Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penokohan Pada Hikayat Bersifat Apa? Ini Penjelasannya
6 November 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penokohan pada hikayat bersifat apa? Hikayat adalah salah satu karya sastra Indonesia yang diteruskan dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Dahulu anak-anak mendengarkan hikayat dari para tetua, sedangkan sekarang dapat membacanya di buku-buku. Banyak tokoh hikayat yang diingat masyarakat meski kisah detailnya tidak begitu diingat. Penokohan sangat penting dalam hikayat.
Penokohan pada Hikayat Bersifat Apa?
Dikutip dari Cendekia Berbahasa, Erwan Juhara (2005:311), hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, silsilah raja, agama, sejarah, biografi atau gabungan.
Dahulu hikayat digunakan untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau memeriahkan suasana. Umumnya tokoh hikayat sangat kuat sehingga diingat hingga melintasi zaman.
Berikut adalah ciri khas penokohan dalam hikayat sehingga banyak yang diingat dari generasi ke generasi.
1. Statis
Penokohan pada hikayat bersifat statis, yaitu tidak ada pengembangan karakter dari awal hingga akhir cerita. Tokoh yang baik akan tetap baik dari awal hingga akhir cerita. Tokoh yang jahat akan tetap jahat dari awal hingga akhir cerita.
ADVERTISEMENT
2. Hitam - Putih
Mayoritas hikayat hanya memunculkan 2 jenis tokoh, yaitu hitam atau tidak baik dan putih atau baik. Tidak ada tokoh abu-abu yang bertindak sesuai dengan kondisi yang menguntungkannya, apalagi mengawali tindakannya dengan perhitungan untung dan rugi.
3. Salah - Benar
Salah dan benar sangat jelas garisnya dalam penggambaran tokoh di hikayat. Meski tokoh tersebut memiliki karakter baik dan tindakannya bermaksud baik, tapi jika melanggar adat atau tradisi, maka tokoh tersebut akan mendapatkan hukuman atau kutukan.
4. Para Raja dan Pahlawan
Sebagian besar hikayat menggunakan tokoh dengan latar belakang para raja atau pahlawan. Pada waktu itu, para raja dan pahlawan dianggap sebagai representasi tokoh yang berwibawa, bijaksana dan pembela kebenaran yang heroik.
5. Anonim
Kebanyakan pengarang hikayat bersifat anonim atau tidak diketahui pasti. Karena itu, asal usul tokoh dalam cerita tersebut juga tidak diketahui apakah berasal dari seseorang yang nyata atau imajinasi.
ADVERTISEMENT
Penokohan pada hikayat bersifat statis membuatnya cocok untuk menyampaikan pesan moral tentang kebaikan dan keteguhan hati. Hikayat dapat menginspirasi anak-anak untuk terus berbuat baik hingga dewasa. (lus)
Baca juga: Jelaskan Bahwa Hikayat Bersifat Didaktis