Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
3 Teori Pengembangan Wilayah dalam Ilmu Geografi
5 November 2023 23:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengembangan wilayah adalah proses perubahan dan peningkatan kualitas wilayah dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan politik.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pengembangan wilayah, ada beberapa teori pengembangan wilayah yang biasa digunakan, yakni teori tempat sentral, teori sektoral, dan teori kutub pertumbuhan.
Simak pembahasan mengenai teori pengembangan wilayah dalam ilmu geografi pada ulasan di bawah ini.
3 Teori Pengembangan Wilayah
Dikutip dari buku Pengembangan Wilayah karya Ilham Mirzaya, (2023) terdapat berbagai teori yang menjelaskan tentang pengembangan wilayah.
Teori-teori tersebut berasal dari hasil penelitian dan pengamatan para ahli geografi dan ilmuwan lainnya yang mempelajari fenomena perkembangan wilayah di berbagai negara dan kawasan.
Berbagai teori tersebut dapat digunakan sebagai acuan dan bahan analisis dalam merencanakan dan mengimplementasikan pengembangan wilayah di masyarakat .
Beberapa teori pengembangan wilayah yang populer dalam ilmu geografi adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Walter Christaller, seorang ahli geografi asal Jerman, pada tahun 1933. Teori ini menjelaskan hubungan antara kota sebagai pusat pertumbuhan dengan pemukiman kecil di sekitarnya.
Menurutnya, kota menyediakan barang dan jasa bagi penduduk sekitarnya dan berfungsi sebagai pusat distribusi. Kota juga memiliki tingkat hierarki yang berbeda-beda, tergantung dari jenis dan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
2. Teori Sektoral (Sector Theory)
Teori sektoral dikembangkan oleh August Losch, seorang ekonom asal Jerman, pada tahun 1940.
Teori ini merupakan pengembangan dari teori tempat sentral Christaller yang mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya wilayah sentral.
Misalnya wilayah yang ideal adalah wilayah yang dapat mendistribusikan barang dengan jarak minimal, namun keuntungan yang relatif sama. Teori ini menitikberatkan pada memaksimalkan keuntungan dengan meminimalkan biaya transportasi.
ADVERTISEMENT
3. Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory)
Teori kutub pertumbuhan dicetuskan oleh Francois Perroux, seorang ekonom asal Prancis, pada tahun 1950-an.
Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak merata di seluruh wilayah, tetapi terpusat pada beberapa titik atau kutub pertumbuhan.
Kutub pertumbuhan sendiri merupakan daerah atau kota yang memiliki industri unggulan atau strategis yang dapat menarik investasi, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi daerah sekitarnya melalui efek penyebaran (spread effect) atau efek penularan (trickle-down effect).
Itulah beberapa teori pengembangan wilayah dalam ilmu geografi yang bisa dikembangkan untuk melakukan pengembangan wilayah. (WWN)