Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Alasan Muawiyah Enggan Mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah
9 Februari 2025 19:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Alasan Muawiyah Enggan Mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah, Foto:Unsplash/Thought Catalog](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkj5w6cxapc8k6m2a9pt9jm6.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah wafatnya Khalifah Utsman bin Affan, dunia Islam memasuki fase penuh dinamika dengan munculnya berbagai pandangan mengenai kepemimpinan.
Dalam situasi tersebut, keputusan Muawiyah bin Abi Sufyan untuk tidak segera memberikan pengakuan terhadap kepemimpinan Ali menimbulkan banyak pertanyaan.
Alasan Muawiyah Enggan Mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah
Mengapa Muawiyah enggan mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah menjadi salah satu pertanyaan besar dalam sejarah Islam awal.
Dikutip dari laman uin-alauddin.ac.id, sikap penolakan Muawiyah terhadap kepemimpinan Ali tidak terjadi tanpa alasan, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik politik maupun pribadi.
Salah satu penyebab utamanya adalah keyakinan Muawiyah bahwa Ali memiliki keterkaitan dengan peristiwa pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.
Ia beranggapan bahwa Ali tidak bertindak cukup tegas dalam menindak para pelaku, sehingga menimbulkan keraguan atas kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT
Sebagai gubernur Syam, Muawiyah memiliki kekuatan politik yang besar dan merasa bertanggung jawab untuk menuntut keadilan atas kematian Utsman. Ia menolak untuk berbaiat kepada Ali sebelum para pembunuh Utsman diadili.
Namun, situasi saat itu sangat kompleks, karena Ali sedang berusaha menstabilkan keadaan politik di Madinah yang masih kacau setelah insiden tersebut.
Selain itu, faktor persaingan antara dua keluarga besar, yakni Bani Umayyah dan Bani Hasyim, juga turut memperkeruh keadaan.
Muawiyah yang berasal dari Bani Umayyah memiliki hubungan keluarga dengan Utsman, sementara Ali merupakan bagian dari Bani Hasyim.
Rivalitas yang telah berlangsung sejak lama ini semakin tajam setelah peristiwa tragis tersebut, memperumit hubungan antara kedua tokoh.
Puncak ketegangan antara Ali dan Muawiyah terjadi dalam Perang Shiffin, yang menjadi salah satu konflik besar dalam sejarah Islam.
ADVERTISEMENT
Perang ini tidak hanya memperlihatkan perpecahan politik, tetapi juga berpengaruh terhadap dinamika pemerintahan Islam di masa mendatang.
Dengan berbagai faktor yang melatarbelakangi sikapnya, mengapa Muawiyah enggan mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah tetap menjadi topik penting yang dipelajari dalam sejarah Islam. (DANI)