Bonus Demografi Pada Perekonomian Indonesia

Putry Sally Angellyta
Mahasiswi ITB AD Jakarta
Konten dari Pengguna
2 Februari 2022 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putry Sally Angellyta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Ilustrasi oleh penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Ilustrasi oleh penulis
ADVERTISEMENT
Pengertian Bonus Demografi
Bonus demografi merupakan keuntungan ekonomi yang disebabkan oleh dependency ratio akibat penurunan kematian bayi dan fertilitas (kelahiran) jangka panjang. Penurunan proporsi penduduk muda (0-14 tahun) serta besarnya proporsi penduduk produktif (15-64 tahun) mengurangi biaya investasi untuk memenuhi kebutuhan mereka, sehingga biaya ini dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. (Sri Moertiningsih Adioetomo, 2004)
ADVERTISEMENT
Bonus Demografi di Indonesia
Bonus demografi merupakan suatu keuntungan, yaitu keuntungan ekonomi yang disebabkan oleh rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan atau dependency ratio yang rendah berarti penduduk (15-64 tahun) proporsinya besar.
Jika penduduk usia produktif proporsinya besar maka pastinya menguntungkan negara. Karena mereka berproduktivitas dalam artian bekerja sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian. Sedangkan usia non produktif (0-14 tahun dan di atas 65 tahun) proporsinya sedikit. Mereka yang tidak berproduktivitas dan ditanggung oleh usia yang produktif.
Apabila yang menanggung lebih besar jumlahnya daripada yang ditanggung, maka akan ada penghasilan lebih yang dapat dimanfaatkan untuk tabungan, investasi, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan salah satu keuntungan ekonomi.
Namun, meningkatnya jumlah usia produktif tidak serta merta dapat dijadikan asumsi bahwa negara tersebut mengalami bonus demografi, melainkan harus diiringi dengan peningkatan produktivitas dari penduduk usia kerja tersebut serta dorongan dari kebijakan pemerintah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Terciptanya bonus demografi di Indonesia tidak terlepas dari campur tangan kebijakan pemerintah, pada tanggal 29 Juni 1970 pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB). Hasil dari kebijakan pemerintah tersebut sangat mencengangkan karena berhasil menurunkan angka kelahiran, bersamaan dengan penurunan angka kematian melalui kebijakan peningkatan kualitas kesehatan.
Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut, Indonesia mengalami era transisi demografi atau perubahan struktur umur penduduk, di mana proporsi anak-anak usia kurang dari 14 tahun mengalami penurunan yang signifikan, diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk usia kerja dan peningkatan secara perlahan penduduk lansia.
Dengan demikian, sekitar tahun 1980 Indonesia telah masuk ke dalam era bonus demografi yang puncaknya diperkirakan mungkin pada tahun 2030. Puncak dari era bonus demografi disebut sebagai jendela peluang (window of opportunity).
ADVERTISEMENT
Peluang dari Bonus Demografi
Pengaruh dari bonus demografi yang cukup strategis bagi Indonesia berpeluang melakukan percepatan pembangunan ekonomi, dengan didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) usia produktif dalam jumlah yang signifikan.
Humas Kementerian Perdagangan, Imam Suryanto menjelaskan peluang dapat dimanfaatkan dengan kemunculan masa bonus demografi yaitu jumlah pengangguran berkurang, daya saing bangsa meningkat, menumbuhkan generasi emas yang kreatif dan inovatif, pertumbuhan ekonomi lebih baik, meringankan beban hidup, serta SDM akan lebih berkualitas dan produktif.
Menurut kesimpulan saya meningkatnya jumlah usia produktif tidak serta merta mengasumsikan bahwa negara tersebut mengalami bonus demografi, melainkan harus diiringi dengan peningkatan produktivitas dari penduduk usia kerja serta dorongan dari kebijakan pemerintah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bonus demografi juga mempengaruhi percepatan pembangunan ekonomi disuatu negara dan menciptakan peluang jika diimbangi dengan persiapan yang matang.
ADVERTISEMENT
Baca Juga: