Konten dari Pengguna

Optimalisasi Produksi Rigen : Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Prinsip Ergonomi

Ramadhani Dzakiya Primananda
Merupakan seorang mahasiswi aktif tahun ketiga di Universitas Diponegoro dari program studi Kesehatan Masyarakat.
16 Agustus 2024 11:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ramadhani Dzakiya Primananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumen Pribadi. Pengenalan pentingnya penerapan prinsip ergonomi pada proses produksi bambu rigen ke pada KWT Srikandi Maju
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumen Pribadi. Pengenalan pentingnya penerapan prinsip ergonomi pada proses produksi bambu rigen ke pada KWT Srikandi Maju
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Temanggung, 6 Agustus 2024 – Ramadhani Dzakiya Primananda atau yang akrab disapa Rahma, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro dari program studi Kesehatan Masyarakat telah melaksanakan program monodisiplin “Penerapan Prinsip Ergonomi pada Proses Produksi Bambu Rigen untuk Meningkatkan Produktivitas, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja” yang dilaksanakan di Dusun Letih, Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. Fokus utama dari program ini adalah memberikan edukasi mengenai pentingnya penerapan prinsip ergonomi pada proses produksi bambu rigen, analisis potensi bahaya ergonomi pada proses produksi rigen, hingga pelatihan bagaimana cara posisi duduk dan mengangkut beban berat yang aman untuk kesehatan.
ADVERTISEMENT
Kerajinan rigen menjadi salah satu sumber mata pencaharian utama bagi warga Dusun Letih, Desa Mergowati. Rigen adalah lembaran anyaman bambu berbentuk segi empat panjang yang digunakan petani untuk menjemur tembakau. Para pengrajin rigen di Dusun Letih memproduksi rigen setiap harinya, yang akan dijual kepada pembeli dan akan laris terjual terutama pada musim panen tembakau. Proses produksi rigen ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu proses pemotongan bahan baku bambu, pengiratan bambu, penganyaman bambu, dan proses gapit bambu. Pada langkah awal, bahan baku bambu dipotong menjadi beberapa bagian sesuai ukuran yang dibutuhkan. Selanjutnya, bambu yang telah dipotong, diirat supaya menjadi lebih tipis. Tahap selanjutnya, bambu yang telah diirat, dianyam membentuk persegi panjang dan di sisi anyaman dilakukan penggapitan untuk mengencangkan dan mengaitkan antar semua sisi pada rigen.
ADVERTISEMENT
Pada proses produksi bambu rigen, seringkali membuat para pengrajin bambu rigen rentan terhadap kecelakan akibat proses produksi, maupun penyakit akibat kerja yang pastinya dapat mengganggu aktivitas pengrajin rigen dalam proses produksi rigen hingga berpengaruh terhadap masalah kesehatan para pengrajin. Penerapan prinsip ergonomi pada proses produksi rigen penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, sekaligus memastikan keselamatan dan kesehatan kerja para pengrajin rigen di Dusun Letih. Oleh karena itu, Rahma melaksanakan program monodisiplin yang berjudul “Penerapan Prinsip Ergonomi pada Proses Produksi Bambu Rigen untuk Meningkatkan Produktivitas, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja”. Rahma memberikan edukasi kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Maju, di mana mayoritas mata pencaharian mereka adalah pengrajin rigen. Materi yang Rahma berikan berupa pengenalan lebih dalam mengenai prinsip ergonomi, seperti apa itu ergonomi, potensi bahaya faktor ergonomi, mengapa ergonomi itu penting, gangguan kesehatan akibat tidak menerapkan prinsip ergonomi, hingga studi kasus dan analisis terkait potensi bahaya pada proses produksi rigen, serta pelatihan bagaimana cara posisi duduk dan mengangkut beban berat yang aman untuk kesehatan.
Sumber : Dokumen Pribadi. Penyerahan leaflet ke pada KWT Srikandi Maju
Kegiatan edukasi ini mendapatkan antusias yang masif dari pada audiens karena proses produksi rigen sangat relevan dengan aktivitas mereka sehari-hari, ditambah dengan adanya edukasi mengenai penerapan prinsip ergonomi, yang memberikan insight baru bagi mereka.
ADVERTISEMENT