Di Balik Angka Bunuh Diri

24 Januari 2017 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Infografis Bunuh Diri di Indonesia (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Pertama, kita hitung dulu angkanya. Banyak hal yang bisa kita bicarakan dengan angka. Tapi jangan melihat angka hanya sebagai statistik, karena ini soal hidup manusia. Kita.
ADVERTISEMENT
Kemarin, siang bolong, ada seorang pria berupaya bunuh diri. Dia loncat dari jembatan layang di Kiara Condong, Bandung. Teriakan para pejalan kaki dan warga sekitar yang mencoba menghentikannya, tak ia hiraukan.
Setelah badannya terempas ke jalan, ia segera dilarikan ke rumah sakit. Kabar selanjutnya belum diketahui.
Percobaan bunuh diri memang bukan baru kali ini terjadi. Cerita dan beritanya bisa kita dapatkan di mana-mana, meski banyak juga yang mungkin tidak kita ketahui.
Berdasarkan data WHO, setidaknya 800 ribu orang di seluruh dunia melakukan bunuh diri setiap tahun. Bunuh diri menjadi salah satu faktor penyebab kematian tertinggi, khususnya usia muda 15-29 tahun. Sebanyak 75 persen bunuh diri terjadi di negara dengan penduduk berpendapatan rendah-menengah.
ADVERTISEMENT
Tak ada asap jika tidak ada api. Bunuh diri tidak mungkin terjadi tanpa alasan. Faktor penyebab bunuh diri paling banyak adalah depresi, pelecehan, dan kekerasan.
Kita harus lebih peka jika mendengar seseorang seolah berkata bahwa tidak ada yang memedulikannya hidup atau mati di dunia ini. Itu adalah 'alarm' pertama. Apalagi jika kita tahu bahwa orang tersebut tengah menghadapi tekanan yang begitu berat atau peristiwa traumatis dalam hidupnya.
Di Indonesia, kasus bunuh diri yang diketahui oleh kepolisian berkisar di angka 900-an per tahun. Kasus paling banyak terjadi di Jawa-Bali.
Apakah kalian punya pendapat soal bunuh diri ini, juga tentang provinsi-provinsi dengan kasus bunuh diri tertinggi?
ADVERTISEMENT
Infografis Bunuh Diri di Indonesia (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Simak juga artikel berikut: