Kecerdasan Buatan sebagai Teknologi

RICHARD BENEDICTUS HARTONO
Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan
Konten dari Pengguna
12 Januari 2023 20:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari RICHARD BENEDICTUS HARTONO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kecerdasan buatan yang semakin canggih (unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
Kecerdasan buatan yang semakin canggih (unsplash.com)
ADVERTISEMENT

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah membuka fenomena baru yang umumnya dikaitkan dengan sebuah alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks (Fauzan, 2020). Konsep utama dari kecerdasan buatan adalah menciptakan sebuah alat bantu atau mesin yang dapat berpikir seperti manusia (Goralski & Tan, 2020). Teknologi kecerdasan buatan melibatkan banyak disiplin ilmu, seperti ilmu komputer, psikologi, matematika, robotika, dan bidang lainnya (Amin, 2019; Karman, 2021). Penggunaan kecerdasan buatan yang bertanggung jawab dapat menjadi kekuatan pendorong, untuk membantu memajukan dan untuk mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif (Kusumawati, 2018).

sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menurut penelitian dari PPG (2021), hampir 90% perusahaan di negara-negra maju dan berkembang telah mengadopsi AI di dalam sistemnya, lebih dari 35% perusahaan di negara-negara maju menggunakan AI dalam berbagai macam bentuk sekaligus, dan lebih dari 40% konsumen di seluruh dunia percaya bahwa AI meningkatkan kinerja dalam kehidupan mereka. Negara-negara yang tergabung dalam G20 telah berkomitmen pada pendekatan kecerdasan buatan yang berorientasi terhadap kepentingan manusia. Hal ini terlihat dalam deklarasi dokumen "G20 Osaka Leaders’ Declaration" pada tanggal 28-29 Juni 2019 (Karman, 2021).
ADVERTISEMENT
Menurut Pakpahan (2021), artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Selain itu, menurut (Sobron & Lubis, 2021) artificial intelligence merupakan bidang ilmu komputer yang mempelajari cara pembuatan computer yang memiliki kecerdasan layaknya manusia, seperti kemampuan mengenali pola, kemampuan belajar, dan kemampuan dalam mengambil keputusan. Artificial intelligence atau kecerdasan buatan digunakan secara khusus untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia (Fitri Andri Astuti, 2021). Pemecahan masalah atau dalam istilah disebut sebagai problem solving dalam artificial intelligence ini mengacu pada sekumpulan ide yang berhubungan dengan deduksi, kesimpulan, perencanaan, penalaran akal sehat, pembuktian teorema dan proses terkait (Kusumawati, 2018).
ADVERTISEMENT
Menurut Nasri, (2014) dalam Bullock (2019) artificial intelligence (AI) memiliki beberapa kelebihan, salah satunya adalah bersifat permanen. Kecerdasan alami biasanya dapat berubah karena sifat manusia yang terkadang pelupa, sedangkan kecerdasan buatan tidak berubah selama sistem komputer dan program tidak dirubah. Selain itu, kelebihan AI yang lain adalah lebih mudah diduplikasi dan disebarkan, lebih mudah dan murah dibandingkan, bersifat konsisten, cara kerja lebih cepat, dan hasil lebih baik.
Kecerdasan buatan dapat memudahkan kegiatan manusia (unsplash.com)
Terlepas dari kelebihan-kelebihan tersebut, artificial intelligence (AI) memiliki beberapa tantangan. Menurut Fitri Andri Astuti (2021) tantangan yang dihadapi oleh AI antara lain dalam sektor industri di era 4.0, dimana banyak perusahaan mengadopsi suatu platform Artificial intelligence untuk diterapkan dalam proses bisnis mereka, namun teknologi ini masih terlalu kompleks, membutuhkan penelitian, dan usaha yang cukup berat. Pada sektor pemerintahan, AI dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian yang bersifat lebih terbuka, fleksibel, berbasis pengetahuan dan keterampilan, promosi pasar lokal pada lingkup perdagangan internasional, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pada sistem perawatan kesehatan dan sosial. Namun pada era industri 4.0 ini, pemerintah diharuskan beradaptasi cepat dalam menghadapi megacorporations (Goralski & Tan, 2020). Hal inilah yang membuat negara-negara peserta G20 juga menyadari pentingnya mempromosikan keamanan dalam ekonomi digital dan mengatasi kerentanan serta pentingnya melakukan perlindungan kekayaan intelektual (Fauzan, 2020).
