Mempersiapkan Diri Menghadapi Perubahan

Akbar Mia
ASN Kemenpora yang juga seorang adventurir. Menyukai kegiatan luar ruang, hiking, beladiri dan olahraga, terutama Aikido, jogging dan memanah. Alumnus program pascasarjana UI konsentrasi Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan
Konten dari Pengguna
15 Februari 2023 19:43 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi terjadinya perubahan iklim terhadap planet bumi (Foto: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi terjadinya perubahan iklim terhadap planet bumi (Foto: pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Bergantinya tahun, menandai salah satu perubahan yang terjadi pada kehidupan manusia. Dalam kehidupannya, manusia akan senantiasa menghadapi berbagai perubahan. Dari kecil menjadi dewasa, dari sendiri menjadi berkeluarga, dari pelajar menjadi mahasiswa dan kemudian menjadi pekerja, dari hanya berdua dengan pasangan menjadi memiliki anak-anak, dan berbagai macam perubahan lainnya. Perubahan bahkan dapat terjadi pada hal-hal kecil seperti perpindahan lokasi tempat tinggal, perubahan tempat kerja, bergantinya atasan kerja, atau bahkan perputaran jabatan atau posisi pekerjaan. Perubahan bahkan bisa datang dari sekadar hadirnya rekan kerja baru.
ADVERTISEMENT
Banyak di antara manusia yang sedemikian takut menghadapi perubahan dalam kehidupannya. Bahkan ada yang secara sadar atau tidak sadar menghindari adanya perubahan. Di antara sebab ketidakinginan menjalani perubahan, adalah adanya ketakutan akan kehilangan zona nyaman yang selama ini dinikmati.
Zona nyaman tercipta saat kita terlalu lama berada suatu posisi tertentu, baik dalam konteks pekerjaan, kehidupan ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Meskipun zona nyaman menghadirkan stabilitas, namun dalam konteks kehidupan dan pekerjaan, zona nyaman seringkali menurunkan produktivitas. Pola business as usual menjadi salah satu yang dihindari dalam mengejar produktivitas kerja.
Kehidupan sendiri senantiasa sarat dengan berbagai perubahan. Satu-satunya hal yang konstan dalam kehidupan, adalah perubahan itu sendiri. Sepanjang hidup kita, kita akan selalu menghadapi perubahan. Selaiknya perubahan bukan untuk dijauhi, apalagi dibenci. Melainkan harus diterima, dihadapi, dan dijalani.
ADVERTISEMENT
Sejatinya perubahan bukanlah suatu hambatan apalagi ancaman. Bisa jadi perubahan membawa situasi gangguan pada suatu waktu, namun dengan menjadikan perubahan sebagai tantangan, justru dalam jangka panjang akan semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pribadi. Seiring berjalannya waktu, kita akan semakin terbiasa menghadapi perubahan dan mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Setiap tindakan atau perbuatan terdiri atas tiga komponen utama:
1. Kemampuan,
2. Kesempatan, dan
3. Kemauan.
Kita dapat mengembangkan dan melatih kemampuan agar sesuai atau memadai untuk mengikuti perubahan yang terjadi. Kita juga dapat mencari atau menciptakan kesempatan untuk mengerjakan tindakan tersebut, agar dapat menyesuaikan dengan perubahan. Namun kunci utamanya terletak pada kemauan. Dengan adanya kemauan, maka kita akan mengembangkan kemampuan dan/atau mencari kesempatan untuk memanfaatkan perubahan. Namun tanpa adanya kemauan, maka kemampuan yang dimiliki ataupun kesempatan yang tersedia, tidak akan dapat dimanfaatkan menjadi apa pun.
ADVERTISEMENT
Menghadapi perubahan, diperlukan kemauan untuk mengubah dan menyesuaikan diri dengan perubahan itu sendiri. Hanya dengan demikian kita dapat bertahan menghadapi perubahan dan bahkan berkembang.
Seorang lajang yang memasuki pernikahan, akan menghadapi banyak perubahan dalam kehidupannya. Apabila ia berkeras tetap mempertahankan pola hidupnya yang lama semasa ia masih lajang, apalagi bila pasangannya juga bersikap yang sama, besar kemungkinan pernikahan tersebut tidak akan bertahan lama.
Seorang pegawai yang mendapat rotasi atau mutasi, juga menghadapi banyak perubahan. Perubahan yang terjadi bisa dalam bentuk pola kerja, pola waktu kerja, tempat kerja, dan lain sebagainya. Apabila ia berkeras tidak mau mengikuti perubahan yang terjadi, lambat laun ia akan kelelahan, selalu mengeluh, bahkan bukan tidak mungkin mengalami konflik pribadi atau dengan rekan kerja lainnya.
ADVERTISEMENT
Datangnya perubahan selaiknya dipandang sebagai sebuah peluang. Datangnya perubahan membawa peluang bagi perkembangan dan peningkatan. Meski untuk menuju perkembangan dan peningkatan tersebut bisa jadi harus melalui jalan yang berliku atau bahkan terjal, maka harus disadari bahwa proses tersebut pada akhirnya akan membawa hasil yang baik. Daron Acemoglu dan James A. Robinson menyebut hal ini sebagai creative destruction. Kondisi ini terjadi ketika suatu hal yang baru dan lebih baik, muncul dan menggantikan hal yang lama. Pengetahuan kita akan semakin bertambah dan berkembang apabila kita mau menerima kenyataan bahwa pengetahuan kita sebetulnya sangat sedikit dan terbatas. Hanya dengan demikian pengetahuan dan keterampilan kita akan dapat terus bertambah dan berkembang.
David Robson dalam bukunya The Intelligence Trap menyebutkan hal ini ketika membahas mengenai Desirable Difficulties, Growth Mindset, dan Intellectual Humility.
ADVERTISEMENT
1. Desirable Difficulties adalah konsep pendidikan yang menyebutkan bahwa sebenarnya kita belajar dengan lebih baik apabila pemahaman atau pembelajaran awal kita dibuat lebih sulit, bukan lebih mudah.
2. Growth Mindset yaitu keyakinan bahwa keterampilan dan kemampuan dapat dikembangkan dan dilatih. Selain meningkatnya pencapaian akademik, ditemukan juga bahwa hal ini memiliki pengaruh pada pengambilan keputusan yang lebih bijak, yang nantinya menyumbang pada sifat-sifat lainnya, seperti intellectual humility.
3. Intellectual Humility sendiri didefinisikan sebagai kapasitas untuk menerima keterbatasan penilaian dan berusaha mengompensasi kelemahan kita. Riset ilmiah menunjukkan bahwa hal ini adalah karakteristik yang sangat penting namun sering terlupakan.

