Konten dari Pengguna

Apakah Gunung Api Salak Pernah Mengeluarkan Erupsi Buah Salak?

Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api)
Mempercepat Edukasi Vulkanologi di Indonesia - Master Student of Geology Engineering (UGM) - Bachelor of Geography Education (UNY) - SMA N 1 Martapura - Indonesia
25 Mei 2021 22:22 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Kronologi Sejarah Geologi dan Peristiwa di Gunung Api Salak

ADVERTISEMENT
Halo Sobat Gunung, berjumpa lagi nih. Hari ini Sobat Gunung akan diajak untuk mengenal lebih dalam Gunung api yang membelah Kabupaten Bogor dan Sukabumi, di Provinsi Jawa Barat ini loh. Pernah gak sih kepikiran asal nama Gunung Salak? atau Erupsi Gunung Salak mengeluarkan buah salak? Di edisi spesial ini Sobat Gunung akan diajak untuk mengetahui fakta-fakta menarik dari Sejarah Keberadaan Gunung Salak.
Peta Lokasi Gunung Salak dan Sekitarnya, Modifikasi Roni Marudut Situmorang, 2021
zoom-in-whitePerbesar
Peta Lokasi Gunung Salak dan Sekitarnya, Modifikasi Roni Marudut Situmorang, 2021
Asal Usul Nama Gunung Salak
ADVERTISEMENT
Abad ke I-V
Menurut beberapa sumber, penamaan Gunung Salak diambil dari bahasa sansekerta 'Salaka' yang berarti perak. Dengan demikian, Gunung Salak bermakna 'Gunung Perak'. Beberapa Sejarawan menyebut di lereng gunung tersebut pernah berdiri sebuah kerajaan Salakanagara yang berjaya sekitar tahun 130-362 Masehi. Kerajaan Salakanagara diduga sebagai kerajaan Sunda tertua di Nusantara.
Peninggalan Tiga Menhir Kerajaan Salakanagara, Foto Diambil di Cihunjuran pada tahun 2010
Nama Gunung Salak pun diduga berasal dari kerajaan tersebut. Walau pun waktu keberadaan kerajaan Salakanagara masih diragukan, faktanya Kerajaan Salakanagara terletak di Cihunjuran, Desa Cikoneng, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Ada 3 (tiga) lokasi yang diyakini sebagai pusat Kerajaan Salakanagara. Lokasinya di antaranya terletak di Teluk Lada (Pandeglang, Banten), Condet (Jakarta), dan Gunung Salak (Bogor).
Peninggalan Kerajaan Salakanegara, di antaranya Tiga Menhir Cihunjuran, Dolmen di Kampung Batu Ranjang, Batu Magnit, Batu Dakon, tujuh mata air yang dikenal tujuh sumur dan Pemandian Prabu Angling Dharma. Menurut cerita rakyat, pemandian Prabu Angling Dharma dulunya dipakai oleh Prabu Angling Dharma atau Aki Tirem.
ADVERTISEMENT
Sejarah Pengamatan Gunung Api Salak
Abad ke-17
Berdasarkan Data Dasar Gunung Api yang dipublikasikan PVMBG, Sejarah Pengamatan periode erupsi Gunung Salak dimulai sejak 5 Januari 1699. Ketika itu terjadi erupsi samping dan erupsi dari kawah pusat. Erupsi Gunung Salak yang menyebabkan rusaknya hutan berasal dari Gunung Salak II. Erupsi Gunung Salak II berupa erupsi magmatik.
Foto Tertua dari Sungai Berbatu Gunung Salak, Diambil Oleh Georg Friedrich Johannes Bley, 1920-an
Abad ke-18
Gunung Api Salak pada abad ke-18 pernah mengalami erupsi sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1761 dan 1780. Erupsi tahun 1761 berupa erupsi freatik yang bersumber dari Kawah Ratu. Pada tahun 1780, Gunung Salak mengalami dua kali erupsi, yaitu erupsi Samping dan erupsi normal di Kawah Ratu. Setelah itu, tidak ada catatan pengamatan erupsi Gunung Salak pada abad ke-19.
ADVERTISEMENT
Abad ke-20
Gunung Salak cukup aktif pada awal abad ke-20. Bagaimana tidak? Gunung Salak mengalami tujuh periode erupsi, dalam selang 36 tahun antara tahun 1902 s/d 1938. Erupsi periode tahun 1902-1903 menghasilkan erupsi samping bertipe freatik. 16 tahun berselang, tepatnya tahun 1919, Gunung Salak kembali erupsi dari Kawah pusat Ratu berupa erupsi freatik. Tahun 1923, erupsi lumpur terjadi di Kawah Cibodas. Pada tahun 1929 erupsi freatik sempat terjadi dari Kawah Cibeureum.
