Jadi Food Vlogger Bisa Populer?

Rahman Tanjung
Widyaiswara Ahli Madya BKPSDM Kabupaten Karawang, Dosen STIT Rakeyan Santang Karawang
Konten dari Pengguna
9 April 2023 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahman Tanjung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang Wanita sedang Menikmati Makanan (sumber: unsplash.com/Sam Moghadam Khamseh)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Wanita sedang Menikmati Makanan (sumber: unsplash.com/Sam Moghadam Khamseh)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akhir-akhir ini di berbagai media di tanah air tengah viral berita tentang seorang food vlogger, Magdalena Fridawati atau dikenal dengan Mgdalenav yang memiliki lebih dari 1 juta pengikut di Instagram tersebut menceritakan pengalamannya bahwa dia terkadang dipandang sebelah mata oleh pemilik restoran, padahal dia telah menujukkan followers Instagramnya yang cukup banyak saat akan review makanan di sebuah restoran, tetapi dia malah ditolak oleh restoran yang akan dia review.
ADVERTISEMENT
Akibat hal tersebut Magdalena mendapat cibiran dan hujatan dari sebagian besar warganet, yang menganggap hal itu sebagai sikap yang tak terpuji.
Namun kali ini saya tak akan membahas lebih jauh tentang viralnya kasus tersebut. Hanya saja dengan adanya pemberitaan viral tersebut, mungkin ada sebagian dari anda yang penasaran, apa sih profesi Food Vlogger tersebut?, apakah bisa menjadi populer dengan menjadi Food Vlogger?
Mengenal profesi Food Vlogger
Food vlogger adalah orang yang terkenal karena membuat video makanan yang menarik dan menggiurkan. Mereka sering kali mengunjungi restoran-restoran yang terkenal atau mencoba masakan-masakan yang unik. Tak jarang video-video mereka menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang.
Tidak bisa dipungkiri bahwa food vlogger telah menjadi salah satu fenomena di dunia digital. Mereka bukan hanya sekedar menunjukkan makanan, tapi juga memberikan ulasan dan rekomendasi kepada penonton. Dengan begitu, banyak orang yang menganggap mereka sebagai panduan yang dapat diandalkan dalam memilih tempat makan atau mencari inspirasi menu baru.
ADVERTISEMENT
Saya merasa sebenarnya profesi ini telah lama ada di Indonesia, walaupun dulu mungkin belum disebut dengan istilah food vlogger seperti sekarang ini.
Mungkin anda pernah menonton acara di salah satu stasiun TV swasta, yang menayangkan seseorang berkeliling mencicipi makanan di beberapa tempat dan kemudian mengomentarinya. Sebut saja contohnya Bondan Winarno yang terkenal dengan tagline "Maknyus" nya, atau ada Benu Buloe yang berkeliling membawakan acara wisata kuliner.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan sosial media seperti saat ini, profesi seperti yang dilakukan oleh pak Bondan dan Benu Buloe berpindah penyampaiannya di media sosial dalam bentuk video blog (vlog). Sehingga dikenal konsep food vlogger seperti sekarang ini.
Awal profesi Food Vlogger
Profesi food vlogger atau influencer makanan diawali oleh beberapa tokoh yang mempopulerkan tren ini. menerut beberapa sumber media, salah satu tokoh yang menginisiasi profesi ini adalah Julie Powell, seorang penulis buku asal Amerika Serikat yang dikenal karena mempopulerkan trend memasak makanan dengan mengikuti resep-resep dari buku Mastering the Art of French Cooking karya Julia Child.
ADVERTISEMENT
Julie memulai proyek ini pada tahun 2002 dan membagikan pengalaman serta resep masakan yang dia ciptakan melalui blog pribadinya yang diberi judul "The Julie/Julia Project". Blog ini kemudian menjadi populer dan dijadikan buku yang berjudul "Julie & Julia: My Year of Cooking Dangerously" dan diadaptasi menjadi film pada tahun 2009.
Selain itu, terdapat juga beberapa tokoh lain yang memopulerkan profesi food vlogger, seperti Andrew Zimmern, Alton Brown, dan Anthony Bourdain.
Andrew Zimmern dikenal karena acara televisinya yang berjudul "Bizarre Foods with Andrew Zimmern" yang menampilkan makanan-makanan unik dan eksotis dari berbagai belahan dunia.
