Konten dari Pengguna

Alasan Korea Utara dan Korea Selatan Tidak Bisa Bersatu

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
23 Oktober 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alasan Korea Utara dan Korea Selatan tidak bisa bersatu, Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Alasan Korea Utara dan Korea Selatan tidak bisa bersatu, Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
Pertanyaan mengapa korea utara dan korea selatan tidak bisa bersatu adalah sebuah pertanyaan yang muncul saat pelajaran sejarah. Sebelum Perang Dunia Pertama, Korea di bawah kekuasaan Jepang. selama tahun 1910 hingga 1945.
ADVERTISEMENT
Setelah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945 dan selama awal Perang Dingin, Korea memiliki pemerintahan bersatu yaitu Republik Rakyat Korea. Namun pemerintahan ini hanya bertahan sebentar dan korea terpecah menjadi sua bagian.

Sejarah Singkat Korea

Alasan Korea Utara dan Korea Selatan tidak bisa bersatu, Pexels/Markus Winkler
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan kedua negara tersebut sulit bersatu. Berikut adalah alasan Korea Utara dan Korea Selatan tidak bisa bersatu berdasarkan situs smithsonianmag.

1. Perbedaan Ideologi dan Sistem Pemerintahan

Penyebab yang pertama adalah adanya perbedaan ideologi dan sistem pemerintahan. Korea Selatan memiliki sistem demokrasi liberal dan ekonomi kapitalis, sementara Korea Utara adalah negara otoriter dengan ekonomi terpusat dan militeristik.
Upaya untuk menggabungkan dua sistem ini sangat kompleks. Terutama mengingat kontrol ketat pemerintah Korea Utara atas warganya dan ketergantungannya pada propaganda.
ADVERTISEMENT

2. Isu Nuklir dan Militer

Penyebab yang kedua adalah isu nuklir dan militer. Program nuklir Korea Utara menjadi salah satu hambatan terbesar bagi rekonsiliasi.
Korea Selatan dan sekutunya, terutama Amerika Serikat, menuntut denuklirisasi. Namun, Korea Utara menganggap senjata nuklir sebagai jaminan kelangsungan rezimnya dan alat tawar-menawar yang kuat.

3. Ketakutan akan Absorpsi

Penyebab yang ketiga adalah ketakutan adanya absorpsi. Korea Utara khawatir bahwa jika reunifikasi terjadi, negara mereka akan diserap oleh Korea Selatan. Hal ini disebabkan karena perbedaan besar dalam kekuatan ekonomi dan internasional.
Ekonomi Korea Selatan 50-60 kali lebih besar, dan populasinya dua kali lipat dari Korea Utara. Hal ini berkemungkinan "penyatuan lewat absorpsi" semakin nyata bagi Pyongyang.

4. Perubahan Sikap Politik Korea Utara

Penyebab yang ketiga adalah adanya perubahan sikap politik Korea Utara. Pada akhir 2023, Kim Jong Un menyatakan bahwa reunifikasi secara damai tidak lagi menjadi tujuan kebijakan Korea Utara.
ADVERTISEMENT
Hal ini menggambarkan hubungan dengan Korea Selatan sebagai "hubungan perang". Fokus rezim saat ini lebih pada kelangsungan hidupnya dibandingkan dengan reunifikasi.

5. Ketidaksepakatan Publik

Meski sebagian warga Korea Selatan masih berharap reunifikasi, banyak yang kini lebih memilih status quo dengan dua negara terpisah, mengingat risiko ekonomi dan ketidakpastian politik yang akan timbul dari penyatuan.
Mengapa Korea Utara dan Korea Selatan tidak bisa bersatu? Jawabannya adalah adanya perbedaan ideologi, politik, dan ekonomi yang sangat besar, serta faktor-faktor keamanan dan geopolitik. (Fia)