Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Memahami Arti Cocoklogi, Istilah yang Sering Muncul di Media Sosial
16 Juni 2023 14:54 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cocoklogi adalah sebuah istilah yang sering kali disinggung di media sosial . Dalam perkembangannya saat ini, cocoklogi menjadi sebuah perilaku di mana seseorang mengaitkan sebuah peristiwa atau fenomena yang terjadi di alam semesta dengan sebuah sebuah pendapat sehingga informasi yang diperoleh menjadi bias.
ADVERTISEMENT
Cocoklogi membuat kecenderungan bagi orang-orang untuk mencari bukti yang mendukung pendapat atau kepercayaannya, kemudian mengabaikan bukti-bukti yang menyatakan sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh bukti yang memperkuat pendapat pribadinya.
Arti Cocoklogi yang Dikenal Masyarakat dalam Media Sosial
Pola pikir cocoklogi dapat menyebabkan penarikan kesimpulan yang tidak tepat bahkan salah sehingga menjadi penghalang bagi sebuah pembelajaran yang efektif. Pendapat yang diperkuat dengan ilmu cocoklogi bisa jadi menjerumuskan orang lain pada pemahaman yang keliru.
Mengutip ungkapan dalam buku "Merawat Nalar dan Bahasa" ditulis bersama oleh Dahri Dahlan dkk - editor Indrawan Dwisetya Suhendi (2020, hal.47), bagaimana kritikus akademis sering kali dengan longgar mengaitkan sebuah karya sastra dengan fenomena dan berbagai gejala yang terjadi dalam kehidupan nyata, selama masih dapat diterima secara rasional dengan asumsi dan dan alibi.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa pendapat yang beredar di tengah masyarakat dapat disimpulkan arti cocoklogi sebagai berikut.
Bagi beberapa kelompok yang meyakini teori konspirasi di luar nalar, meyakini bahwa cocoklogi adalah salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk meneguhkan pendapat atau teori mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam keilmuan di segala bidang, setiap teori atau materi yang dipelajari harus dapat ditegakkan secara logis. Sesungguhnya, kedua hal yang dikaitkan belum tentu tepat atau tidak ada korelasinya justru dapat memicu munculnya hoax atau berita yang diragukan kebenarannya. (SR)