Menghadapi Perubahan

Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Shutter Stock
Menghadapi perubahan memang seringkali dapat menakutkan, apalagi bagi mereka yang sudah terbiasa berada dalam zona nyaman. Apalagi yang berada dalam zona nyaman selama waktu yang berkepanjangan. Alih-alih melihat perubahan sebagai tantangan atau peluang, malah dipandang sebagai hambatan bahkan gangguan.
ADVERTISEMENT
Penempatan posisi atau tempat yang baru, yang seharusnya bisa dilihat sebagai kesempatan untuk menambah pengetahuan baru, sistem kerja yang baru, jaringan yang baru, dan tentunya kompetensi baru, seringkali justru dipandang sebagai hal yang memberatkan, menyusahkan, atau bahkan meresahkan.
Datangnya rekan kerja yang baru sering dipandang sebagai datangnya kompetitor, ancaman, pembawa destabilisasi, perusak ketenangan, bukannya sebagai tambahan dukungan, rekan untuk bersinergi, berkolaborasi dan berbagi tugas.
Untuk dapat menghadapi perubahan dengan baik, perlu adanya perubahan mindset atau cara pandang. Mereka yang tidak siap, tidak bisa atau tidak mau mengikuti perubahan biasanya justru cenderung mudah terlempar. Sebagian orang mengatakan dengan istilah riding the wave, menunggang arus perubahan. Perubahan tidak mungkin dihindari ataupun dicegah. Daya adaptasi yang baik akan memastikan perubahan yang menghampiri justru mendatangkan keuntungan.
ADVERTISEMENT
Di antara rumusan menghadapi perubahan adalah menjadi REAL (be REAL); Robust, Excel, Agile, Learn.

