Konten dari Pengguna

Ketahui Perbedaan Sistem Pembelian JIT dan Konvensional

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
6 Desember 2024 15:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbedaan Sistem Pembelian JIT dan Konvensional. Sumber: Pexels/Chanaka
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbedaan Sistem Pembelian JIT dan Konvensional. Sumber: Pexels/Chanaka
ADVERTISEMENT
Sistem pembelian adalah suatu proses atau metode yang digunakan oleh perusahaan dalam memasok kebutuhan. Terdapat beberapa jenis sistem pembelian, seperti sistem pembelian JIT dan sistem pembelian konvensional. Kedua sistem ini tentu memiliki perbedaan sistem pembelian JIT dan konvensional.
ADVERTISEMENT
Sistem pembelian mencakup semua langkah mulai dari identifikasi kebutuhan, seleksi pemasok, negosiasi harga, pemesanan, hingga penerimaan barang atau jasa yang dibeli. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa barang atau jasa yang dibeli memiliki kualitas yang sesuai, tersedia tepat waktu, dan diperoleh dengan biaya yang efisien.

Perbedaan Sistem Pembelian JIT dan Konvensional

Ilustrasi Perbedaan Sistem Pembelian JIT dan Konvensional. Sumber: Pexels/Lukas
Mengutip buku Pesanan Pembelian Dalam Rantai Pasok karya Edy Fradinata (2022:96) sistem pengadaan atau pembelian adalah sistem yang berkaitan dengan operasi pembelian yang terjadi antara bisnis dan pemasoknya. Sistem pembelian ini memudahkan perusahaan dalam memasok kebutuhannya.
Sistem pembelian dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan strategi perusahaan. Seperti halnya pada sistem pembelian Just-in-Time atau JIT dan konvensional. Berikut ini beberapa perbedaan sistem pembelian JIT dan konvensional yang dapat diketahui.
ADVERTISEMENT

1. Definisi Utama

Sistem Just-in-Time (JIT) adalah pendekatan manajemen pembelian dan produksi di mana barang atau bahan baku hanya dipesan dan diterima ketika dibutuhkan dalam proses produksi. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan akan penyimpanan stok yang besar.
Sebaliknya, sistem konvensional merupakan metode tradisional yang melibatkan pembelian barang dalam jumlah besar dan menyimpan stok tersebut di gudang sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Sistem konvensional lebih berfokus pada jaminan ketersediaan barang daripada pengelolaan efisiensi persediaan.

2. Fokus dan Tujuan

Fokus utama dari sistem JIT adalah meminimalkan biaya penyimpanan dan mengurangi pemborosan melalui pengelolaan stok yang efisien. Dengan memastikan barang tiba tepat waktu, JIT mendorong kelancaran proses produksi tanpa akumulasi stok yang tidak perlu.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, sistem konvensional lebih mengutamakan keamanan pasokan untuk memastikan barang selalu tersedia kapan saja diperlukan. Sistem ini lebih fleksibel dalam mengantisipasi fluktuasi permintaan meskipun sering kali memerlukan biaya lebih besar untuk penyimpanan.

3. Pengelolaan Stok

Dalam sistem JIT, pengelolaan stok sangat minimal. Perusahaan hanya memesan barang sesuai kebutuhan langsung, sehingga gudang hampir kosong (zero inventory). Hal ini membuat JIT sangat bergantung pada keandalan pemasok dan pengiriman yang tepat waktu.
Sementara itu, dalam sistem konvensional, perusahaan menyimpan stok dalam jumlah besar di gudang untuk memastikan selalu ada cadangan jika terjadi gangguan rantai pasok. Pendekatan ini lebih aman tetapi membutuhkan kapasitas penyimpanan besar dan biaya tambahan.

4. Frekuensi dan Ukuran Pembelian

Sistem JIT biasanya melibatkan pembelian barang dengan frekuensi tinggi tetapi dalam jumlah kecil. Hal ini dilakukan untuk mengurangi akumulasi stok dan memastikan bahan yang digunakan selalu segar dan sesuai kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, sistem konvensional lebih mengandalkan pembelian dalam jumlah besar untuk menekan biaya per unit dan pengiriman, sehingga frekuensi pembeliannya relatif lebih jarang.

5. Risiko

Salah satu kelemahan utama sistem JIT adalah tingginya risiko apabila terjadi gangguan dalam rantai pasok, seperti keterlambatan pengiriman atau masalah logistik. Tanpa stok cadangan, proses produksi bisa terhenti.
Sebaliknya, sistem konvensional memiliki risiko lebih rendah dalam hal ini karena adanya stok cadangan. Namun, sistem konvensional berpotensi mengalami kerugian jika barang yang disimpan terlalu lama menjadi kedaluwarsa, rusak, atau tidak terpakai.

6. Biaya

Sistem JIT menawarkan penghematan biaya yang signifikan pada aspek penyimpanan, karena stok disimpan seminimal mungkin atau bahkan tidak ada. Namun, karena frekuensi pengiriman yang lebih sering, biaya transportasi bisa menjadi lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Pada sistem konvensional, biaya penyimpanan menjadi komponen besar karena perusahaan harus menyediakan fasilitas gudang. Meskipun demikian, efisiensi transportasi dapat tercapai karena pembelian dilakukan dalam jumlah besar sehingga biaya per unit lebih rendah.

7. Contoh Penggunaan

Sistem JIT banyak digunakan oleh industri yang fokus pada efisiensi tinggi dan proses produksi yang ramping, seperti Toyota dalam industri otomotif. Pendekatan ini cocok untuk lingkungan dengan permintaan yang stabil dan pemasok yang dapat diandalkan.
Di sisi lain, sistem konvensional sering digunakan oleh bisnis ritel besar atau industri farmasi, di mana ketidakpastian permintaan menjadi faktor penting. Dengan menyimpan stok besar, bisnis dapat lebih siap menghadapi lonjakan permintaan atau gangguan pasokan.
Perbedaan sistem pembelian JIT dan konvensional pada dasarnya signifikan dalam pendekatan, tujuan, dan dampaknya terhadap operasional perusahaan. Masing-masing sistem memiliki keunggulan dan tantangan yang unik, sehingga pemilihannya harus disesuaikan dengan situasi dan strategi bisnis. (BAI)
ADVERTISEMENT