news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fakta Geologis Menarik Gunung Api Ambang

Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api)
Mempercepat Edukasi Vulkanologi di Indonesia - Master Student of Geology Engineering (UGM) - Bachelor of Geography Education (UNY) - SMA N 1 Martapura - Indonesia
Konten dari Pengguna
24 Mei 2021 19:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Gunung Api paling Selatan di Provinsi Sulawesi Utara

ADVERTISEMENT
Selamat Malam Sobat Gunung, hari ini Sobat Gunung akan diajak mengenal Gunung api Ambang, Gunung paling Selatan di Daratan Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Sobat Gunung tau gak? Jarak Gunung Ambang dengan Gunung api terdekat, Gunung Soputan, Sekitar 53.33 Km. Sedangkan, apabila diukur jarak yang hampir sama ke utara berkisar 50 km, jarak Gunung Soputan akan terbentang hingga Gunung Klabat, Salah Satu Gunung Api paling Utara di Busur Sulawesi Daratan setelah Gunung Tangkoko.
Di antara Gunung Soputan dan Gunung Ambang tidak ada Gunung api aktif lainnya, sedangkan antara Gunung Soputan dan Gunung Klabat, terdapat empat Gunung api lainnya, yaitu Gunung Riendengan-Sempu, Kaldera Tondano, Gunung Mahawu dan Gunung Lokon-Empung.
Jarak Gunung Ambang yang cukup jauh dari busur gunung api aktif lainnya di Daratan Sulawesi Utara, menjadi keunikan tersendiri dari Gunung Ambang ini. Gunung Ambang merupakan tipe gunung api kompleks dengan tatanan tektonik zona subduksi dan tipe batuan mayor andesit hingga basaltik andesit.
ADVERTISEMENT
Sejarah catatan pengamatan Gunung Ambang dimulai bulan Juli 1839, ketika itu tembusan solfatar dengan tekanan yang kuat dan suhunya berkisar antara 100 °C-123 °C. Selang 127 tahun, tepatnya tahun 1966, penduduk Desa Purworejo melaporkan kemunculan dua lubang tembusan baru yang besar, dengan tekanan gas yang sangat tinggi, yaitu dekat Kali Putih sebelah timur dan pada lereng kawah sebelah utara. Gejala awal munculnya tembusan solfatara ini didahului dengan gempabumi yang getarannya terasa hingga di Desa Purworejo, Provinsi Sulawesi Utara.
Foto tertua Gunung Ambang dilihat dari Desa Purworejo, Ruska Hadian 1973, Dok. DIrektorat Vulkanologi
39 Tahun berselang, tepatnya pada 22 Desember 2005 terjadi erupsi freatik dengan skala 1 VEI, merupakan erupsi terakhir Gunung Ambang. Periode erupsi magmatik terakhir belum pernah diketahui, erupsi yang pernah tercatat hanya erupsi freatik tahun 2005.
ADVERTISEMENT
Morfologi Gunung Ambang dibentuk oleh kerucut-kerucut kecil membentuk deretan pegunungan yang memanjang membatasi bagian utara dan selatan dari kompleks Gunung Ambang. Gunung Ambang merupakan kerucut gunung api muda (kwarter) yang aktivitasnya berkembang melalui sisa tubuh kaldera. Kerucut vulkanik ini tumbuh pada suatu tubuh gunung api lava yang telah terbentuk sebelumnya.
Gas Fumarol yang keluar berlokasi di samping tenggara puncak Gunung Ambang, Ruska Hadian, 1973 Dok. Direktorat Vulkanologi
Morfologi Komplek Gunung Ambang dibentuk oleh perbukitan tersier berupa punggungan yang memanjang dari barat ke timur, berpola pengaliran sungai pararel, sedangkan pada bagian barat laut dan tenggara berpola pengaliran dendritik. Morfologi yang lebih muda terdiri dari pegunungan Ambang dan kerucut vulkanik serta pedataran.
Pemandangan indah dari Kawah Gunung Ambang, Oleh Dan Quinn Februari 2013
Batuan vulkanik di Komplek Gunung Ambang merupakan hasil erupsi magmatik yang diperkirakan terjadi pada 240.000 tahun yang lalu, diketahui dari hasil penanggalan 40 Ar (Electrik Consalt, Italia 1983).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan litologi, posisi stratigrafi dan sumber erupsi, batuan komplek Gunung Ambang dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok dari tua ke muda adalah: batuan sedimen, batuan vulkanik tua, batuan hasil erupsi Komplek Gunung Pinupulan, batuan hasil erupsi kelompok pegunungan Ambang, batuan hasil erupsi kelompok Gunung Tayot dan Molibut, endapan lahar dan Aluvial. Endapan aluvial merupakan endapan termuda yang disusun terdiri dari endapan lepas berupa pasir, kerikil, kerakal dan bongkah lava.
Peta KRB Gunung Ambang, Dok. Magma Indonesia, PVMBG 2021
Kawasan Rawan Bencana Gunung Ambang terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
Gas Solfatara masih aktif keluar dari Kawah Gunung Ambang, Oleh Dan Quinn Februari 2013
Sekarang ini Gunung Ambang Berstatus Normal. PVMBG merekomendasikan Masyarakat di sekitar Gunung Ambang dan wisatawan membatasi aktivitas (tidak berlama-lama dan tidak bermalam di area kawah aktif),serta tidak mendekati lubang hembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.
ADVERTISEMENT
Terima kasih buat Sobat Gunung yang setia Membaca ya!
Referensi
Global Volcanism Program, 2013. Ambang (266020) in Volcanoes of the World, v. 4.10.0 (14 May 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution. Downloaded 24 May 2021 (https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=266020).
IAVCEI, 1973-80. Post-Miocene Volcanoes of the World. IAVCEI Data Sheets, Rome: Internatl Assoc Volc Chemistry Earth's Interior.
Kusumadinata K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Volc Surv Indonesia, 820 p.
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
PVMBG, 2014. G. Ambang. https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/481-g-ambang
PVMBG, 2021. Laporan Aktivitas Gunung Ambang. SUmber URL: https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan/162687?signature=aa350b0f996c79dd9322a2aacf81a2093daead3163345598c7a5eb74733958e9