Sementara Alton Brown dikenal karena acara televisinya yang berjudul "Good Eats" yang mengajarkan cara memasak dan mengeksplorasi makanan dari berbagai sudut pandang, mulai dari sejarah hingga ilmu pengetahuan di balik makanan.
ADVERTISEMENT
Anthony Bourdain juga menjadi salah satu tokoh penting dalam dunia kuliner dan mempopulerkan profesi food vlogger melalui acara televisinya yang berjudul "No Reservations" dan "Parts Unknown".
Dari sinilah kemudian berkembang tren profesi food vlogger atau influencer makanan yang semakin populer di era digital saat ini.
Sejak saat itu, keberadaan mereka telah menginspirasi orang-orang yang menyukai dunia kuliner untuk menjadi food vlogger.
Saat ini banyak beberapa tokoh food vlogger dunia yang sangat populer, salah satunya adalah Mark Wiens yang dikenal sebagai salah satu food vlogger terbaik di dunia dengan lebih dari 8 juta pengikut di YouTube.
Selain memiliki pengetahuan yang luas tentang makanan, Mark juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati, sopan, dan bersikap baik terhadap orang yang ia temui selama perjalanannya. Ia selalu berusaha untuk memperkenalkan budaya dan makanan dari negara yang ia kunjungi dengan cara yang positif dan menghargai.
ADVERTISEMENT
Tantangan seorang Food Vlogger
Mungkin terdengar mudah untuk menjadi food vlogger, namun sebenarnya tidak demikian. Mereka harus pandai dalam menyajikan vlognya dengan menarik, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap rasa, dan mampu mengemas konten dengan baik agar menarik perhatian penonton. Selain itu, food vlogger juga harus konsisten dalam memproduksi konten agar tetap relevan dan memiliki basis penggemar yang besar.
Food vlogger juga memiliki peran penting dalam industri makanan. Mereka dapat mempromosikan restoran-restoran kecil yang mungkin tidak terkenal, atau memperkenalkan masakan-masakan tradisional yang jarang terdengar. Melalui video-videonya, food vlogger dapat memperluas cakupan penonton dan membantu usaha kecil-kecilan atau UMKM.
Namun, seperti halnya dengan media sosial, food vlogger juga memiliki beberapa kelemahan. Beberapa orang menganggap mereka hanya mencari popularitas dan berusaha memperoleh keuntungan dengan cara yang tidak jujur. Ada juga yang mempertanyakan keaslian dari ulasan dan rekomendasi yang diberikan oleh food vlogger.
ADVERTISEMENT
Bedasarkan kejadian yang diceritakan oleh food vlogger Magdalena, hal ini menunjukkan bahwa profesi tersebut juga memiliki tantangan dan rintangan yang mungkin tidak terlihat oleh banyak orang. Sebagai seorang food vlogger harus menghadapi situasi-situasi yang tidak terduga seperti penolakan dari restoran atau bahkan makanan yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
Kasus Magdalena juga menunjukkan bahwa keberhasilan sebagai seorang food vlogger tidak hanya bergantung pada jumlah pengikut atau popularitas di media sosial. Ada faktor-faktor lain seperti kejujuran, kecerdasan, dan keterampilan dalam mereview makanan yang juga memengaruhi keberhasilan seorang food vlogger.
Dalam hal ini, kasus Magdalena dapat menjadi pelajaran bagi para food vlogger lainnya untuk tetap profesional dalam melakukan pekerjaan mereka.
Mereka harus mempertimbangkan tanggung jawab dan akibat dari setiap ulasan yang diberikan serta menghargai keputusan dari restoran atau pengusaha kuliner lainnya yang tidak ingin direview. Selain itu, mereka juga harus memiliki keterampilan dan kecerdasan dalam mereview makanan agar ulasan yang diberikan dapat menjadi panduan yang berguna bagi pengikut mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa food vlogger saat ini telah menjadi salah satu sumber inspirasi bagi banyak orang. Mereka membawa pengalaman baru tentang makanan dan membantu kita menemukan tempat makan yang unik dan menyenangkan. Jadi, tak heran jika mereka tetap menjadi fenomena yang terus berkembang di dunia digital dan menjadi salah satu langkah yang diambil untuk menjadi populer.