Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Film Anime Suzume no Tojimari: Perjalanan Menutup Trauma Masa Lalu
Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN. Fokus kajiannya antara lain kajian media dan budaya pop. Email: [email protected].
6 April 2023 14:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ranny Rastati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film anime berjudul Suzume no Tojimari karya Makoto Shinkai sukses meraih box office di beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan China pada pekan pertama penayangan. Di Indonesia, jumlah penonton Suzume no Tojimari mencapai 700 ribu penonton dalam dua pekan penayangan.
ADVERTISEMENT
Karena penasaran, Suzume pun turut mencari pintu dengan harapan kembali bertemu dengan Souta. Di tengah kolam, Suzume menemukan sebuah pintu aneh. Pelan-pelan, Suzume membuka pintu tersebut. Betapa terkejutnya ia karena Suzume dapat melihat dunia lain di dalam pintu tersebut.
Lalu, tanpa sengaja Suzume melepaskan segel pelindung yang berubah menjadi kucing putih bernama Daijin. Suzume yang terkejut lalu berlari meninggalkan reruntuhan dengan kondisi pintu terbuka.
Tak lama, bencana gempa mulai terjadi. Cacing raksasa terlihat keluar dari pintu dan membubung ke atas langit. Semakin lama semakin besar dan siap menghantam Jepang. Namun, hanya Suzume yang dapat melihatnya.
ADVERTISEMENT
Merasa bersalah, Suzume kembali ke reruntuhan untuk melihat apa yang terjadi. Di sana, ia melihat Souta yang sedang mati-matian berjuang menutup pintu. Dengan perjuangan berat, Souta dan Suzume berhasil menyegel pintu. Bencana pun urung terjadi.
Souta ternyata adalah seorang penutup. Dari generasi ke generasi, keluarganya bertugas menutup pintu di seluruh Jepang demi menghindari bencana gempa bumi.
Namun, tanpa disangka Daijin mengutuk Souta menjadi sebuah kursi kecil berwarna kuning. Kejadian ini membuat Souta mengejar Daijin ke berbagai penjuru Jepang agar dikembalikan ke wujud manusia.
Namun, Souta tidak sendiri karena Suzume bersikeras untuk ikut. Dalam perjalanan, berbagai petualangan terjadi. Keduanya bahu membahu menutup pintu demi melindungi Jepang dari bencana.
Perjalanan Menyembuhkan Trauma Masa Lalu
ADVERTISEMENT
Perjalanan Suzume sebenarnya adalah sebuah representasi dari proses penyembuhan diri. Saat kecil, ibu Suzume meninggal dalam gempa bumi besar. Sejak itu, ia diasuh oleh tantenya.
Peristiwa traumatis itu membekas dalam memori Suzume. Dalam mimpi, ia kerap mencari ibunya sambil menangis. Luka ini kemudian membuat Suzume mulai memberikan jarak antara dirinya dan orang lain agar tidak merasakan kehilangan lagi.
Pertemuannya dengan Souta membuat Suzume seolah kembali pada dirinya di masa lalu. Untuk menyembuhkan trauma masa kecilnya, Suzume harus berani untuk membuka pintu dan masuk ke dalam luka tersebut. Suzume memvalidasi perasaan kehilangan yang ia rasakan dan menerima itu menjadi sebuah takdir kehidupan.
Dari petualangannya, Suzume juga belajar untuk menerima ketulusan orang lain. Hadirnya cinta dari orang lain pada akhirnya mampu mengobati hatinya yang telah lama berduka.
ADVERTISEMENT
Melalui Suzume no Tojimari, Makoto Shinkai berhasil membawa penonton untuk larut dalam pencarian kepingan jiwa. Hingga akhirnya setelah film berakhir, penonton ditinggalkan dengan perasaan ganjil. Seolah dibuat berpikir tentang arti kehidupan dan kehilangan.