapa sejarawan, Gutenberg terus bekerja dengan Fust, sementara para ahli lainnya mengatakan bahwa Fust membuat Gutenberg gulung tikar. Lalu, setelah tahun 1460, ia dikabarkan meninggalkan dunia percetakan, sebab kebutaan yang dialami.
Pada bulan Januari 1465, Adolf von Nassau-Wiesbaden, uskup agung Mainz, mengakui pencapaian Gutenberg dengan memberinya gelar Hofmann-seorang bangsawan istana. Gelar ini memberikan Gutenberg tunjangan uang dan pakaian yang bagus.
Tak hanya itu, ia juga diberi tunjangan berupa 2.180 liter biji-bijian dan 2.000 liter (setara 528 galon) anggur yang bebas pajak. Kisah ini tak berlanjut secara detail, sampai akhirnya dituliskan bahwa Gutenberg meninggal pada 3 Februari 1468 di Mainz.
Berkat pengakuan dan kontribusinya, ia dimakamkan di pemakaman gereja Fransiskan di Mainz, Jerman. Sayangnya, makam Gutenberg hilang bersamaan dengan dihancurkannya gereja dan pemakaman tersebut ketika terjadinya perang dunia II.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, banyak patung Gutenberg yang dapat ditemukan di Jerman, termasuk patung tahun 1837 yang terkenal karya Bertel Thorvaldsen dari Belanda, di Gutenbergplatz di Mainz. Di Mainz juga terdapat Universitas Johannes Gutenberg dan Museum Gutenberg.
Sumber: www.thoughtco.com
Itulah ulasan mengenai siapa penemu mesin cetak, mulai dari biografi, karya, hingga sejarahnya yang dapat pembaca simak. Untuk mengetahui lebih lengkap terkait mesin cetak maupun sang tokoh, simaklah sumber-sumber terpercaya lainnya.(nida)