Konten dari Pengguna

6 Tokoh Penyebar Agama Islam di Indonesia Abad ke-15

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
18 April 2025 9:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tokoh penyebar agama Islam di Indonesia. Unsplash/Juli Kosolapova.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tokoh penyebar agama Islam di Indonesia. Unsplash/Juli Kosolapova.
ADVERTISEMENT
Proses Islamisasi di Indonesia tidak lepas dari peran para tokoh yang aktif menyebarkan ajaran Islam ke berbagai daerah. Selain berdakwah, tokoh penyebar agama Islam di Indonesia juga terlibat dalam pendidikan dan pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Atlas Wali Songo, Agus Sunyoto (2017), meski proses Islamisasi sudah dimulai sejak abad ke-13, intensitas penyebaran Islam mulai meningkat signifikan di berbagai wilayah, terutama di Jawa dan Sumatera pada abad ke-15.

Tokoh Penyebar Agama Islam di Indonesia Abad ke-15

Ilustrasi tokoh penyebar agama Islam di Indonesia. Unsplash/Kelvin T.
Tokoh penyebar agama Islam di Indonesia pada abad ke-15 menggunakan pendekatan yang cukup beragam. Ada yang mengandalkan pesantren, ada pula yang menggunakan seni budaya sebagai media dakwah.
Beberapa tokoh juga berperan mendirikan kerajaan Islam yang menjadi pusat kekuasaan dan pendidikan agama.
Berikut ini beberapa sosok penting dalam penyebaran Islam di Indonesia pada abad ke-15:

1. Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)

Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai salah satu perintis dakwah Islam di Pulau Jawa. Dia datang dari wilayah Persia dan menetap di Gresik sekitar akhir abad ke-14 atau awal abad ke-15.
ADVERTISEMENT
Dakwahnya banyak difokuskan pada perbaikan sosial masyarakat, terutama di bidang kesehatan dan pertanian.
Cara pendekatannya yang humanis membuat ajaran Islam diterima secara luas. Dia wafat pada 1419 dan makamnya kini menjadi salah satu situs ziarah di Gresik.

2. Sunan Ampel

Sunan Ampel mendirikan Pesantren Ampel Denta di Surabaya yang menjadi pusat pendidikan Islam. Dia juga merupakan guru dari beberapa wali lainnya, termasuk Sunan Bonang dan Sunan Giri.

3. Sunan Giri (Raden Paku)

Sunan Giri mendirikan pesantren di Giri, Gresik, yang kemudian menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam terpenting di Jawa Timur.
Selain aktif dalam pendidikan, dia juga menciptakan lagu dolanan anak-anak yang memuat nilai-nilai keislaman. Pengaruhnya meluas hingga wilayah Indonesia bagian timur melalui jaringan dakwah dan perdagangan.
ADVERTISEMENT
Dakwahnya banyak menekankan pentingnya pendidikan dan etika sosial dalam ajaran Islam. Dia juga dikenal sebagai penasihat penting dalam pembentukan Kesultanan Demak.

4. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga dikenal karena metode dakwahnya yang sangat akrab dengan budaya lokal. Dia menggunakan wayang kulit, gamelan, dan tembang sebagai media penyampaian nilai-nilai Islam.
Pendekatan ini membuat Islam mudah diterima oleh masyarakat Jawa yang kental dengan tradisi budaya. Selain itu, Sunan Kalijaga juga aktif dalam pembangunan Masjid Agung Demak.

5. Maulana Hasanudin (Banten)

Maulana Hasanudin adalah putra dari Sunan Gunung Jati. Ia memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di wilayah Banten dan mendirikan Kesultanan Banten pada pertengahan abad ke-15.
Pemerintahannya menjadikan Banten sebagai pusat perdagangan dan dakwah Islam yang strategis di pesisir barat Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Pendekatannya menggabungkan kekuatan politik dan dakwah agama secara harmonis

6. Sultan Alauddin Riayat Syah (Kesultanan Aceh)

Sultan Alauddin Riayat Syah dari Kesultanan Aceh Darussalam merupakan salah satu pemimpin penting dalam memperkuat Islam di Sumatera.
Dia dikenal sebagai raja yang sangat mendukung pendidikan Islam, bahkan mengundang ulama dari Timur Tengah untuk mengajar di Aceh.
Di masa pemerintahannya, Aceh berkembang sebagai pusat studi Islam dan peradaban maritim Islam yang kuat di Nusantara bagian barat.
Para tokoh penyebar agama Islam di Indonesia abad ke-15 berperan besar dalam membentuk identitas Islam Nusantara. Pendekatan mereka yang fleksibel dan berorientasi pada budaya lokal menjadikan Islam diterima secara luas. (rudin)