Salah satu Foto Tua Gunung Salak, dari arah Timur Laut, Dok. Direktorat Vulkanologi, 1982
Periode erupsi bulan Februari 1935 terjadi erupsi samping dan erupsi freatik di Kawah Cikuluwung Putri. Pada tahun 1936 terjadi erupsi freatik di Kawah Perbakti. Periode erupsi Gunung Salak yang terakhir terjadi pada periode erupsi tahun 1938. Pada saat itu sekitar tanggal 31 Januari 1938, terjadi erupsi samping dan erupsi freatik di Kawah Cikuluwung Putri. Sekarang ini, Gunung Salak masih berada di masa tenang dengan kegiatan embusan solfatara dan fumarole di Kawah Ratu, Kawah Hirup, dan Kawah Paeh.
ADVERTISEMENT
Karakter utama erupsi Gunung Salak bertipe freatik di kawah pusat dan erupsi samping. Mekanisme terbentuknya erupsi freatik di Gunung Salak yaitu apabila terjadi akumulasi tekanan uap air yang sangat kuat di bawah permukaan bumi yang melebihi daya tahan dari lapisan permukaan tanah di atasnya. Akumulasi uap air ini bisa terbentuk akibat sentuhan secara langsung atau tidak langsung aliran air dengan magma. Sedangkan, Erupsi samping di sini merupakan erupsi yang terjadi pada daerah lereng gunung api Salak.
Geologi Gunung Salak
Gunung Salak (2211 mdpal) merupakan gunung api tipe A dengan tipe strato yang memiliki beberapa kubah lava dan kerucut piroklastik di sekitarnya. Hasil erupsi Gunung api Salak merupakan selang–seling antara aliran lava dan endapan piroklastik. Geologi dan stratigrafi tentatif berdasarkan hasil pemetaan terdahulu (Zaenudin, dkk, 1993) bahwa urutan batuan dari tua ke muda terdiri dari 16 satuan batuan dan 7 satuan produk batuan bukan Gunung Salak. Batuan andesit basaltik lebih umum diendapkan dibandingkan dengan andesit dan basalt Gunung api Salak.
Peringatan Menaiki Puncak Salak 2, Diambil pada salah satu jalur pendakian Puncak Salak tahun 2011
Hasil kegiatan Gunung Salak tertua adalah lava Gunung Salak I dan yang termuda adalah kolorium dan endapan aluvial. Genetika Gunung Salak menurut Hartman (1938) adalah sebagai berikut: Pertama muncul Gunung Salak I yang merupakan tubuh yang paling tua dan kemudian disusul oleh Gunung Salak II, kemudian muncul Gunung Sunbul, sedangkan Kawah Ratu diperkirakan merupakan produk akhir dari Gunung Salak. Sobat gunung perlu tahu, Kawah Cikulung Putri dan Kawah Hirup masih bagian dari Kawah Ratu.
ADVERTISEMENT
Hasil analisis kimia gas di Gunung Salak didominasi oleh kandungan uap air mencapai 91–94%, hal tersebut menunjukkan bahwa dominasi uap air cukup kuat dan gas ini dikelompokkan ke dalam gas basah. Sehingga wajar apabila erupsi freatik adalah erupsi yang paling sering terjadi di Gunung api Salak.
Kawah Ratu, Gunung Salak masih aktif mengeluarkan gas solfatara, Oleh Bruno Lacalati
Tragedi Jatuhnya Pesawat Sukhoi (2012)
Pada tanggal 9 Mei 2012, Pesawat Sukhoi SSJ-10 97004 jatuh di lereng utara Gunung Salak. Kronologinya, Pesawat Sukhoi buatan Rusia ini, melakukan perjalanan demonstrasi yang dijuluki “Welcome Asia” pada pukul 14:00 WIB. Adapun penerbangan demonstrasi lokal direncanakan beberapa kloter yang dilakukan di Bandara Halim Perdana Kusuma. Yang diundang di antaranya pebisnis Indonesia yang bergerak di bidang penerbangan, wartawan, dan pihak-pihak lainnya. Perjalanan demonstrasi ini menggunakan rute Bandara Halim Perdana Kusumah-Pelabuhan Ratu-Bandara Halim Perdanakusuma.
