Konten dari Pengguna

Alasan Masyarakat dan Kebudayaan Sering Disebut sebagai Dwi Tunggal

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
21 Oktober 2024 16:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi alasan masyarakat dan kebudayaan sering disebut sebagai dwi tunggal. Pexels/pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alasan masyarakat dan kebudayaan sering disebut sebagai dwi tunggal. Pexels/pixabay
ADVERTISEMENT
Alasan masyarakat dan kebudayaan sering disebut sebagai dwi tunggal adalah karena keduanya memiliki keterkaitan yang erat dan saling memengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT
Kebudayaan tidak akan muncul tanpa adanya masyarakat yang menciptakan dan mewariskannya, sementara masyarakat membutuhkan kebudayaan sebagai pedoman dalam berperilaku dan menjalankan kehidupan sehari-hari.

Alasan Masyarakat dan Kebudayaan Sering Disebut sebagai Dwi Tunggal

Ilustrasi alasan masyarakat dan kebudayaan sering disebut sebagai dwi tunggal. Pexels/Aditya Agarwal
Mengapa masyarakat dan kebudayaan sering disebut sebagai dwi tunggal? Alasan ini terletak pada hubungan simbiosis di antara keduanya.
Seperti yang tertulis di artikel yang diterbitkan journal.uny.ac.id, pengertian dwitunggal adalah mengelola, menjaga, memadukan, dan memanfaatkan segala potensi hakekat perbedaan (dualistis), berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
Masyarakat adalah kumpulan individu yang hidup bersama dengan pola interaksi tertentu, sementara kebudayaan merupakan hasil dari interaksi tersebut. Kebudayaan mencakup nilai, norma, adat istiadat, dan pengetahuan yang diwariskan dalam kehidupan sosial masyarakat.
Keduanya tidak dapat dipisahkan karena masyarakat tanpa kebudayaan akan kehilangan identitas, dan kebudayaan hanya bisa eksis melalui praktik yang dijalankan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Masyarakat membutuhkan kebudayaan sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan dan membentuk identitas kolektif. Kebudayaan mencerminkan karakter dan cara berpikir masyarakat, baik melalui bahasa, seni, maupun tradisi yang dijalankan secara turun-temurun.
Inilah yang membuat hubungan keduanya begitu erat dan menjadi alasan masyarakat dan kebudayaan disebut dwi tunggal. Tanpa kebudayaan, masyarakat tidak memiliki acuan dalam berinteraksi, dan tanpa masyarakat, kebudayaan tidak dapat diteruskan atau berkembang.

Pengaruh Perubahan Sosial terhadap Dwi Tunggal

Ilustrasi alasan masyarakat dan kebudayaan sering disebut sebagai dwi tunggal. Pexels/Yudha Mahendra
Dalam menghadapi perubahan sosial, baik masyarakat maupun kebudayaan mengalami penyesuaian. Modernisasi dan globalisasi, misalnya, mendorong masyarakat untuk mengubah cara hidup, dan kebudayaan pun harus beradaptasi.
Namun, meskipun terjadi perubahan, keterkaitan antara masyarakat dan kebudayaan tetap kuat. Ini semakin memperkuat alasan masyarakat dan kebudayaan disebut dwi tunggal, karena hubungan keduanya selalu relevan, bahkan dalam kondisi sosial yang terus berubah.
ADVERTISEMENT
Kebudayaan berfungsi sebagai aturan yang mengatur kehidupan masyarakat agar berjalan harmonis. Nilai-nilai dan norma yang terkandung dalam kebudayaan membantu individu berperilaku sesuai dengan harapan sosial.
Dengan adanya kebudayaan, masyarakat dapat bekerja sama, menyelesaikan konflik, dan menjalani kehidupan yang tertata. Itulah sebabnya alasan masyarakat dan kebudayaan disebut dwi tunggal.
Alasan masyarakat dan kebudayaan sering disebut sebagai dwi tunggal adalah karena keduanya saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan.
Masyarakat membutuhkan kebudayaan sebagai pedoman hidup dan identitas, sementara kebudayaan hanya bisa hidup dan berkembang melalui praktik yang dijalankan oleh masyarakat.
Keterkaitan erat ini tetap terjaga meskipun terjadi perubahan sosial, menjadikan konsep dwi tunggal relevan dan esensial dalam memahami kehidupan sosial manusia. (Rahma)
ADVERTISEMENT