ADVERTISEMENT
Hambatan dalam pengimplementasian AI inilah yang mengharuskan manusia untuk mempelajari serta memiliki kemampuan untuk membangun aplikasi kecerdasan buatan ini. Menurut Luh Putu Ary Sri Tjahyanti et al. (2022), terdapat 2 bagian utama yang sangat dibutuhkan dalam perancangan AI, yaitu basis pengetahuan (Knowledge Based) yang berisi fakta-fakta, teori, pikiran, dan hubungan antara satu dan yang lainnya dan motor inferensi (Inferensi Engine), yaitu kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman. Harapannya, di masa mendatang kecerdasan buatan diharapkan dapat membawa perubahan bagi peradaban manusia ((PPG), 2021). Kecerdasan buatan dapat menjadi pelengkap dari para manusia untuk dapat mengurangi tingkat pengambilan keputusan yang berdasarkan keyakinan pribadi (Bullock, 2019).
DAFTAR PUSTAKA
(PPG), D. P. P. G. (2021). Peranan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dalam Pendidikan - Direktorat Pendidikan Profesi Guru (PPG).
ADVERTISEMENT
Amin, I. H. Al. (2019). Artificial Intelligence dalam proses industri manufaktur. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, XIV(2), 98–104. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=7442&val=544&title=Artificial Intelligence dalam Proses Industri Manufaktur
Bullock, J. B. (2019). Artificial Intelligence, Discretion, and Bureaucracy. American Review of Public Administration, 49(7), 751–761. https://doi.org/10.1177/0275074019856123
Fauzan, I. (2020). Artificial Intelligence (AI) Pada Proses Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian - Sebuah Eksplorasi Konsep Setelah Masa Pandemi Berakhir. Jurnal Civil Service, 14(1), 31–42.
Fitri Andri Astuti. (2021). Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelligence untuk Penguatan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Jurnal Sistem Cerdas, 4(1), 25–34.
Goralski, M. A., & Tan, T. K. (2020). Artificial intelligence and sustainable development. International Journal of Management Education, 18(1). https://doi.org/10.1016/j.ijme.2019.100330
Karman. (2021). Strategi Dalam Mengembangkan Teknologi Kecerdasan Buatan Strategies in Developing Artificial Intelligence Technology. 2, 173–184.
ADVERTISEMENT
Kusumawati, R. (2018). Kecerdasan Buatan Manusia (Artificial Intelligence); Teknologi Impian Masa Depan. ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam, 9(2), 257–274. https://doi.org/10.18860/ua.v9i2.6218
Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, Putu Satya Saputra, & Made Santo Gitakarma. (2022). Peran Artificial Intelligence (Ai) Untuk MendukungPembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19. Komputer Dan Teknologi Sains (KOMTEKS), 1(1), 15–21.
Nasri. (2014). Kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence ). Artificial Intelligence, 1(2), 1–10.
Pakpahan, R. (2021). Analisa Pengaruh Implementasi Artificial. Journal of Information System, Informatics and Computing, 5(2), 506–513. https://doi.org/10.52362/jisicom.v5i2.616
Sobron, M., & Lubis. (2021). Implementasi Artificial Intelligence Pada System Manufaktur Terpadu. Seminar Nasional Teknik (SEMNASTEK) UISU, 4(1), 1–7. https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/semnastek/article/view/4134