Konten dari Pengguna

Perubahan Besar dan Tantangan SDM di Era Revolusi Industri

Sabriana Az-Zahra
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya
28 Mei 2024 7:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabriana Az-Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
Kemunculan era revolusi industri membuka cara-cara baru untuk mengubah energi bagi kehidupan manusia dan memproduksi barang bagi dunia pabrik. Hal ini membebaskan manusia dari ketergantungan ekosistem sekitarnya. Pada era tersebut, mulai banyak manusia yang menebang hutan, membendung sungai, bahkan membangun ribuan kilometer rel kereta api dan membangun gedung-gedung pencakar langit.
ADVERTISEMENT
Semakin meluasnya aktivitas di era modern kini ternyata membawa perubahan besar di muka bumi ini. Bumi yang sebelumnya hijau, kini menjadi penuh dengan aktivitas perbelanjaan beton dan plastik. Jumlah satwa pun kian hari semakin berkurang karena banyaknya habitat spesies yang punah. Hal tersebut sangat berbeda dengan jumlah manusia yang semakin bertambah setiap harinya. Pada tahun 1700-an bumi dihuni sekitar 700 juta jiwa, kemudian tahun 1800-an bumi dihuni sekitar 950 juta jiwa, lalu pada tahun 1900 hampir dua kali lipat populasi manusia di muka bumi ini yaitu kisaran 1,6 miliar jiwa, kemudian pada tahun 2000 meningkat empat kali lipat menjadi 6 miliar jiwa yang menduduki bumi kita.
Populasi manusia kian hari semakin bertambah diiringi dengan berkurangnya populasi satwa di muka bumi dan meluasnya lahan pembangunan. Akibatnya, banyak pemanasan global yang terjadi, naiknya permukaan air laut, polusi yang semakin meluas, dan bumi menjadi kurang ramah bagi spesies yang hidup di dalamnya. Lahirnya revolusi industri juga membawa pergolakan besar dalam dunia manusia, seperti munculnya urbanisasi, hilangnya kaum petani, pemberdayaan masyarakat, bahkan kebangkitan kaum proletar industri pun terjadi setelah masa revolusi industri.
Sumber : Pixabay
Namun, dibalik dampak negatif yang terjadi pada era modern ini, revolusi industri juga membawa banyak perubahan baru bagi kehidupan manusia. Salah satu contoh yang fenomenal yaitu ritme pertanian tradisional yang digantikan dengan perindustrian dengan jadwal yang diseragamkan. Mulanya, pertanian tradisional hanya bergantung pada siklus pergerakan matahari dan pergantian musim tanpa memedulikan hari atau tahun berapa saat itu. Tetapi, berbeda dengan industri modern saat ini, setiap orang harus mematuhi jadwal dengan tepat. Setiap pekerja harus tiba di tempat kerja pada waktu yang sama, dan kegiatan lainnya diatur secara teratur dan serentak, termasuk jam pulang para karyawan pun serentak dengan menunggu peluit dibunyikan sebagai tanda waktu bekerja telah usai.
ADVERTISEMENT
Pada mulanya, hanya pabrik yang menerapkan batasan waktu untuk setiap kegiatan para pekerjanya. Tetapi, lambat laun instansi lain seperti kantor pemerintah, sekolah, rumah sakit, dan toko kelontong juga menerapkan hal demikian. Keterlambatan beberapa menit akan berpengaruh pada penurunan produksi dan mungkin saja bisa menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi pekerja yang terlambat datang ke kantor. Pada era ini pula, layanan kereta api komersial mulai beroperasi di Inggris antara Kota Liverpool hingga Manchester. Namun, karena jam antar kota yang berbeda-beda, kereta komersial kian hari sudah semakin cepat, serta alat komunikasi belum berkembang pesat pada masa itu, akhirnya pada tahun 1847 perusahaan kereta api di Inggris sepakat untuk menyesuaikan waktu perjalanan kereta api dengan waktu Greenwich.
ADVERTISEMENT
Kebijakan tersebut diikuti oleh banyak institusi lainnya. Hingga pada tahun 1880, pemerintah Inggris membuat Undang-Undang bahwa semua jadwal di Inggris harus mengikuti waktu Greenwich. Fenomena ini menjadi yang pertama kalinya bagi sejarah dimana sebuah negara mewajibkan penduduknya untuk hidup berdasarkan jam buatan bukan jam lokal atau siklus terbit dan terbenamnya matahari.
Revolusi Industri 4.0
Sumber : Pixabay
Kemunculan revolusi industri yang terjadi sekitar abad ke-17 sampai awal abad ke-18 ini disebut dengan Revolusi Industri 1.0 yang ditandai dengan hadirnya pabrik-pabrik dan penemuan tenaga uap. Kemudian, hadir Revolusi Industri 2.0 yang terjadi sekitar pertengahan abad 18 yang ditandai dengan adanya pemanfaatan tenaga listrik dan produksi mobil. Kemudian, era Revolusi Industri 3.0 terjadi sejak tahun 1960 yang ditandai dengan pesatnya informasi digital, komputer, dan smartphone. Terakhir, Revolusi Industri 4.0 atau masa kini yang merupakan salah satu bentuk teknologi modern tahun 2020 yang pengaplikasiannya diwujudkan melalui teknologi canggih. Era ini ditandai dengan kehadiran internet, robot, artificial intelligence, driverless vehicle, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Kemunculan teknologi yang semakin canggih di sisi lain dapat menjadi tantangan tersendiri bagi SDM yang berisiko tergantikan oleh inovasi teknologi apabila kurangnya pemahaman, keterampilan, dan penerapan teknologi dalam kegiatan sehari-hari. Tantangan di era modern ini bukan hanya berfokus pada keterampilan teknologi saja, namun juga mencakup aspek soft skills, misalnya kemampuan beradaptasi, kepekaan sosial, etika dalam lingkungan sosial, dan sebagainya.
Bagaimana cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi tantangan di era modern ini?
Pertumbuhan yang cepat di era Revolusi Industri 4.0 semakin meningkatkan kebutuhan kompetensi SDM. Kompetensi yang dibutuhkan dalam industri kini bukan hanya pada kemampuan komunikasi dan kerjasama SDM saja, tetapi juga membutuhkan kemampuan kreativitas dalam penggunaan teknologi sesuai dengan kebutuhan industri. Meningkatkan kreativitas merupakan salah satu strategi pengembangan SDM yang lebih efektif dan produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara aktif memberikan pelatihan, sertifikasi, dan mengembangkan karir.
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, SDM harus mendorong perubahan pada dunia industri serta menyesuaikan fungsi-fungsinya dengan memperkuat inovasi dan memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan produktivitas dan kinerjanya. Era Revolusi Industri 4.0 ini merupakan masa yang memiliki banyak tantangan sekaligus kesempatan yang luas agar SDM dapat mengembangkan potensi diri sehingga mampu berdaya guna bagi industri.
***
Referensi :
Andriani, D., Nurfadhlini, N., & Supratikta, H. (2024). Perencanaan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi peluang dan tantangan di era industri 4.0. Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 2(4), 320–327. https://doi.org/10.572349/neraca.v2i4.1304
Harari, Y. N. (2015). Sapiens: A Brief History of Humankind. New York: HarperCollins.
Tahar, A., Setiadi, P. B., & Rahayu, S. (2022). Strategi pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 menuju era society 5.0. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 12380-12394.
ADVERTISEMENT