Okurrr

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
30 Maret 2020 23:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Okurrr. Entah dari mana asalnya kata tersebut. Siapa penciptanya juga saya enggak tahu. Tapi mengartikannya gampang, dia semacam celetukan anak muda kekinian untuk menyebut "Oke".
ADVERTISEMENT
Saat saya mencari kata Okurrr (dengan tiga r) di Google, pilihan paling atas adalah laman urbandictionary.com. Lihat ini:
Hanya saja, urbandictionary mencantumkan okurrrrr dengan lima r. Sedangkan memencet tuts 'r' hingga lima kali bisa menghabiskan waktu, tenaga, sekaligus berpotensi salah hitung.
"Tiga 'r' cukup," kata saya kepada seorang gadis yang mengenalkan kata ini. Maka Okurrr dengan tiga r menjadi judul artikel ini—entah ini masih layak disebut artikel atau tidak.
Okurrr enggak bisa dipakai sembarangan. Dia bukan makhluk yang bisa dipakai untuk berdiskusi dalam rapat redaksi.
Tapi katakanlah Pak Dalipin meminta saya mengecek naskah tulisannya, alih-alih bilang "Oke" atau "Ya" atau "Siap", saya akan menjawab "Okurrr".
ADVERTISEMENT
Karena okurrr menunjukkan keakraban.
Tapi keakraban baru satu sisi mata uang okurrr.
Bila lawan bicara anda mengucap kata "okurrr", jangan terlalu girang. Selain menunjukkan sikap keakraban, okurrr juga bisa berarti sebuah sikap masa bodoh. Sebuah sikap "ya-terserah-lo-deh".
Seperti pada Senin tanggal 30 Maret 2020 ini usai pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB untuk melawan wabah corona.
Saya lantas bilang:
"Okurrrrrrrrrrrrrrrrrrrr, Pak Presiden."
Kredit: Pexels
---
Teruntuk netizen yang bingung PSBB (dan persoalan-persoalannya) itu apa, ini ada artikel yang dengan simpelnya menjelaskan itu. Sila: