Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Linguistik Forensik dan Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik & Inses di Bukittinggi
5 September 2023 11:13 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai kasus kriminal yang terjadi di berbagai dunia dapat diselesaikan dengan salah satu cara, yaitu bahasa. Bahasa dapat menjadi bantuan yang sangat berharga dalam menyelesaikan kasus di berbagai bidang, terutama dalam bidang investigasi kriminal, intelijen, dan analisis data.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai hal, bahasa mampu sebagai alat komunikasi untuk melacak aktivitas dan rencana yang berkaitan dengan tindakan kriminal atau ancaman keamanan. Hal ini pun nantinya akan berhubungan juga dengan jejak digital, alamat IP, domain, atau tanda tangan digital. Analisis bahasa dalam konteks ini dapat membantu dalam mengidentifikasi pelaku atau sumber informasi dalam kasus, khususnya bagi kejahatan siber.
Tidak hanya itu, bahasa mampu untuk memahami konteks sosial dan budaya dalam masyarakat untuk memahami suatu alasan atau motif terjadinya peristiwa kriminal. Bahasa juga dapat membantu untuk memecahkan beberapa kasus yang memungkinkan dalam bentuk pesan-pesan atau kode yang harus dipecahkan. Bahasa melalui analisisnya mampu memberikan solusi bagi pemecahan kode atau sandi tersebut.
Bahasa dapat digunakan sebagai alat bukti yang sangat penting dalam sistem peradilan. Hal ini karena penggunaan bahasa dapat digunakan sebagai bukti dapat berdampak besar dalam pengungkapan kebenaran dan penentuan hasil persidangan. Bahasa yang dianalisis di persidangan akan dibantu oleh seorang linguis forensik. Sebelumnya, mari kita pahami bersama terkait dengan linguistik forensik ini.
ADVERTISEMENT
Secara detail, linguistik forensik mampu menginterpretasi pesan yang digunakan dalam kasus-kasus. Hal tersebut mengingat bahwa bahasa sering kali kompleks dan pesan-pesan tertulis atau lisan mungkin memerlukan interpretasi yang cermat. Linguistik Forensik dapat membantu dalam mengungkap pesan-pesan tersembunyi, maksud, atau implikasi dari komunikasi tertentu.
linguistik forensik mampu memberikan fakta yang ada di dalam sebuah bahasa. Kasus yang paling mudah dipahami adalah penentuan keaslian dokumen atau pesan teks yang akan melibatkan analisis penulisan tangan, analisis tanda tangan digital, atau pengecekan apakah dokumen tersebut asli atau palsu.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, penggunaan linguistik forensik dapat menghasilkan bukti yang lebih objektif dan tidak didasarkan pada prasangka atau penilaian subjektif. Akhirnya, fakta yang dihasilkan tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk kepada pelaku kejahatan melalui identifikasi dan keterhubungan pelaku dengan tindak kriminal.
Di luar negeri, linguistik forensik telah menjadi bidang yang semakin penting dalam menyediakan bukti dan pemahaman dalam berbagai kasus hukum. Ini membantu meningkatkan akurasi penyelidikan, penentuan hasil persidangan yang adil, dan memastikan bahwa keadilan tercapai dalam sistem peradilan.
Begitu pun di Indonesia. Berbagai kasus, seperti kopi sianida Jesica yang pada masanya sangat heboh mengundang berbagai pakar untuk membuktikan keadilan, salah satunya adalah ahli bahasa. Tidak hanya kasus tersebut, kasus lainnya, khususnya kasus pencemaran nama baik atau fitnah.
Pencemaran nama baik adalah tindakan menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan yang merugikan reputasi seseorang, bisnis, atau organisasi seseorang. Dalam kasus ini, linguistik forensik dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi atau mengkaji pesan-pesan atau pernyataan yang mungkin menjadi bukti dalam kasus pencemaran nama baik. Salah satu laporan yang viral beberapa waktu terakhir adalah kasus wali kota Bukittinggi yang dipolisikan terkait dengan pernyataan insesnya.
ADVERTISEMENT
Erman Safar selaku Wali Kota Bukittinggi dilaporkan terkait dengan pencemaran nama baik dan berita bohong. Pelapor merupakan tokoh masyarakat dari Parik Paga Kurai V Jorong dan seorang ibu yang merasa dituding telah melakukan hubungan inses dengan anak kandungnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari kumparanNEWS, sang anak diungkapkan telah mengakui hubungan inses dengan ibu kandungnya sejak SD hingga berusia 28 tahun. Namun, ketika diperiksa kembali, anak tersebut mengungkapkan bahwa ia sedang berhalusinasi. Ketika ditanya terkait dengan waktu kejadian, anak tersebut pun menjawab dengan jawaban yang tidak konsisten.
Kasus ini tentunya membutuhkan linguis forensik untuk membedah berbagai hal, khususnya analisis struktural yang berisi terkait dengan berbagai hal bahasa, misal dari fonologi, sintaksis, semantik, pragmatik atau ke aspek linguistik yang lebih luas, misalnya psikolinguistik, sosiolinguistik, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, analisis lainnya sebagai alat bukti dibutuhkan untuk mengungkapkan motif dan kebenaran yang ada. Sebagai sebuah alat bantu, linguistik forensik membantu kasus dugaan pencemaran nama baik dan fitnah atas isu dugaan inses di Bukittinggi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahasa sebagai medium komunikasi dalam menyampaikan pesan sangat dibutuhkan untuk berbagai keperluan, salah satunya alat bukti dan diharapkan dapat menyelesaikan kasus kriminal.