Kronologi Pesawat Sukhoi SSJ-10 97004 Jatuh di Lereng Gunung Salak, Modifikasi oleh Orion, 2019
Kloter pertama berlangsung lancar dan selamat. Pada saat giliran kloter kedua take off, kloter kedua Superjet 100 diisi 50 orang. Sebanyak 42 orang merupakan para undangan, sedangkan delapan orang lainnya adalah awak pesawat asal Rusia. Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat menabrak tepi tebing di ketinggian 6.250 kaki (1.900 m), meluncur menuruni lereng dan berhenti di ketinggian 5.300 kaki (1.600 m). Tidak ada Korban Selamat pada kejadian tersebut. Dampaknya Maskapai penerbangan Indonesia menunda pengiriman Sukhoi Superjet 100 setelah kecelakaan pesawat ini.
ADVERTISEMENT
Jalur Pendakian Gunung Salak I
Jalur Pendakian antara Puncak Salak I dan Bajuri , Oleh Dan Quinn, Mei 2018
Untuk mencapai puncak Gunung Salak I, pendaki direkomendasikan melalui dua arah ini, yaitu dari sebelah utara dan selatan. Jalan pertama dari arah utara dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sampai daerah kehutanan melalui Cikampak atau Cibatok menuju kampung Gunung Bunder. Dari batas hutan perjalanan dilanjutkan melalui jalan setapak menuju kawah dengan waktu tempuh ± 2 jam. Jalan kedua dari arah selatan melalui Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi dengan kendaraan bermotor sampai batas hutan di kampung Cidahu atau Nangkabeurit. Perjalanan selanjutnya hanya dapat ditempuh dengan melalui jalan setapak menuju puncak dan memerlukan waktu ± 2 jam.
Puncak Gunung Salak I, Oleh Dan Quinn, Mei 2018
Puncak Gunung Salak terdiri dari tiga: Puncak 1 atau disebut juga Puncak Manik, berada di ketinggian 2.221 mdpl (tertinggi), lalu Puncak 2 berada di ketinggian 2.180 mdpl, dan Puncak 3 atau Puncak Sumbul berada di ketinggian 1.926 mdpl.
ADVERTISEMENT
Gunung Salak banyak meninggalkan kisah misteri. Beberapa kesaksian dari para pendaki ada yang menuturkan pernah mendengar suara gamelan saat sedang di atas gunung. Kisah mistis lain yakni adanya pasar setan di puncak Gunung Salak, binatang gaib yang tak kasat mata, jeritan wanita minta tolong, serta yang paling menghebohkan adalah mimpi massal didekati sosok wanita cantik yang mengajak berhubungan tubuh.
Peringatan untuk pendaki pada Jalur arah Kawah Salak, Diambil oleh Dan Quinn, Mei 2010
Kondisi Terkini Aktivitas Gunung Salak
Peta KRB Gunung Salak, Dok. Magma Indonesia, PVMBG 2021
Kawasan Rawan Bencana Gunung Salak terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
Lokasi Pos Pengamatan Gunung Salak dan Kawah Ratu, Modifikasi Roni Marudut Situmorang, 2021
Saat ini Gunung Api Salak berstatus Aktif-Normal. Jarak Pos Pengamatan Gunung Salak dan Kawah Ratu sekitar 9,74 km. PVMBG merekomendasikan Masyarakat di sekitaran Gunung Api Salak dan para pengunjung/wisatawan, tidak diperbolehkan mendekati Kawah (Kawah Ratu, Kawah Hirup, Kawah Paeh), apalagi di musim hujan.
ADVERTISEMENT
Jadi Sobat Gunung sudah tahu kan, Gunung Api Salak tidak ada kaitannya dengan pohon dan buah salak yaa. Erupsi Gunung Salak berupa batuan andesit basaltic dan utamanya mengeluarkan erupsi freatik. Sedangkan, kaki Gunung Salak merupakan bagian dari Taman Nasional Halimun Salak. Di mana taman nasional ini adalah kawasan pelestarian alam Gunung Salak yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Terima kasih sudah membaca ya Sobat Gunung!
ADVERTISEMENT
Referensi
Ayatrohaedi. (2017). Sundakala: Cuplikan Sejaraj Sunda Berdasarkan Naskah-naskah Panitia Wangsakerta Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya.
Ekadjati, E.S. 2005. Kebudayaan Sunda Zaman Pajajaran, Jilid 2, Pustaka Jatya,
Global Volcanism Program, 2013. Salak (263050) in Volcanoes of the World, v. 4.10.0 (14 May 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution. Downloaded 25 May 2021 (https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=263050).
ADVERTISEMENT
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
PVMBG, 2012. G. Salak. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/200-g-salak
PVMBG, 2021. Laporan Aktivitas G. Salak. Sumber URL: https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan/162744?signature=5e14bbd56573d30a654851f706fa6c51e3141e3dd31ee8cacfe65e5ec03d7ea3
Zaennudin A, Sutawidjadja I S, Aswin D, 1993. Geological map of Salak volcano, West Java. Volc Surv Indonesia, 1:50,000 geol map.