Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Kisah Kang Yayat, Sahabat Rumah Amal yang Bangkit dari Keterpurukan
23 Agustus 2022 10:34 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Rumah Amal Salman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
(Rumah Amal Salman, Bandung) – Tidak ada yang mau memiliki nasib buruk dalam kehidupannya, tapi bila itu “terlanjur” menimpa, bisa jadi Allah sedang mempersiapkan nasib baik di kemudian hari, asalkan kita tidak menyerah.
ADVERTISEMENT
"Kekurangan itu bisa jadi kelebihan, asalkan jangan pantang menyerah," demikian penggalan kalimat yang diucapkan Yayat Supriyatna, salah satu penerima manfaat lengan palsu prostetik yang ditemui di kegiatan “Salman Techno Fest” Rumah Amal Salman, Minggu, 21 Agustus 2022.
Kang Yayat, begitu ia akrab disapa merupakan salah seorang difabel tuna daksa yang sudah tidak memiliki tangan secara utuh. Semuanya bermula saat Kang Yayat mengalami kecelakaan kerja di tahun 2019 silam. Waktu itu, kondisi fisiknya masih normal. Kedua tangannya juga masih aktif untuk menunjang pekerjaan Kang Yayat sebagai teknisi pemasangan WiFi di salah satu perusahaan telekomunikasi di Kota Bandung.
Waktu itu, Kang Yayat mengatakan ia mendapat tugas dari salah satu costumer yang meminta untuk mencabut tiang WiFi. Pekerjaan itu pun sudah biasa dia lakukan karena memang telah berulang kali melaksanakan tugas seperti itu.
ADVERTISEMENT
Namun pada saat itu, Kang Yayat punya tugas yang lumayan berbahaya. Sebab, di atas tiang WiFi yang akan dicabutnya, terpadat kabel listrik yang terpasang di Sutet.
"Sama atasan juga udah dibilangin, awas hati-hati di atasnya ada kabel listrik, kabel sutet," kata Kang Yayat.
Tak disangka, hal yang dikhawatirkan pun terjadi. Kang Yayat yang saat itu sudah berusaha mencopot tiang WiFi dengan melewati kabel listrik pun tetap tak bisa menghindari takdir yang harus dia terima.
Secara tiba-tiba, Kang Yayat terkena aliran listrik bertegangan tinggi saat sedang mencoba mencopot tiang WiFi tersebut. Tubuhnya langsung kaku dan tak bisa bergerak begitu aliran listrik itu menyambar.
Kang Yayat baru bisa melepaskan sengatan listrik bertegangan tinggi tersebut saat gardu listrik di sana meledak. Ia yang tak sadarkan diri langsung ditolong rekan kerjanya dan dilarikan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Kata teman, pas saya bisa lepas dari listrik, ada bunyi gardu yang meledak. Waktu itu listrik langsung mati, dan saya baru lepas dari tegangan listrik," tuturnya.
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, Kang Yayat harus menerima kenyataan yang memilukan. Hampir seluruh bagian tangan kirinya mengalami pembusukkan dan harus diamputasi oleh dokter untuk menghindari terjadinya kelumpuhan total di tangan Kang Yayat.
Selain tangan kirinya, tangan kanan Kang Yayat juga terkena imbasnya. Kang Yayat memang masih beruntung karena tangan kanannya itu tidak turut diamputasi. Namun karena tendon atau jaringan yang menempelkan tulang ke otot dari tangan kanannya hanya tersisa satu untuk aliran oksigen, tangan kanan Yayat tidak bisa dia gerakkan secara normal.
ADVERTISEMENT
"Tangan kanan tendonnya udah pada abis, cuma ada satu untuk oksigen, jadi enggak diamputasi. Tapi jari digerakin enggak bisa, sama dokternya katanya cuma bisa narik barang, ngegaruk sama makan," ucapnya.
