Konten dari Pengguna

Siapa yang Paling Berkuasa Menentukan Harga Beli kepada Petani? Ini Jawabannya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
12 Mei 2025 15:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Siapa yang Paling Berkuasa Menentukan Harga Beli kepada Petani? Sumber: Unsplash/SimonFanger
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Siapa yang Paling Berkuasa Menentukan Harga Beli kepada Petani? Sumber: Unsplash/SimonFanger
ADVERTISEMENT
Sektor pertanian menopang perekonomian dan ketahanan pangan di Indonesia. Di balik peran tersebut, muncul pertanyaan siapa yang paling berkuasa menentukan harga beli kepada petani?
ADVERTISEMENT
Harga beli hasil pertanian sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan para petani. Namun, kenyataannya masih ada banyak petani yang hidup dalam keterbatasan.

Siapa yang Paling Berkuasa Menentukan Harga Beli kepada Petani?

Ilustrasi Siapa yang Paling Berkuasa Menentukan Harga Beli kepada Petani? Sumber: Unsplash/BoudewijnHuysmans
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Akan tetapi, realitanya menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani tidak sebanding dengan kontribusi besar sektor ini terhadap perekonomian nasional.
Menurut buku Gugurnya Petani Rakyat: Episode Perang Laba Pertanian Nasional karya Vaisal Amir (2014), petani yang sudah jelas bekerja di lahan justru tidak berwenang menentukan harga jual hasil panen. Lalu, siapa yang paling berkuasa menentukan harga beli kepada petani?
Dalam sistem distribusi hasil pertanian di Indonesia, pengepul dan perusahaan besar menjadi pihak yang paling berpengaruh dalam menentukan harga beli.
ADVERTISEMENT
Pengepul merupakan pihak perantara yang membeli hasil panen langsung dari petani. Kemudian, akan menjualnya kembali ke pasar atau pabrik pengolahan.
Hal ini terjadi karena petani sering kali tidak memiliki akses langsung ke pasar yang lebih besar. Ketidaktersediaan fasilitas penyimpanan yang memadai juga membuat petani terpaksa segera menjual hasil panen, meskipun dengan harga rendah.
Sementara itu, perusahaan besar juga menerapkan sistem pertanian kontrak dengan petani. Perjanjian ini berlangsung sejak masa tanam dan akan menetapkan harga beli di awal.
Meskipun kontrak ini memberikan kepastian, petani tidak berkesampatan untuk menawar harga yang baik karena ketergantungan modal, bibit, dan pasar.
Dalam kedua kasus ini, bisa disimpulkan bahwa yang berkuasa menentukan harga beli kepada petani adalah pihak yang memiliki akses terhadap distribusi dan modal.
ADVERTISEMENT
Petani yang harusnya menjadi profesi mulia, realitanya hanya menjadi buruh. Butuh dukungan dari pemerintah dan akses pasar yang transparan agar petani bisa lebih berdaya.
Dengan demikian, harga beli tidak lagi ditentukan sepihak dan petani bisa mendapatkan nilai yang setara dengan hasil kerja kerasnya. Ini akan lebih adil dibandingkan sistem yang dianut sekarang.
Jadi, siapa yang paling berkuasa menentukan harga beli kepada petani? Pengepul dan perusahaan besar saat ini masih memegang peran utama. Kondisi ini sangat menyulitkan bagi petani dalam mencapai kesejahteraan untuk keluarganya. (ALF)