1. Robust (Kokoh)

Mengikuti arus perubahan bukan berarti kita menjadi terombang-ambing. Untuk dapat riding the wave, justru kita harus berdiri dengan kokoh agar dapat melihat ke mana arah perubahan yang terjadi, apa perubahan yang sedang terjadi, bagaimana memanfaatkan perubahan tersebut untuk mengembangkan kompetensi diri.
Mengikuti arus perubahan tanpa memiliki landasan yang baik justru akan membuat kita terombang-ambing tanpa arah. Sebaiknya gunakan kompetensi yang sudah dimiliki sebagai dasar untuk mengikuti perubahan tersebut. Kembangkan, pertajam dan perluas kompetensi tersebut. Intensifikasi dan ekstensifikasi pengetahuan dan kompetensi akan menjadi kunci sukses melalui perubahan.

2. Excel (Unggul)

Intensifikasi dan ekstensifikasi pengetahuan dan kompetensi melalui perubahan yang terjadi, berarti semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitas diri. Ini akan menciptakan keunggulan (excellence) yang akan sangat berguna di masa depan. Excel juga berarti meningkat atau peningkatan, yang bisa dikaitkan dengan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang terjadi.
ADVERTISEMENT

3. Agile (Tangkas/Lincah)

Menghadapi perubahan, diperlukan kelincahan atau ketangkasan untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi. Perubahan tidak akan pernah tertahankan, karenanya mengikuti perubahan merupakan langkah yang bijak. Kelincahan mengikuti perubahan akan memastikan kita dapat memanfaatkan perubahan yang berlangsung untuk mengembangkan diri kita sendiri, dan bahkan mengembangkan orang-orang lain di sekeliling kita.

4. Learn (Belajar)

Dalam bukunya The Intelligence Trap, David Robson mengemukakan bahwa diantara karakter utama orang-orang sukses adalah rasa keingintahuan (curiosity) yang besar. Sepanjang sejarah, keingintahuan merupakan dasar berbagai penemuan-penemuan besar yang mengubah kehidupan umat manusia. Sebagai manusia, saat anak-anak, kebanyakan kita memiliki keingintahuan yang sangat besar. Keingintahuan ini yang menjadi dorongan kita untuk terus belajar saat anak-anak. Namun saat dewasa, kebanyakan kehilangan keingintahuannya, kehilangan dorongan untuk terus belajar dan mencari tahu berbagai hal.
ADVERTISEMENT
Padahal keingintahuan dan dorongan untuk terus belajar merupakan salah satu kunci untuk dapat melalui perubahan-perubahan yang terus terjadi dan bahkan memetic keuntungan darinya.

Perubahan adalah Keniscayaan

Sepanjang kehidupan, kita sebagai umat manusia akan senantiasa menghadapi berbagai perubahan. Mulai dari perubahan-perubahan kecil yang kadang bahkan tidak kita sadari, hingga perubahan yang besar dan bahkan perubahan yang bersifat drastis. Disadari atau tidak, diinginkan atau tidak, semua perubahan tersebut akan memiliki dampak dalam kehidupan kita.
Perubahan akan senantiasa terjadi, dan tidak mungkin dihindari, apalagi dilawan. Sebagian besar perubahan terjadi diluar kehendak dan kuasa kita. Karenanya, menjadi sangat penting untuk membiasakan diri dalam menghadapi perubahan yang akan senantiasa terjadi. Hanya ada dua pilihan untuk menghadapi perubahan, mengikuti dan riding the wave atau menolak dan tergilas. Perubahan akan senantiasa ada, karena perubahan adalah keniscayaan.
ADVERTISEMENT