Bermula dari Uang Kerang Berubah Menjadi Uang Digital

Ratna Putri Mei Wulandari
Mahasiswi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
7 Januari 2023 20:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ratna Putri Mei Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/id/foto/membayar-melalui-contactless-channel-melalui-aplikasi-mobile-banking-gm1372782135-441813507
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/id/foto/membayar-melalui-contactless-channel-melalui-aplikasi-mobile-banking-gm1372782135-441813507
ADVERTISEMENT
Perihal keuangan, saat ini uang sangat aneh. Tidak ada wujudnya, tidak sama seperti uang zaman dahulu yakni uang kerang hingga uang kertas seperti sekarang ini, sebelum adanya uang digital. Terdapat banyak isu mengenai uang digital yang tidak berwujud. Isu tersebut muncul karena manusia tidak bisa merasakan wujudnya, tidak mengetahui cara menggunakannya, dan lain sebagainya. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat mengenai uang digital sangat rendah, terutama di Indonesia yang sedang mengalami proses digitalisasi.
ADVERTISEMENT
https://www.istockphoto.com/id/foto/kerang-cowrie-gm928866460-254745029?phrase=kerang%20cowrie
Uang kerang adalah alat pembayaran pertama sebelum adanya uang logam maupun uang kertas. Uang kerang disebut uang cowrie. Uang cowrie memiliki ukuran yang sama, mudah dibawa, dan dapat dihitung sehingga orang pada zaman dahulu menggunakan uang kerang sebagai alat transaksi. Banyak masyarakat yang asing atau tidak mengetahui mengenai mata uang ini, menganggap bahwa mata uang logam adalah uang pertama setelah adanya barter.
Alat pembayaran digital di Indonesia yang pertama dikeluarkan oleh perusahaan bank swasta yaitu BCA pada tahun 2001. BCA mengoperasikan perbankan elektronik melalui situs KlikBCA. Namun perubahan tersebut belum banyak diterima masyarakat karena terdapat beberapa faktor seperti kesiapan, pengetahuan, dan kepercayaan. Pada tahun 2007, dompet digital di Indonesia muncul yang bernama Doku Wallet. Namun Doku Wallet juga masih jarang terdengar oleh masyarakat karena faktor-faktor yang sama. Kemudian muncul dompet elektronik yang sekarang ini banyak dikenal oleh masyarakat seperti Go-Pay, OVO, Dana, ShopeePay, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut saya kekurangan uang digital saat ini adalah kepercayaan. Mengenai kepercayaan terhadap uang digital, anak muda lebih mudah menerima mengenai hal tersebut karena semua kehidupannya dimudahkan oleh teknologi. Sedangkan generasi tua sulit untuk percaya terhadap uang digital. Adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan pemaksaan perubahan gaya hidup yang serba digital. Hal tersebut membuat percepatan perubahan digitalisasi karena pada sebelumnya uang yang masih terdapat bentuk dan wujud menyebabkan kemungkinan penyebaran virus, oleh karena itu dunia dipaksa untuk mengubah gaya hidupnya.
Menurut saya selaku pengguna, salah satu kelebihan uang digital adalah efisiensi. Dengan adanya pembayaran digital masyarakat lebih mudah melakukan transaksi, kita bisa melakukan transaksi di mana pun dan kapan pun seperti membeli tiket bioskop, membayar air, membayar listrik, membayar tagihan, dan masih banyak lagi. Tetapi itu semua hanya dapat dinikmati ketika masyarakat bisa menerima pembayaran melalui digital. Dari sudut pandang saya, jika hanya anak muda saja yang melakukan transformasi digital dan melakukan pembayaran melalui digital, semua itu masih terasa sulit karena transaksi dilakukan oleh dua orang atau lebih. Oleh karena itu, generasi tua juga perlu ikut serta dalam melakukan transformasi ini dimulai dari pembayaran digital.
ADVERTISEMENT
Perkembangan bentuk uang makin menarik, dari uang kerang hingga uang digital. Yang menjadikan pertanyaan baru, apakah uang digital merupakan akhir dari berbagai jenis uang atau permulaan dari jenis uang baru karena perkembangan teknologi mengubah segalanya seperti yang sudah dijelaskan yaitu bentuk uang kerang hingga uang tak berbentuk yaitu uang digital.
Oleh:
Ratna Putri Mei
202010170311253
Mahasiswa Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Malang