Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Penggunaan Huruf Miring Menurut PEUBI beserta Contohnya
19 Agustus 2024 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penggunaan huruf miring dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa syarat dan ketentuan yang perlu diperhatikan. Aturan ini penting untuk dipahami setiap orang agar terhindar dari kesalahan dalam penulisan akademik maupun kreatif.
ADVERTISEMENT
Huruf miring biasanya digunakan untuk menulis judul buku, majalah, atau istilah asing yang belum diadaptasi dalam bahasa Indonesia. Selain itu, juga berfungsi untuk memberikan penekanan pada kata atau frasa tertentu.
Penggunaan Huruf Miring beserta Contohnya
Tata cara penggunaan huruf miring telah diatur dalam Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia (PEUBI), yang sebelumnya dikenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Sebagai materi pembelajaran dasar, aturan mengenai huruf miring (italic) tentu sudah diajarkan pada saat menempuh jenjang pendidikan.
Menurut buku Mengenal Tata Bahasa Indonesia, Jonter Pandapotan Sitorus (2019), huruf miring yang terdapat dalam sebuah paragraf atau bacaan bukanlah kesalahan, melainkan kesengajaan.
Hal ini karena huruf italic memiliki beberapa fungsi khusus yang dimaksudkan agar perhatian pembaca tertuju pada kata bercetak miring. Berikut adalah beberapa aturan mengenai pemakaian huruf miring berdasarkan PEUB.
ADVERTISEMENT
1. Judul dan Nama
Huruf miring digunakan untuk menulis judul buku, film, album lagu, acara televisi, siniar, lakon, nama majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Contoh:
2. Penekanan Kata atau Kelompok Kata
Huruf miring juga digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata yang terdapat dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Penulisan kata baku lembap diakhiri dengan huruf p bukan b.
Dari kata tangan, dapat membuat beberapa ungkapan, seperti buah tangan, ringan tangan, tangan kanan.
3. Kata atau Ungkapan dalam Bahasa Daerah dan Bahasa Asing
Terakhir, huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah dan bahasa asing yang belum diserap dalam bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Contoh:
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat suku Jawa memiliki berbagai macam tradisi slametan atau selamatan setiap tahunnya.
Memahami tata cara penggunaan huruf miring berdasarkan PEUBI penting bagi setiap orang agar dapat menulis dengan benar. Dengan menempatkan huruf italic sesuai aturannya, tulisan akan terlihat lebih profesional dan memudahkan pembaca menyerap maknanya. (ALF)