Selama menjalani perawatan di rumah sakit, Kang Yayat mengalami depresi berat. Dia sudah tidak punya semangat hidup lagi setelah kehilangan satu lengannya akibat kecelakaan kerja tersebut.
Meskipun, kantor tempat Kang Yayat bekerja menanggung semua pengobatannya. Kang Yayat bahkan masih bisa menikmati gaji dari kantornya itu, walau sekarang dia sudah tidak berstatus sebagai pegawai.
"Stress, depresi, nggak ada semangat hidup. Hidup juga nggak karuan, mikirnya ini gimana untuk anak istri. Apalagi udah diamputasi, saya udah mikir hidup nggak berguna, apa-apa harus minta tolong. Dipikir bisa kerja apa sih tangan ini, jadi kayaknya ngerepotin banyak orang," kenang Kang Yayat.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, takdir berkata lain. Di tahun 2019, Kang Yayat dipertemukan dengan Wildan Trusaji, dosen Fakultas Teknik Industri ITB yang saat itu sedang menggarap inovasi tangan dan kaki palsu bersistem bionik dan protestik untuk disalurkan ke kaum difabel. Wildan juga menjadi inovator yang tergabung bersama Rumah Amal Salman.
Begitu ditawarkan tangan bionik, semangat Kang Yayat pun langsung hidup kembali. Dibantu oleh istri dan kedua anaknya, Kang Yayat lalu mencoba bangkit dari keterpurukan usai mengalami kecelakaan tersebut.
"Alhamdulillah, support dari istri, anak, temen-temen, keluarga, sampe psiakiater, sekarang bisa semangat lagi. Karena ternyata, setidaknya saya masih berguna," ungkapnya.
Melalui tangan bionik itu, kepercayaan diri Kang Yayat kini sudah mulai muncul. Ia kini mulai menjajal bisnis kaos di marketplace untuk menghidupi keluarganya, dan mulai menggarap channel YouTube yang dia isi dengan konten drum cover beberapa lagu bergente rock yang dia sukai.
ADVERTISEMENT
Di tahun ini, Kang Yayat juga punya kebanggaan yang akan terus dia ceritakan. Kang Yayat berhasil menyabet juara ketiga di ajang lomba bertaraf internasional Cybathlon 2022 pada Mei lalu di Zurich, Swiss. Cybathlon sendiri merupakan acara multiolahraga dan kompetisi internasional yang menjadi wadah untuk para tuna daksa bersaing satu sama lain menyelesaikan tugas sehari-hari dengan menggunakan sistem bantuan teknis yang canggih.
"Tangan bionik ini sangat membantu, bisa genggam barang dan meningkatkan kepercayaan diri. Walaupun udah nerima kita amputasi, tetap kita kalau keluar rumah, apalagi perjalanan jauh, kita butuh ini, walaupun enggak menyerupai tangan," tuturnya.
Sementara dari pihak penyelenggara, Direktur Rumah Amal Salman, Agis Nurholis menjelaskan tahun ini pihaknya menggelar Salman Techno Fest untuk mengapresiasi para inovator-inovator dalam negeri untuk mendedikasikan ilmunya kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ketua Pelaksana Salman Techno Fest, Abdul Aziz juga menambahkan ada sekitar 30 produk teknologi yang dipamerkan. Pameran dibagi menjadi empat kategori, yakni teknologi ramah bencana, teknologi ramah difabel, teknologi ramah lingkungan, dan teknologi ramah pangan.
“Mudah-mudahan dengan adanya pameran ini bisa menjadi cikal bakal munculnya inovasi-inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat umum,” pungkasnya. ***
---
Rumah Amal Salman adalah lembaga pengelola zakat, infak, sedekah dan lainnya yang berfokus pada pendidikan dan teknologi.
Alamat: Jalan Gelap Nyawang nomor 4, Bandung | Call Center +62 811-2228-333 |www.rumahamal.org| instagram.com/rumahamalsalman/