6 Peninggalan Sejarah pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
19 Februari 2024 1:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Peninggalan Sejarah pada Masa Penjajahan. Sumber: Unsplash.com/Irfan Bayuaji
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peninggalan Sejarah pada Masa Penjajahan. Sumber: Unsplash.com/Irfan Bayuaji
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ratusan tahun mengalami penjajahan oleh Belanda membuat Indonesia memiliki banyak peninggalan sejarah. Salah satu contoh peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda di Indonesia adalah Museum Fatahillah di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Museum dengan luas sekitar 1.300 m² itu dahulu merupakan Balai Kota Batavia. Bentuk bangunannya menyerupai Istana Dam yang ada di Amsterdam, Belanda.

6 Peninggalan Sejarah pada Masa Penjajahan Belanda

Ilustrasi Peninggalan Sejarah pada Masa Penjajahan. Sumber: Unsplash.com/Alif Zainuri
Peninggalan sejarah merupakan bukti valid dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Salah satu contoh adalah peninggalan sejarah yang menjadi bukti adanya peristiwa penjajahan Belanda di negara Indonesia.
Berikut adalah penjelasan mengenai enam contoh peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

1. Museum Fatahillah

Museum Fatahillah terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat. Sebelum menjadi museum, Museum Fatahillah merupakan Balai Kota Batavia pada masa pendudukan Belanda di Indonesia.
Mengutip dari buku berjudul Buku Pintar Museum di Indonesia & Dunia, Rahayu (2019: 23), bangunan museum menyerupai Istana Dam di Amsterdam. Susunan bangunan Museum Fatahillah, yaitu:
ADVERTISEMENT

2. Jalan Anyer Panarukan

Pada masa pendudukan Belanda di Indonesia, bangsa tersebut melakukan berbagai macam kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah melakukan kerja paksa atau kerja rodi membangun Jalan Raya Pos Anyer Panarukan.
Pembangunan jalan tersebut terjadi pada tahun 1808, yakni saat pemerintahan Daendels. Tujuan pembangunan jalan dari Anyer hingga Panarukan adalah mempermudah arus transportasi, baik itu pengiriman barang pos, dokumen, maupun jalur komunikasi.

3. Istana Merdeka

Peninggalan Belanda lainnya adalah Istana Merdeka. Mengutip dari buku Menyelisik Museum Istana Kepresidenan Jakarta, Pamuji (2020: 57), Istana Merdeka mulai dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda James Loudon.
ADVERTISEMENT
Istana tersebut dibangun di atas lahan seluas 2.400 m² pada tahun 1873. Pengajuan rencana pembangunan Istana Merdeka pada masa itu diajukan oleh Gubernur Jenderal Pieter Mijer.

4. Lawang Sewu

Lawang Sewu merupakan bangunan peninggalan Belanda yang terletak di Semarang, Jawa Tengah. Makna istilah “Lawang Sewu” dalam bahasa Jawa adalah seribu pintu.
Bangunan yang dibangun sekitar tahun 1903 itu diberi nama Lawang Sewu karena terdiri dari banyak pintu. Walaupun demikian, jumlah pintu yang sebenarnya tidak mencapai seribu buah.

5. Benteng Belgica

Benteng Belgica merupakan bangunan peninggalan penjajahan Belanda yang terletak di Pulau Neira. Benteng tersebut dibangun oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) di lahan bekas Benteng Nassau.
Benteng Nassau itu sendiri merupakan benteng yang dibangun pada masa penjajahan Portugis. VOC membangun Benteng Belgica sebagai upaya mempertahankan diri dari serangan rakyat Banda yang menentang monopoli rempah-rempah.
ADVERTISEMENT

6. De Javasche Bank

Peninggalan Belanda selanjutnya adalah Gedung De Javasche Bank. Gedung tersebut terletak di Jalan Garuda No. 1 Krembangan, Surabaya.
Pada masa penjajahan, De Javasche Bank Surabaya merupakan cabang dari De Javasche Bank di Batavia. Serupa dengan Museum Fatahillah, Gedung De Javasche Bank di masa sekarang pun menjadi sebuah museum.
Berdasarkan ulasan di atas, diketahui bahwa ada banyak peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda. Enam di antaranya adalah Museum Fatahillah, Jalan Anyer Panarukan, Istana Merdeka, Lawang Sewu, Benteng Belgica, dan De Javasche Bank. (AA)