Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sandi Jawab Kritik Djarot Tentang Rumah Murah Rp 350 Juta
29 Maret 2017 23:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Pada debat yang diadakan di program Mata Najwa di Metro TV, Calon Gubernur Anies Baswedan sempat menjanjikan rumah seharga Rp 350 juta di Jakarta. Hal itu ditanggapi Calon Wakil Gubernur Djarot Syaiful Hidayat, yang mengatakan bahwa hal tersebut tidak bisa diterapkan di ibukota.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada tempatnya di mana, perumahan mana yang Rp 350 juta di Jakarta. Nggak ada. Kalaupun ada mungkin di Bogor, Tangerang, Bekasi. Kalau di Jakarta seingat saya sulit," ujar Djarot di Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Rabu (29/3).
Namun, pasangan Anies di pilgub DKI, Sandiaga Uno, menjawab balik pernyataan Djarot. Dia mengaku sudah mengidentifikasi lokasi-lokasi rumah Rp 350 juta di Jakarta, namun tak dapat dia sebutkan saat ini.
"Tidak bisa kita rilis, Pak Djarot, karena banyak sekali spekulan yang akan bermain tanah dan Pak Djarot tahu sendiri, kan?" jawab Sandi di tempat terpisah di BSI Salemba, Jakarta.
Sandi mengaku saat Anies memberikan tugas untuk membuat program rumah dengab DP nol ia sudah melakukan research dengan membawa tim ahli. Ia juga menyatakan program ini ada landasan hukumnya dan sudah dilakukan di beberapa negara.
ADVERTISEMENT
"Saya terima karena ini adalah pilkada, saling menjatuhkan, tapi nanti tentunya warganya Pak Djarot yang selama ini hanya bisa mengontrak selama hidupnya kita berikan solusi untuk mengikuti rumah dengan DP nol Rupiah karena banyak sekali spekulan-spekulan tanah yang sudah mulai mengendus-endus," ujar Sandi.
Sandi menyebutkan hal ini akan mengakibatkan implementasi dari orang-orang yang ingin mendekatkan diri dengan kekuasaan.
"Alhamdulillah, saya berkomitmen sama Pak Anies bahwa ini adalah programnya untuk rakyat, jadi para pengembang-pengembang besar itu, mungkin ini bukan program yang cocok buat mereka," ujar Sandi.